Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Bersalah
"Dara..." panggil Galang supaya gadis itu menghentikan langkahnya.
Dara merasa marah karena Galang tidak menjemputnya berangkat sekolah, dia menunggu cukup lama sampai akhirnya berangkat sendiri.
"Cepatlah masuk kelasmu, nanti kau terlambat," tolak Dara. Dia masih berjalan menuju lapangan sekolah.
"Tunggu!" Galang berlari mendekat dan mencekal lengan kekasihnya. "Sebaiknya jangan ikut pelajaran olah raga karena sangat berbahaya!"
"Kalau aku tidak ikut, aku tidak akan dapat nilai," balas Dara. Dia ingin menjauhkan tangannya tapi mata Dara langsung tertuju pada memar yang ada di sudut bibir Galang.
"Gal, kau berkelahi?" tanyanya.
"Ini tidak penting," Galang tidak mau memberitahu yang sebenarnya terjadi pada Dara. Dia justru memberikan susu yang telah dia beli sebelumnya. "Minumlah ini, kita bertemu di atap sekolah saat jam istirahat nanti!"
Dara menerima susu pemberian dari Galang dan pemuda itu langsung pergi karena jam pelajaran sudah akan dimulai.
Kali ini Galang memang tidak mau menambah masalah dulu dengan bolos jam mata pelajaran.
Sementara Dara bergegas pergi ke lapangan sekolah, dia meletakkan susu pemberian Galang di sebuah kursi tunggu. Dia akan melakukan pemanasan dulu dengan teman-temannya.
Hari itu, anak-anak cheerleaders juga tengah latihan di lapangan sekolah.
Mereka melihat kotak-kotak susu yang ditinggalkan Dara lalu mengambilnya.
"Jadi, dia pacarnya Galang?" tanya Inge, sang ketua cheerleaders sekolah.
"Aku juga tidak menyangka kalau Galang seleranya kampungan," balas teman Inge lainnya.
Inge tersenyum smirk, dia meminta teman-temannya untuk meminum susu yang ditinggalkan Dara.
Pada saat itu, Dara meminta izin untuk istirahat karena dia mulai pusing, mungkin karena dia hamil muda jadi tubuhnya mudah lelah.
Dara ingin istirahat sambil meminum susu pemberian dari Galang tapi susu-susu itu justru sudah diminum oleh anggota cheerleaders.
"Mencari ini?" Inge melempar kotak susu yang sudah kosong. "Ups! Sudah habis!"
"Kenapa kalian meminumnya?" Dara melakukan protes tapi rasanya percuma.
Ternyata tidak semuanya bisa bersikap baik pada Dara ketika tahu kalau gadis itu adalah pacarnya Galang.
Dari sini, Dara mulai berpikir kalau Galang tidak bisa melindungi dirinya dengan sepenuhnya. Dia tidak boleh terlalu berharap pada pemuda itu seratus persen.
Untuk menghindari keributan, Dara memilih mengalah dan pergi ke toilet. Di sana gadis itu kembali muntah-muntah lagi.
Dara yang sensitif jadi menangis lagi, dia sungguh menyesal sudah berbuat hal terlarang dengan Galang.
Pada jam istirahat, gadis itu menemui Galang di atap sekolah.
"Dara..." Galang yang menunggu sedari tadi langsung memeluk kekasihnya itu. Dara terlihat pucat dan semakin kurus.
"Aku membaca kalau mual dan muntah pada kehamilan akan hilang ketika memasuki trimester kedua!"
Dara hanya diam saja tidak menanggapi tapi gadis itu juga tidak menjauhkan diri dari pelukan Galang. Rasanya dia hanya lelah saja.
"Aku dipilih untuk menjadi perwakilan kompetisi sekolah jadi aku ingin fokus belajar, bisakah kita tidak membahas kehamilan dan tidak bertemu dulu," pinta Dara kemudian.
"A... apa?" Galang melepas pelukannya dan mencoba menatap wajah kekasihnya itu.
"Ini jauh lebih baik, aku ingin menenangkan pikiranku," tambah Dara.
"Tapi, aku ingin mengajakmu untuk memeriksakan kehamilan," Galang menolak permintaan Dara itu. Dia harus memastikan Dara dan calon anaknya baik-baik saja.
"Itu tidak perlu," balas Dara dengan derai air mata. "Memeriksakannya akan menambah rasa bersalahku!"
"Seharusnya dia tidak lahir dari ibu yang lemah sepertiku dan aku tidak bisa menjamin hidupnya sementara hidupku sendiri sudah hancur!"