Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur
Pagi hari tampak Delisa yang tengah duduk di atas kursi gantung yang berada di balkon. Kedua netra Delisa menatap lurus ke arah tembok yang menjulang tinggi mengelilingi mansion. Wanita itu seakan memiliki sebuah rencana besar yang sudah dia pikirkan sejak tadi.
Saat ini tekadnya sudah bulat untuk kabur dari mansion ini karena dia sudah lelah di siksa terus oleh Albert tanpa dia ketahui kesalahan apa yang telah dia perbuat. Jujur Delisa sudah tidak sanggup menerima penyiksaan ini. Penyiksaan yang tidak hanya menyakiti fisiknya saja, tapi sangat menyakiti batin nya juga.
'Malam ini aku harus kabur dari mansion ini.' Delisa.
Tidak lama terdengar suara pintu yang terbuka membuat Delisa tersadar dari lamunannya. Bi Mimi datang membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan segelas air untuk Delisa.
"Non Delisa ...!" panggil Bi Mimi yang berjalan masuk menghampiri Delisa lalu meletakkan nampan di atas nakas dekat ranjang.
"Sarapan nya di makan Non. Jangan cuma melamun saja," kata Bi Mimi yang melihat Delisa kembali melamun.
"Iya Bi, makasih. Oh iya Bi apa manusia iblis itu ada di mansion?" tanya Delisa penasaran.
"Maksud Non, Tuan Albert?" tebak Bi Mimi.
"Iya Bi. Siapa lagi jika bukan dia," ucap Delisa mengangguk membenarkan tebakan Bi Mimi.
"Tuan Albert sudah pergi sejak tadi pagi," balas Bi Mimi.
"Dia pergi kemana Bi?" tanya Delisa penasaran.
"Tuan Albert pergi ke luar kota mengunjungi adiknya."
"Adik?
"Iya Non, Tuan Albert selalu mengunjungi Adiknya di sana," terang Bi Mimi
"Berapa lama dia ada disana Bi?" tanya Delisa kembali.
"Sepertinya Tuan Muda akan menginap 2 atau 3 hari Non."
'Yes, akhirnya aku punya kesempatan untuk kabur dari mansion ini.' Delisa
Bi Mimi yang melihat Delisa melamun, langsung menyadarkan dengan sebuah pertanyaan.
"Apa Non Delisa berniat kabur dari sini?" Bi Mimi menatap intens wajah Delisa, seakan mencari sebuah kebenaran di dalam sana.
"Bi Mimi, aku ...."
"Non, bukannya Bibi menghalangi niat Non Delisa yang ingin kabur, tapi Bibi tidak ingin Non mendapat masalah lagi dan berakhir Tuan Muda akan murka kepada Non," sela Bi Mimi memotong ucapan Delisa.
Delisa diam terpaku, dia tidak menyangka bahwa rencana besarnya yang ingin kabur dari mansion terendus oleh Bi Mimi.
"Iya Bi aku tahu, tapi aku sudah tidak tahan lagi untuk tinggal disini," lirih Delisa dengan menampilkan wajah sendunya, membuat Bi Mimi terenyuh melihat pemandangan yang ada di hadapan nya.
"Aku mohon Bi tolong bantu aku keluar dari mansion ini," pinta Delisa pada Bi Mimi berharap Bi Mimi mau membantunya.
"Baiklah, Bibi akan membantu Non." Dengan terpaksa Bi Mimi mengangguk mengiyakan keinginan Delisa yang ingin pergi dari istana neraka tersebut.
"Makasih Bi. Delisa janji tidak akan melupakan Bibi jika berhasil pergi dari sini," ucap Delisa tersenyum setelah mendapat dukungan dari Bi Mimi.
"Sama-sama Non."
🌷Apartemen Viona🌷
Sementara di tempat lain tampak seorang pria yang tengah berjalan memasuki sebuah apartemen yang sangat mewah, dia adalah Albert. Kedatangan nya ke tempat tersebut ingin melepas rindu dengan sang adik yang sudah lama tidak bertemu.
"Kak Albert ...!" sapa Viona setelah membuka pintu apartemen miliknya. Dia adalah adik Albert.
"Bagaimana kabarmu Viona?" tanya Albert pada adiknya.
"Baik kak. Aku betah tinggal di kota ini," jawab Viona yang kini sedang duduk di samping Albert.
"Baguslah, lalu kapan kau akan balik?"
"Awal bulan Viona akan pulang. Oh iya, aku dengar Kak Albert sudah menikah? apa benar itu Kak? Dan apa dia perempuan yang Kak Albert cari?" tanya Viona menatap wajah Albert.
Albert menghela nafas yang berat kemudian menghembuskannya secara kasar.
"Ya kakak sudah menikah, tapi dia bukan perempuan yang kakak cari."
"Kenapa kak? Bukannya Kak Albert sangat mencintai malaikat kecil itu.
Viona yang masih kepo terus kembali melayangkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Albert kesal.
"Ck, Sudahlah jangan bahas ini lagi. Kakak datang kesini untuk melepas rindu denganmu bukan membahas hal lain."
"Baiklah, aku tak akan membahasnya lagi."
Setelah berbincang lama dengan sang adik, Albert menghubungi Charly yang sedang menunggunya di luar.
"Charly, kau pulanglah. Aku ingin kau memantau wanita itu, jangan sampai dia melakukan hal yang merugikan ku," titah Albert kepada Charly selaku asisten pribadinya.
"Baik Tuan," ucap Charly mengangguk mengiyakan keinginan Albert.
"Ingat jaga dan awasi wanita itu. Jangan sampai dia kabur dari mansion."
"Siap Tuan Muda."
Setelah memberi perintah pada Charly, Albert langsung mematikan sambungan telepon, dan kembali menyimpan ponselnya di saku jasnya.
🌷Mansion Albert🌷
Malam pun tiba, kini Delisa sudah bersiap akan kabur malam ini. Sesuai janjinya Bi Mimi membantu Delisa untuk melancarkan misinya, meskipun Bi Mimi ragu jika rencana Delisa berhasil tapi tetap Bi Mimi tidak menyurutkan tekadnya untuk membantu Delisa. Bi Mimi berharap Delisa bisa lepas dari jeratan Albert, mengingat Bi Mimi tidak tega melihat Delisa yang terus-menerus di siksa oleh Albert.
"Bi, apa Bibi yakin ini jalannya?" tanya Delisa ragu saat melihat tembok yang menjulang tinggi di hadapan nya.
"Benar Non, bagaimana apa Non Delisa bisa memanjat tembok ini?" tanya Bi Mimi memastikan.
"Tenang saja Bi. Delisa yakin bisa karena ada pohon di sekitar tembok ini," jawab Delisa penuh keyakinan.
"Baiklah Non, semoga berhasil." kata Bi Mimi menyentuh bahu Delisa.
"Terimakasih Bi, kalau begitu Delisa pamit dulu," ucap Delisa tersenyum menatap Bi Mimi.
"Hati-hati Non," Bi Mimi memperingati Delisa agar tetap waspada.
"Siap Bi." Delisa tersenyum lalu melangkahkan kakinya berjalan mengendap-endap melewati pintu belakang agar para penjaga tidak mengetahui keberadaannya.
🌷🌷🌷
Sementara di lain tempat tampak Albert yang tengah sibuk memperhatikan iPad nya, dia tersenyum kecut melihat cctv yang berada di mansion nya melalui benda pipih yang dia pegang saat ini.
Albert sungguh tidak habis pikir melihat tingkah Delisa yang berusaha kabur dari mansion nya. Sontak membuat kedua netranya memerah menyiratkan sebuah amarah di dalam sana, serta kedua tangannya pun mengepal kuat.
Kembali lagi ke Delisa ....
"Berhasil," ucap Delisa bersorak gembira yang telah lolos keluar dari neraka yang selama ini dia tempati.
"Tapi bagaimana ini? Bagaimana caraku untuk turun dari tembok ini ...?" gumam Delisa yang masih menatap ke bawah melihat ketinggian dari tembok itu membuat nyali Delisa menciut.
Seketika Delisa terdiam memikirkan cara agar dia bisa turun dari tembok itu. Namun, nihil tidak ada cara lain selain dia lompat dari tembok itu.
"Jika aku melompat apakah tulang ini akan patah?" tanya Delisa pada dirinya sendiri yang masih terlihat jelas keraguan di dalam benaknya.
Beberapa detik kemudian setelah memikirkan matang-matang, Delisa menarik nafas secara berat lalu menghembuskannya secara kasar.
"Aaah biarlah dia patah asal aku tidak tinggal satu atap bersama manusia iblis itu," kata Delisa meyakinkan dirinya mengingat perlakuan kejam Albert membuatnya nekad dan tidak memikirkan resiko apa yang akan dia dapatkan nantinya.
"Bismillah ...."
BRUK!
"Auuuuww ...." ucap Delisa meringis menahan sakit di kakinya akibat lompat dari tembok tersebut.
Kemudian dia berdiri dan hendak melangkahkan kakinya pergi dari tempat neraka itu. Tapi, tiba-tiba langkahnya terhenti setelah tahu akan kondisi kakinya yang bisa di gerakkan. Mengingat dia lompat dari tembok tersebut dan sudah di pastikan Delisa akan mengalami cidera, tapi saat ini Delisa tidak mengalami hal itu semua. Delisa sangat bersyukur Tuhan masih melindungi dirinya.
"Tunggu, auuuww. Tulangku tidak patah, terimakasih Tuhan," Delisa menghentakkan kakinya ke tanah lalu dia sadar jika tulangnya tidak patah, tak henti-hentinya dia mengucap syukur karena tidak terjadi cidera pada kakinya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂