6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
Awalnya Adrian hanya ingin menjelaskan pada Ansara dengan ciuman lembut yang singkat saja.
Tapi setelah merasakan manis dan lembutnya buah Cherry milik Ansara membuat Adrian tidak bisa langsung berhenti.
Dia justru melumaat semakin dalam, sampai Ansara merasa tubuhnya ikut tertarik.
Sekejab darrah jadi mengalir tak biasa, terasa lebih cepat dan panas. Dan Ansara tak bisa menghentikan itu semua, kesadarannya melayang entah ke mana, semuanya terasa seperti mimpi.
Yang ada Ansara justru melenguh, menyesuaikan diri agar tetap bisa bernafas.
Sementara Adrian seperti kehilangan kendali, saking gemasnya dia tak sadar mengigit kecil bibir mungil tersebut.
"Ah!" dessah Ansara karena terkejut.
Suara yang membuat Adrian akhirnya menarik diri, melihat bibir Ansara yang semakin merah dan terlihat basah.
Nafas keduanya saling terengah, Ansara menurunkan pandangannya tak kuasa untuk membalas.
'Apa ini? kami berciuman? Adrian mencium bibirku? ciuman pertamaku?' Batin Ansara, sibuk sendiri.
Ciuman yang tak bisa dia pungkiri rasanya begitu luar biasa, jantungnya berdebar sampai ingin meledak. Ansara malu sekali, dia tak tahu harus bicara apa sekarang.
Di sudut hatinya yang paling kecil masih saja menyalahkan semua yang terjadi. Bagaimana bisa mereka melakukan ini semua? menciptakan sebuah hubungan yang terlarang.
Tapi Ansara benar-benar tak bisa kabur, Adrian adalah seseorang yang tidak mampu dia abaikan.
"Sekarang sudah paham?" tanya Adrian, lirih.
Tapi meski suaranya pelan, namun Ansara dapat mendengarnya dengan sangat jelas, karena di ruangan ini sepi sekali dan hanya terdengar deru nafas keduanya.
Dan Ansara yang masih sibuk sendiri dengan pikirannya malah jadi makin bingung saat mendengar hal itu.
"Kamu adalah milikku Ans, aku tidak suka melihatmu dekat dengan pria lain," ucap Adrian lagi, makin menjelaskan apa yang dia rasakan.
"Tapi Ad_"
"Tapi apa?"
"Kenapa menciumku? Kita kan tidak punya hubungan apa-apa."
"Kalau begitu kita buat hubungan itu jadi ada."
"Hubungan seperti apa?"
"Lebih dari sekedar teman."
"Apa?"
"Aku ingin kamu jadi kekasihku."
"Apa ini salah satu tugasku?"
"Tidak Ans ... Tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aku ingin kamu jadi milikku," tegas Adrian, lalu kembali mencium bibir Ansara dengan lembut.
Tapi kali ini bukan ciuman yang lama, hanya sebuah kecupan namun masih mampu membuat Ansara terkejut.
Ciuman singkat yang seperti sebuah stampel, bahwa mereka sepakat untuk memulai hubungan terlarang ini.
Ada sedikit perasaan takut di hati Ansara, tapi ternyata lebih banyak rasa bahagia. Karena akhirnya setelah sekian waktu berlalu Ansara benar-benar bisa memiliki Adrian.
Perasaan yang sudah ada sejak SMA, kini akhirnya terbalaskan.
"Tapi Ad_"
"Tapi apa lagi?"
"Bi-bisakah kita merahasiakan hubungan ini?" tanya Ansara dengan ragu, sebagai simpanan tentu Ansara tak ingin diketahui oleh banyak orang.
Ansara tak ingin hidupnya semakin rumit, jadi ingin menikmati semuanya dulu. Masa-masa jatuh cinta ini.
Tanpa pikir panjang Adrian pun mengangguk setuju, dia juga tak ingin menarik perhatian publik dengan kisah cintanya.
Adrian juga belum ingin pihak keluarga mengetahui tentang hal ini, tak ingin Ansara masuk ke dalam lingkaran keluarga besar Abraham yang belum mampu dia kendalikan.
Yang paling penting bagi Adrian sekarang adalah Ansara telah jadi miliknya.
"Tapi ini hanya sementara ... ada saatnya nanti aku akan memperkenalkan mu pada keluarga ku, pada semua orang," jawab Adrian.
Ansara mengangguk dan menghela nafasnya dengan sedikit kasar, dia tahu maksud ucapan Adrian kali ini.
Mungkin ... mungkin Adrian akan lebih dulu menyelesaikan semuanya dengan sang istri.
'Ya Tuhan, semoga langkahku tidak salah,' batin Ansara, dia memberanikan diri untuk membalas tatapan Adrian yang terlihat dalam.
Hingga saat Adrian kembali mencium bibirnya, kini Ansara memejamkan mata.