Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Terdengar suara adzan berkumandang Dyah bangun dari tidurnya dan membangunkan afiknya untuk sholat subuh.
" Dek bangun sudah waktunya subuh dan bersiap ke sekolah" kata Dyah mengusap rambutnya. Fathan mengucek matanya segera bangun dan menuju ke kamar mandinya.
Dyah merapikan kasurnya dan mengambil pakaian sekolah untuk adiknya.
" Fathan setelah rapi segera turun kakak akan menyiapkan makanan" kata Dyah. " Baik kak" seru Fathan dari kamar mandi.
Sebelum ke dapur dia terlebih dahulu ke kamar Aquira untuk memeriksanya, Dyah tersenyum melihat Aquira yang masih tidur dengan nyenyaknya.
Kemudian Dyah pergi ke dapur untuk membantu bibi Sumi dan menyiapkan bekal untuk adiknya.
" Bibi tadi malam Dyah tak sengaja melihat ada dua tamu, apa mereka tamu spesial hingga kemaren nyonya sangat sibuk" kata Dyah, memotong sayuran.
" Ya mereka sangat spesial bagi nyonya dan tuan bahkan untuk nona Aquira juga, sebentar kamu jugs akan mengetahui, nah ini untuk Fathan" seru bibi Sumi.
Setelah mengucapkan terima kasih Dyah segera menemui adiknya untuk makan pagi bersama.
Kamar Azka.
Azka masih tidur dengan nyenyak karena rasa kelelahan yang dia rasakan.
Tok, tok, tok.
" Tuan Azka nyoya memanggil untuk sarapan pagi" panggil bibi Ina, terus mengetuk pintu. Azka erasa terganggu tidurnya segera bangun dan membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan diri Azka turun dan menemui orangtua dan Akbar yang sudah menunghu di ruang makan.
" Selamat pagi tuan, Nak" seru mereka. " Pagi" ucap Azka duduk di samping Daddy Ammar. Mereka menikmati sarapan pagi yang disiapkan pelayan.
" Fathan cepat sebentar lagi jemputannya datang" kata Dyah, keluar dari arah dapur sambil memegang bekal dan segelas susu.
Azka yang sedang menikmati makananya teralihkan pandangan di hadapannya.
" Fathan minum susunya dulu dan ini bekalnya kakak masukan ke dalam tas" kata Dyah, Fathan menanggukan kepalanya dan menghabiskan susunya.
" Sekarang Fathan tunggu di depan ya kakak ingin meletakan gelas ke belakang" kata Dyah, menghapus berkas susu di bibir Fathan.
Sebelum Fathan keluar seperti biasa dia menyalami tuan dan nyonya, ketika akan bersalaman dengan Azka Fathan bingung dengan orang di depannya.
" Fathan, tidak mau salim" kata mommy Atika, dengan senyuman Fathan memberikan tangannya pada Azka. Tapi Azka hanya diam.
" Fathan belum berangkat" kata Dyah, terkejut melihat adiknya di samping orang yang tak di kenalinya.
Sekali lagi mata Dyah dan Azka saling menatap membuat yang lainnya hanya diam.
Taklama satpam datang dan memberitahu Dyah bahwa jemputan Fathan sudah datang.
" Sayang sudah salam semuanya ayo kita keluar jemputannya sudah datang" kata Dyah sadar dari termenungnya.
" Sudah kak, tuan nyonya Fathan pergi ke sekolah dulu" pamit Fathan, tidak lupa salim dengan Azka dan Akbar sedangkan orangtua Azka menanggukan kepalanya.
" Permisi nyonya, tuan saya ingin mengantar Fathan ke depan" kata Dyah, tertunduk karena Azka masih menatapnya.
" Mom siapa mereka? " Azka setelah Dyah menjauh. " Dia itu Dyah bundanya Aquira dan adiknya Fathan " kata Mommy Atika.
" Mom jangan bercanda sejak kapan dia menjadi bundanya Aquira" kata Azka dengan dinginnya.
" Inikan salahmu sendiri tak pernah menemui putrimu selama beberapa tahun ini, hingga dia memanggil pengasuhnya sebutkan bunda" tekan mommy Atika.
Tidak ada tanggapan dari Azka karena itu benar dia tak pernah menemui putrinya, tapi memanggil pengasuh sebutkan bunda dia tak pernah menerimanya.
" Jadi dia yang dipanggil bunda oleh nona kecil sepertinya dia masih muda" guman Akbar dambil tersenyum.