Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Tumbal kedua
Rosana berdebar debar saat acara sudah selesai dan semua alat alat malam ini juga di naikan keatas mobil yang saat ini masih menyewa, bisa saja dia membeli mobil baru untuk membawa alat alat, namun Rosana takut bila Halim curiga dia punya uang banyak sehingga semua nya di beli dengan mudah.
Siapa pun sebenar nya yang menyadari bahwa Rosana terlihat sangat gelisah, sayang nya semua orang tidak sadar karena hari juga sudah malam dan mata mulai mengantuk sehingga ingin segera selesai saja pekerjaan ini. orgen tunggal hanya boleh batas jam dua belas malam, selebih nya sudah di larang karena takut berbuat yang tidak tidak.
"Siapa? aku harus kuat untuk menghadapi nya!" Rosana berusaha menguatkan diri agar tidak takut lagi.
Tapi pada dasar nya Rosana memang hanya lah wanita biasa yang tidak punya nyali tebal, sehingga bila melihat hal seperti itu maka sudah pasti akan sangat takut. di tambah ini baru kali kedua untuk nya, mungkin bila sudah terbiasa maka akan santai saja.
"Ini semua sudah selesai, saya pulang duluan ya, Tante." pamit Bastian yang mau pulang.
"Iya! tadi Sela sudah pulang duluan ya?" tanya Rosana agak kaget.
"Sudah, karena besok juga mau sekolah jadi dia mau pulang duluan." angguk Bastian cepat.
"Baik lah, kalau begitu kamu hati hati saja." Rosana tersenyum agak di paksa.
"Tante pulang nya sama siapa? kenapa tidak bareng saja di mobil ini." ajak Baktian.
"Eh iya, Sela sudah pulang juga! ya sudah sama kamu saja, mana sudah malam begini." Rosana baru sadar bahwa dia akan pulang sendirian.
Maka Rosana pun naik mobil rental yang di kemudikan oleh sopir bawaan nya juga, tujuan langsung pulang sembari memberikan uang gaji nya untuk Bastian yang berjumlah delapan ratus ribu rupiah. sebenar nya ada rasa suka juga di hati Rosana sekarang, karena dia akan mendapatkan uang yang sangat banyak bila sudah memberikan tumbal.
"Eh itu siapa yang menghadang mobil kita?" Bastian melihat kedepan.
"Kayak nya Jarwo suami Mia, mau apa dia menghadang mobil kita!" Rosana heran melihat suami musuh nya.
"Seperti nya mobil dia mogok, mungkin butuh bantuan." ujar sopir.
"Tolong saja ya, Tante?" Bastian meminta izin.
"Biar saya turun dulu untuk tanya, saya kenal sama dia." Rosana penuh semangat karena pria ini akan jadi tumbal nya.
Rosana segera turun dari mobil dan mengajak Jarwo bicara, Jarwo agak kaget karena yang di dalam mobil ternyata adalah Rosana. bila Reza tidak suka saat sang istri memusuhi tetangga, maka Jarwo mendukung penuh istri nya agar sering menghina Rosana yang miskin.
"Kalian diam saja di mobil, pria ini mulut nya tidak baik!" Rosana menutup pintu mobil.
"Apa kita memang tidak usah turun, Bang?" Bastian bertanya pada sopir.
"Kayak nya enggak usah, itu kan musuh nya Mbak Rosana." jawab sopir pelan.
"Oh ya sudah kalau gitu." Bastian menurut saja.
Maka mereka berdua pun cuma diam saja di dalam mobil, sedangkan Rosana mendekati Jarwo yang mobil nya rusak di bawah pohon, senyum lebar Rosana membuat Jarwo sangat kesal karena merasa sedang di ejek.
"Rusak kah mobil kebanggan mu ini?" Rosana melirik mobil mahal nya Jarwo sebagai juragan kontrakan.
"Bukan urusan mu!" sentak Jarwo tak suka.
"Lah kenapa kau menghentikan mobil kami?" balas Rosana pula.
"Jangan sombong sekali kau, Rosana! itu bukan mobil mu, cuma rental saja sudah belagak sekali!" bentak Jarwo sangat marah.
"Sekarang memang aku cuma rental saja, tapi besok aku pasti akan membeli." sahut Rosana tak kalah angkuh.
Ucapan pria ini sama sekali tidak di jawab lagi oleh Rosana, karena di atas pohon itu dia sudah melihat iblis kuda. cabang pohon berderak dan dalam satu kedipan mata saja batang itu patah, Jarwo yang sedang berdiri itu mendelik kesakitan karena kepala nya tertimpa ujung yang lancip hingga tembus sampai dagu.
"Aaaaaarkkkh!" Rosana menjerit kaget karena darah yang muncrat.
"Eeeghk, t-tolooo...ng..
"Tanteeee!" Bastian juga kaget dan menyusul keluar mobil.
Kraaaauukkk, Kraaaukkk.
Suara tulang yang sedang di kunyang dengan gigi lancip kuda itu kembali terdengar di telinga nya Rosana, dia tetap saja ketakutan karena rasa nya memang sangat ngilu dan mata Rosana juga mendelik.
"Bagai mana ini?!" sopir keluar dengan panik.
"Tante tidak apa apa kan?!" Bastian menepuk pipi Rosana.
"Ah a-aku...ini..ini bagai mana?" Rosana tergagap ketakutan melihat Jarwo yang mati.
"Lebih baik kita pulang saja dan pura pura tidak tau dari pada harus jadi saksi, lagi pula ini bukan salah kita!" sopir memberikan saran aman.
Maka Rosana pun setuju untuk pulang saja dari pada mengurus mayat nya Jarwo, kalau pun di urus maka Mia pasti akan menuduh nya dengan kejam. walau ini memang asli ulah pesugihan Rosana, namun setidak nya harus sedikit di tutupi dari orang orang.
Bastian melirik Rosana yang pucat pasi karena ketakutan dan tangan nya juga gemetar, siapa yang tidak takut bila melihat orang mati dengan sadis begitu di depan mata. kecuali mental memang sudah kuat, maka akan biasa saja dan bisa jadi malah menikmati nya dengan senang hati.
...****************...
Wuussssh.
Sekelebat cahaya kuning terbang dan hingga di pohon mangga pinggiran jalan, tak lama kemudian juga menyusul cahaya berwarna perak yang sangat menyilaukan mata yang bisa melihat nya. tidak semua mata bisa melihat, kecuali memang orang tersebut punya kemampuan khusus sehingga bisa melihat cahaya yang berubah menjadi pria tampan rupawan itu.
"Itu iblis apa?" tanya yang tampan berambut perak.
"Kuda gitu kok, masih saja kau tanya!" sewot Aksara.
"Maksud ku dia iblis baik apa jahat!" Jeno tak kalah sewot.
"Memang nya ada iblis baik memakan kepala manusia, itu pasti tadi dia menemukan orang sedang tertimpa pohon dan nganggur maka nya di makan." tebak Aksara.
"Lahap sekali dia makan nya, malang nasib orang tersebut." Jeno kasihan melihat Jarwo.
Mereka tidak tau bahwa Jarwo mati memang ulah nya iblis kuda, hanya menduga bahwa Jarwo mati tertimpa pohon dan iblis kuda menemukan nya lalu memakan kepala serta otak.
"Apa kita tidak ingin menjajal nya?" tawar Jeno.
"Tidak usah cari masalah, biar kan saja dia!" tolak Aksara.
"Kau sering melupakan tugas mu jadi arwah suci." kesal Jeno.
"Ini keadaan nya sedang tidak baik, Purnama lagi berduka!" sergah Aksara.
Jeno pun mengalah walau sebenar nya dia ingin mengetes kekuatan iblis kuda, lagi pula sudah tugas nya arwah suci untuk melawan para iblis jahat yang merugikan manusia.