Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 15
Mereka sampai di rumah Arnold,kini Arnold duduk di sofa dan Sasa sedang mengobati luka Arnold di wajahnya.
"Kamu harusnya jangan meladeni dia,jadinya wajah kamu terluka kan."Kesalnya sambil mengobati luka Arnold dengan hati-hati.
Arnold hanya diam saja,apalagi melihat reaksi Sasa yang begitu teliti mengobatinya dan dia enggan berkomentar apapun.
"Aku tidak ingin kau terluka seperti ini lagi,bagaimanapun kau jangan terlibat perkelahian apapun dan aku takut kau kenapa-kenapa."Kata Sasa dengan tegas.
"Ini bukan sengaja,lagi pula si Edo saja yang nyari gara-gara terhadap kami dan sudah jelas kami sedang beristirahat tadi.Mungkin dia kesal,karena di tolak oleh dirimu."Balas Arnold,karena dia tidak ingin di salahkan oleh Sasa.
"Cih,dia saja yang tidak tahu diri sama sekali."Ucap Sasa sambil membereskan perlengkapan medis yang telah di gunakannya nya.
"Benar,sudah jelas kau menolaknya dan malah mencari gara-gara denganku."
Sasa mengangguk setuju dengan perkataan Arnold,bagaimanapun Edo tidak tahu diri saat ini.
"Tapi,terimakasih kau sudah mau mengobati luka ku.Apa kau begitu khawatir dengan diriku?"Tanya Arnold dengan nada menggoda.
Sasa mendelik ke arah Arnold,dia juga merasa heran dengan dirinya sendiri dan padahal mereka tidak memiliki hubungan apapun saat ini.
"Sial,bisa-bisanya aku khawatir dengannya"batin Sasa.
"Sasa"panggil Arnold dengan lembut.
"Hmmm."
"Apa kau mau ikut ke desa denganku?"tanya Arnold dengan ragu.
"Mau ngapain? Sepertinya tidak bisa,bahkan orang tuaku pasti tidak akan mengizinkannya."
"Aku mau memperkenalkan dirimu terhadap orang tuaku"kata Arnold dengan nada serius.
"Haha,Jangan bercanda.Aku tidak sepenting itu untuk di perkenalkan dengan orang tua kamu"ucap Sasa menolak ajakan Arnold.
Bagaimanapun,Sasa tidak memiliki harapan yang tinggi terhadap Arnold dan dia belum mempertimbangkan apa-apa hingga saat ini.
"Tapi,kamu begitu penting untukku dan bahkan aku berniat serius dengan kamu Sa."
Arnold langsung berdiri di hadapan Sasa,dia benar-benar serius dengan perkataannya saat ini dan tidak bercanda sama sekali dengan Sasa.
"Tatap mata aku Sa"perintah Arnold terhadap Sasa.
Pandangan mereka bertemu saat ini,bahkan Sasa melihat Arnold yang begitu serius saat ini dan merasa bingung dengan situasi tidak nyaman ini.
"Apa aku terlihat bercanda?"tanya Arnold dengan begitu intens.
Sasa merasa begitu gugup dengan tatapan intens Arnold,dia merasa debaran jantungnya semakin cepat.
"Aku serius dengan perkataan ku ini Sa,aku ingin memperkenalkan kamu terhadap orang tua ku.Aku tahu,kau ragu dengan diriku saat ini.Tapi,aku tidak pernah berniat bermain-main dengan kamu.Aku hanya ingin kamu Sa,tidak ingin yang lain."Kata Arnold bersungguh-sungguh.
Sasa menghela nafasnya panjang,dia melihat Arnold yang begitu serius dan dia tersenyum terhadap Arnold.
"Aku tahu kau serius terhadapku,tapi kau akan sulit di terima oleh orang tua ku Arnold.Orang tua ku begitu teliti,bahkan dia tidak ingin aku sembarangan bergaul dengan sembarang orang.Jika kamu bisa meyakinkan orang tua ku,maka aku akan menerima kamu dengan senang hati.Jujur,aku juga memiliki perasaan yang sama dengan dirimu saat ini.Tapi,aku ragu untuk menjalin hubungan dengan dirimu."Ucap Sasa menunduk,sambil menghela nafas.
Sasa merasa lega dengan perasaannya sendiri,bahkan dia juga memiliki hal yang sama dengan Arnold dan dia kembali menatap ke arah Arnold.
"Kau mengerti maksud perkataanku bukan?"tanya Sasa memastikan.
"Aku mengerti Sa,tidak bisakah kita menjalin hubungan secara diam-diam terlebih dahulu?"
"Aku akan memikirkannya Arnold,aku tidak bisa mengambil resiko untuk hubungan yang akan kita jalin nantinya.Jujur,aku tidak ingin kecewa pada akhirnya.Apalagi,semua menyangkut dengan perasaan aku,bahkan perasaan dirimu juga"putus Sasa dengan serius.
"Pikirkanlah baik-baik,bagaimanapun kau wanita pertama yang aku inginkan dalam hidupku"ucap Arnold dengan serius lalu mencium kedua telapak tangan Sasa dengan lembut.
"Bersabarlah,berikan aku waktu sebentar saja untuk memikirkan ini semua dan lagi ini terlalu cepat bagiku"ucap Sasa dengan begitu jujur.
"Pasti,aku akan menunggu jawaban dari kamu dengan sabar Sa"balasnya penuh harapan terhadap Sasa.
Sasa tersentuh dengan perlakuan Arnold terhadap dirinya,meski mereka tidak memiliki hubungan apapun untuk saat ini dan perlakuan Arnold justru begitu baik terhadapnya.
Dia merasa bersalah terhadap Arnold,namun dia juga tidak ingin terburu-buru untuk memberi jawaban terhdap Arnold,apalagi mengingat sikap orang tuanya yang overprotektif terhadap dirinya saat ini.
Arnold melihat Sasa yang hanya diam saja,kemudian tangannya meraih pinggang Sasa dengan lembut lalu dia tersenyum ke arah Sasa dengan tulus dan menatap manik mata Sasa yang menurutnya begitu sangat cantik.
"Apa kau mau melakukan hal kemarin?"Tanya Arnold terhadap Sasa.
"Maksud kamu?"Tanya Sasa yang belum mengerti arah pembicaraan Arnold.
Arnold menarik Sasa untuk lebih dekat dengannya dan tatapannya jatuh pada bibir pink Sasa,dia menyentuh bibir Sasa dengan jari telunjuknya.
"Apa kau masih tidak paham maksud perkataan ku?"
Sasa menggeleng dengan polosnya,karena belum mengerti arah tujuan pembicaraan Arnold terhadap dirinya dan Arnold malah tersenyum di hadapannya.
"Kau begitu cantik saat ini"puji Arnold terhadap Sasa.
Sasa yang mendengarnya bersemu merah,karena mendapatkan pujian dari Arnold dan bahkan kini mereka sudah mengetahui isi perasaan masing-masing.
Cup...
Sasa terdiam sesaat,apalagi jarak mereka begitu dekat dan Arnold mencium telunjuknya sendiri.
Namun membuat Sasa yang begitu dekat dengan Arnold,dia merasa debaran jantungnya berpacu dengan cepat.
"Sial,ada apa dengan diriku? Kenapa aku merasa begitu tidak rela,bahkan pikiranku mulai aneh-aneh saat bersama Arnold"pikir Sasa heran.
Arnold merasa begitu gemas dengan jalan pikiran Sasa,dia merasa semakin tertarik dengan Sasa dan bahkan Sasa terbilang cukup lugu saat bersama dirinya.
Arnold menurunkan jari telunjuknya,sehingga bibirnya kini menempel dengan bibir Sasa dan dia meraih tengkuk Sasa dengan lembut.
Sasa merasakan lidah Arnold yang menerobos masuk ke dalam mulutnya,bahkan lidahnya begitu aktif mencecap setiap inchi rongga mulutnya.
Arnold memperdalam ciuman mereka,kemudian perlahan jemarinya turun lalu masuk ke dalam kaos yang di pakai Sasa dan dia mengelus punggung Sasa dengan lembut.
Sasa merasakan tangan dingin Arnold yang mengelus punggungnya,tubuhnya menegang dan merasakan aliran panas di sekujur tubuhnya.
Tatapan mereka saling terkunci satu sama lain,bahkan mereka sama-sama menikmati permainan satu sama lain dan suasana hening seolah mendukung keduanya saat ini.