NovelToon NovelToon
Kaisar Giok

Kaisar Giok

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: yogasurendra

Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.

Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekuasaan Kaisar

Mereka melewati lembah suram dihadang oleh putri mahkota Xiaolun Ruixiang dan pengawal pribadinya Yuan Jingtian. Zhang Xuanye mengerutkan keningnya bingung.

"Lama tak bertemu,"ucap Xiaolun Ruixiang tersenyum.

"Salam Yang Mulia putri. Apakah perjalanan kami menganggu Anda?"ucap Zhang Xuanye.

"Tidak. Namun aku membawa dekrit Kaisar untuk kalian terkhusus Anda,"balas Xiaolun Ruixiang mengalihkan pandanganya kepada biksuni Fengqing.

"Silahkan Yang Mulia putri membacakannya,"ucap biksuni Fengqing.

Putri Xiaolun Ruixiang menganggukkan kepalanya menginstruksikan Yuan Jingtian untuk membacakannya.

"Aku merasakan kegelapan yang begitu menakutkan telah menginvasi alam manusia sesaat di kota otonom Anruo. Aku telah menduga bahwa mereka mengincar relik suci sang Dewi. Dan aku meminta biksuni Fengqing untuk memberikan relik suci kepada kekaisaran untuk di jaga di gudang harta negara demi keamanan alam manusia dan kelangsungan ajaran welas asih mu"

Yuan Jingtian menutup kembali dekrit Kaisar. Zhang Xuanye mengerutkan keningnya terbersit perasaan tidak suka terhadap isi dekrit Kaisar Yang Jian.

"Aku harap Anda tidak melawan perintah Kaisar,"ucap Xiaolun Ruixiang.

"Mohon maaf. Aku tidak berkenan memberikan relik suci ini karena telah menjadi tradisi turun-temurun bagi ketua sekte Cixin untuk menjaganya dengan nyawanya sendiri sekalipun Kaisar pemimpin umat manusia saat ini yang memintanya,"balas Biksuni Fengqing sopan.

Putri Xiaolun Ruixiang mengerutkan keningnya merasa tak senang dengan balasan biksuni Fengqing. "Anda berani menolak dekrit Kaisar?"ucapnya dengan nada penuh penekanan.

Zhang Xuanye melangkahkan maju berdiri di depan biksuni Fengqing menatap putri Xiaolun Ruixiang Zhang Xuanye menatap putri Xiaolun Ruixiang dengan keteguhan, memancarkan aura ketenangan yang membuat atmosfir seketika berubah. Dia mengambil napas dalam sebelum berbicara, "Yang Mulia Putri Xiaolun, mohon dimengerti, biksuni Fengqing adalah sosok yang sangat dihormati. Relik suci yang dijaganya bukan hanya sekadar benda berharga, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam menjaga keseimbangan dunia ini."

Xiaolun Ruixiang tersenyum tipis, meski sorot matanya tidak menutupi kekecewaan yang dalam. "Zhang Xuanye, aku menghargai kata-katamu. Namun, dekrit ini bukan sekadar permintaan, ini adalah perintah dari Kaisar. Jika ada yang mencoba menolak, maka itu berarti berkhianat terhadap kekaisaran."

Yuan Jingtian mengamati dengan waspada, siap bertindak jika situasi memanas. Udara di lembah suram itu terasa semakin berat, ketegangan memenuhi setiap inci.

Namun, Biksuni Fengqing tetap tenang. "Aku tidak akan pernah berniat berkhianat kepada kekaisaran," ucapnya lembut. "Namun relik ini adalah penanda perjanjian kuno yang tak bisa begitu saja diserahkan, bahkan atas titah Kaisar sekalipun. Hanya Dewi Guanyin yang dapat memberikan keputusan akhir mengenai relik ini."

Zhang Xuanye melanjutkan, "Kegelapan yang kau sebut, Putri Xiaolun, akan menjadi ancaman yang nyata bagi semua, termasuk kekaisaran. Justru relik suci ini, dalam tangan yang tepat, akan menjadi kunci untuk melawan kekuatan jahat itu."

Xiaolun Ruixiang diam sejenak, mempertimbangkan setiap kata yang diucapkan. Dia tahu bahwa menekan mereka lebih jauh bisa berujung pada konflik, sesuatu yang sebenarnya dia hindari. Meski tegas dan keras, Xiaolun Ruixiang bukanlah pemimpin yang gegabah.

"Kalian memang keras kepala," gumamnya pelan. "Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk memikirkan ulang keputusan ini. Namun ingat, waktu kalian terbatas. Aku akan kembali ke Anruo, dan jika dekrit ini tidak dipatuhi, aku tidak punya pilihan selain melaporkannya langsung kepada Kaisar."

Dia berbalik, mengangguk kepada Yuan Jingtian untuk memimpin mundur pasukan kecil mereka. Sebelum pergi, Xiaolun Ruixiang menatap Zhang Xuanye sekali lagi. "Aku berharap kita tidak menjadi musuh."

Zhang Xuanye membalas tatapannya dengan tenang. "Aku juga berharap demikian."

Begitu mereka pergi, suasana di lembah terasa lebih tenang, meski ancaman masih menggantung di udara.

Biksuni Fengqing memandang Zhang Xuanye dengan penuh syukur. "Terima kasih, Zhang Xuanye. Sikapmu tadi sangat bijak. Namun, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Zhang Xuanye menatap lembah yang sunyi, pikirannya mulai berputar dengan cepat, memikirkan langkah berikutnya. "Kita perlu mencari jawaban lebih dalam. Relik suci ini harus dijaga, namun kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kegelapan yang sedang mendekat. Mungkin sudah saatnya kita menuju ke tempat di mana semuanya dimulai—kuil kuno di puncak Gunung Langit Utara."

Biksuni Fengqing mengangguk. "Gunung Langit Utara... Ya, di sana kita bisa mendapatkan petunjuk dari para leluhur sekte. Tapi perjalanan itu berbahaya."

Zhang Xuanye tersenyum tipis. "Kegelapan sedang mengepung kita, Biksuni. Bahaya adalah sesuatu yang harus kita hadapi jika ingin bertahan."

Dengan tekad yang bulat, mereka berdua mulai merencanakan perjalanan menuju puncak Gunung Langit Utara, tempat jawaban dan harapan mungkin menanti mereka.

Perjalanan menuju puncak Gunung Langit Utara terbentang di depan mereka seperti sebuah takdir yang tak terelakkan. Malam mulai turun, dan bintang-bintang muncul dengan keheningan yang anggun di langit. Zhang Xuanye dan Biksuni Fengqing berjalan dalam keheningan yang penuh makna, ditemani angin dingin yang menerpa wajah mereka.

"Gunung Langit Utara bukanlah tempat sembarangan," ujar Biksuni Fengqing tiba-tiba, memecah keheningan. "Banyak yang percaya bahwa gunung ini adalah penghubung antara dunia manusia dan dunia ilahi. Dikatakan bahwa di sanalah arwah para leluhur sekte Cixin masih berdiam, melindungi relik suci."

Zhang Xuanye menatap ke arah cakrawala yang jauh, di mana siluet Gunung Langit Utara samar-samar terlihat di balik kabut malam. "Jika memang demikian, kita harus berhati-hati. Jika kegelapan yang kita hadapi begitu kuat, maka kekuatan leluhur dan relik suci itu mungkin satu-satunya harapan kita."

Mereka terus berjalan, memasuki hutan tebal yang menutupi lereng gunung. Pepohonan tinggi dan bayangan mereka yang melintang di jalan menambah suasana misteri. Setiap langkah terasa semakin berat, seakan-akan gunung itu sendiri menguji keteguhan hati mereka.

Namun, sebelum mereka sampai lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Zhang Xuanye segera berhenti dan memberi isyarat kepada Biksuni Fengqing untuk diam. Dia mengamati sekeliling, mencari sumber suara tersebut. Bayangan-bayangan mulai bergerak di antara pepohonan.

Dari balik kegelapan hutan, sekelompok orang muncul. Mereka berpakaian hitam pekat dengan wajah yang tertutup kain, kecuali mata mereka yang bersinar tajam. Tanpa basa-basi, salah satu dari mereka melangkah maju dan berbicara dengan suara rendah namun penuh ancaman.

"Kalian tidak akan melewati tempat ini dengan mudah," ucap pria itu. "Relik suci itu harus kami ambil atas nama bayangan yang menguasai dunia ini."

Zhang Xuanye menarik napas dalam, menatap kelompok itu dengan tenang. "Bayangan? Jadi kalian adalah bagian dari kegelapan yang menyerang Anruo?"

Pria itu tertawa dingin. "Kegelapan yang kami bawa hanyalah permulaan. Dunia ini akan segera jatuh ke dalam kekacauan. Relik suci itu akan menjadi kunci untuk membuka pintu bagi kekuatan yang lebih besar dari apa yang bisa kau bayangkan."

Tanpa peringatan lebih lanjut, pria itu menghunus pedangnya dan memerintahkan anak buahnya untuk menyerang. Zhang Xuanye merespons dengan cepat, menghunus pedangnya dan bergerak lincah, menangkis serangan-serangan yang datang bertubi-tubi. Di sisi lain, Biksuni Fengqing mengandalkan seni bela diri yang anggun namun mematikan, mengalir seperti air dalam setiap gerakan.

Pertarungan berlangsung sengit, cahaya pedang berkilau di bawah sinar bulan sementara suara benturan senjata memenuhi udara. Zhang Xuanye berusaha menjaga jarak dari Biksuni Fengqing agar mereka bisa saling melindungi punggung satu sama lain. Namun, jumlah musuh yang tak seimbang membuat situasi semakin genting.

Di tengah pertempuran, salah satu musuh berhasil mendekati Biksuni Fengqing dengan serangan kilat. Namun, sebelum serangan itu mencapai tujuannya, sebuah bayangan besar melintas dan menangkis serangan tersebut. Yuan Jingtian muncul dari kegelapan, dengan senyum tipis di bibirnya.

"Sepertinya kalian membutuhkan sedikit bantuan," ucapnya, seraya menghunus pedangnya dan bergabung dalam pertempuran.

Xiaolun Ruixiang juga muncul tak lama kemudian, tatapannya tajam. "Aku tidak bisa membiarkan kegelapan ini mengambil alih sebelum kita mendapatkan apa yang diinginkan Kaisar. Namun kali ini, kita bertarung di pihak yang sama."

Dengan tambahan kekuatan dari Yuan Jingtian dan Xiaolun Ruixiang, musuh-musuh mereka mulai terdesak. Zhang Xuanye merasa sedikit lega, meski hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. Dia tahu bahwa ini hanya awal dari perjuangan yang lebih besar.

Setelah musuh-musuh itu berhasil dikalahkan, Zhang Xuanye berbalik ke arah Xiaolun Ruixiang. "Mengapa kalian membantu kami? Bukankah kalian ingin relik suci itu untuk kekaisaran?"

Xiaolun Ruixiang menatapnya dengan pandangan serius. "Aku ingin relik itu untuk melindungi umat manusia. Dan meski kita tidak sepakat tentang siapa yang harus menjaganya, aku tidak bisa membiarkan relik itu jatuh ke tangan kegelapan."

Zhang Xuanye terdiam sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah. Untuk saat ini, kita memiliki musuh yang sama. Tapi jangan kira aku akan menyerahkan relik itu dengan mudah."

Xiaolun Ruixiang tersenyum tipis. "Kita lihat saja nanti."

Dengan pertempuran usai, kelompok itu melanjutkan perjalanan menuju Gunung Langit Utara. Meskipun perasaan saling curiga masih tersisa, mereka tahu bahwa hanya dengan bersatu, mereka mungkin memiliki kesempatan untuk menghadapi kegelapan yang mengancam dunia manusia.

1
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Jiyufano
lanjutkan
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Sang Kaisar Fana
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Wasiat
Ibad Moulay
Relik Suci
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Urraa
Ibad Moulay
Lanjutkan
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan Takdirnya
Ibad Moulay
Rantai Ilahi
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!