Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Carlina mencuci piring setelah selesai mereka makan, Arthur jadi malas untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ia meminta sang asisten untuk mengerjakan pekerjaannya. Arya yang juga banyak pekerjaan pun garuk-garuk kepala.
Bagaimana tidak? Beberapa hari Arthur tidak masuk, sudah membuat Arya kelimpungan karena banyaknya pekerjaan.
"Tapi tuan, saya ...."
"Bonus 3 kali lipat," kata Arthur memotong perkataan Arya.
"Suamiku, jika sendiri mampu, mengapa harus memaksa orang lain?" tanya Carlina yang mendengar perintah suaminya untuk asistennya.
"Tapi dia aku gaji, sayang," jawab Arthur.
"Begini saja, aku gaji suamiku 100 juta untuk mengerjakan pekerjaan Arya.
"Aku juga gaji papa 100 juta." Carlos menimpali.
"Aku juga, siap transfer sekarang," ucap Carla.
Arthur cengengesan sambil garuk-garuk tengkuk nya. Sedangkan Arya sekuat tenaga menahan tawa.
"Kembali ke ruangan mu, kerjakan pekerjaanmu!" Perintah Arthur.
Arya secepatnya keluar dan segera masuk kedalam ruangannya. Ia menutup pintu kemudian tertawa terpingkal-pingkal.
Tidak di sangka, tuannya yang dingin dan tegas bisa kalah dengan anak dan istrinya. Arya merasa beruntung karena terbebas dari pekerjaan yang di perintahkan tuannya.
Arthur duduk dikursi kebesarannya. Ia menghela nafas. Carlos mengambil satu map yang ada dimeja kerja Arthur.
Kemudian membawanya ke sofa. Carla juga mengambil satu map untuk diperiksa. Mereka sudah terbiasa membantu Opanya saat Harley banyak pekerjaan.
"Suamiku, lihat anakmu, siapa yang tidak bangga memiliki anak seperti mereka," ucap Carlina.
Carlina mengambil satu kursi dan duduk di dekat suaminya. Arthur tersenyum lalu mencium pipi Carlina.
"Ayo kita kerjakan sama-sama, agar cepat selesai dan segera pulang," ucap Carlina.
Arthur mengangguk, ia tidak bisa berkata-kata. Apalagi saat melihat kedua anaknya begitu serius memeriksa berkas.
"Apa mereka sudah terbiasa?" tanya Arthur akhirnya. Karena ia penasaran dengan anaknya yang tampak sudah terbiasa.
"Iya, mereka sering membantu Opanya. Jadi mereka bisa. Bahkan lebih cepat dari papa Harley," jawab Carlina.
"Nanti aku akan berikan mereka hadiah," ucap Arthur.
"Tidak perlu, mereka tidak suka hidup terlalu mewah. Uang mereka juga banyak, karena satu kali memenangkan kompetisi hadiahnya bisa miliaran jika di nilai dengan uang sini."
Arthur manggut-manggut, namun ia akan tetap memberikan hadiah untuk kedua anaknya itu.
Jam 3 sore, pekerjaan mereka sudah selesai. Carla dan Carlos meregangkan otot-otot tubuhnya. Seperti orang dewasa saja.
Arthur tertawa melihat tingkah kedua anaknya, karena mirip tingkahnya saat pegal atau selesai bekerja.
"Kita pulang sekarang," kata Arthur. Setelah ia menandatangani berkas-berkas tersebut.
Merekapun segera bangkit dari duduknya, dan keluar dari ruangan tersebut. Arthur pun pamit kepada asistennya. Dan mengatakan pekerjaan nya sudah selesai.
Tiba dilantai bawah, seorang karyawan, yaitu temannya Salsa memotret mereka. Carla dan Carlos yang peka pun pamit kepada kedua orang tuanya untuk ke toilet.
"Pa, Ma kami ke toilet dulu," ucap Carla.
"Perlu mama antar?" tanya Carlina.
"Tidak usah, kami sudah tahu letaknya," jawab Carlos.
"Mama sama papa tunggu di mobil, ya?"
Carla dan Carlos mengangguk, kemudian berlari kecil menuju toilet. Setibanya di toilet, merekapun masuk.
"Apa wanita itu punya niat jahat pada papa?" tanya Carla.
"Tidak tahu, sepertinya dia mengawasi papa deh, mungkin dia mata-mata di perusahaan ini," jawab Carlos.
"Cctv," ucap keduanya serentak.
Mereka meretas cctv perusahaan. Dan terlihat gerak-gerik mencurigakan dari wanita itu.
"Kelakuannya mencurigakan. Tapi kita tidak punya waktu untuk mengurusnya. Biarkan saja dulu. Selama papa tidak kenapa-kenapa," kata Carlos.
Sebenarnya Carla dan Carlos sejak papanya memperkenalkan mereka pun sudah curiga. Karena mereka pikir hanya seorang karyawan jadi tidak terlalu mereka tanggapi serius.
Namun kecurigaan mereka semakin kuat saat orang yang sama seperti mengintai gerak-gerik papanya.
Keduanya pun keluar dari toilet, dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan tingkah merekapun selayaknya bocah polos yang belum mengerti apa-apa.
"Kenapa lama?" tanya Carlina.
"Belum juga 30 menit," jawab Carla.
"Kita langsung pulang, Oma dan Opa sudah menunggu di rumah," kata Arthur.
"Yeeee!" pekik Carla dan Carlos serentak.
Arthur menggenggam tangan Carlina dan mengecupnya. "Terima kasih, aku tidak menduga akan sebahagia ini bila bersama kalian."
"Iya, terima kasih juga karena menerima mereka dengan baik," balas Carlina.
Mobil melaju setelah keluar dari pintu gerbang. Wanita tadi terus melaporkan apa yang ia lihat?
"Suamiku, bolehkah aku bertemu mama? Hampir 9 tahun aku tidak bertemu dengannya," tanya Carlina.
"Mengapa aku harus melarang? Nanti kita akan menemuinya."
"Jangan! Biar aku sendiri dulu, aku tidak ingin mama shock nantinya. Aku akan beritahu pelan-pelan. Dan aku akan mengembalikan kartu ini. Karena aku sudah punya dari suamiku."
"Terserahmu saja, itu lebih baik. Jika tidak cukup, aku bisa tambahin."
"Tidak usah, ini sudah cukup kok. Ada 5 M didalam sini." Carlina memperlihatkan kartu pemberian mamanya dulu.
Uang itu ia gunakan untuk keperluannya dan uang itu jugalah ia ke negara A. Tapi sekarang sudah ia ganti, dan malah lebih dari pemberian mama nya dulu.
Merekapun tiba di rumah, Lina dan Randy sudah menunggu didepan pintu. Mereka sudah tidak sabar ingin bertemu cucunya.
Padahal baru saja mereka bertemu, tapi sepertinya mereka tidak mau jauh. Mungkin karena mereka sangat menginginkan cucu.
"Kalian sudah pulang? Oma sudah tunggu dari tadi," tanya Lina.
"Iya Oma, kami ke perusahaan papa," jawab Carlos.
Lina memeluk Carlos dan Randy menggendong Carla. Carlos tidak mau digendong Oma nya, takut Oma nya tidak mampu.
"Kalian mandi dulu ya, sudah sore nih," kata Carlina.
Carla dan Carlos mengangguk. Kemudian berlari kecil menaiki tangga. Lina meminta Carlina untuk duduk di dekatnya.
"Kapan kalian akan mengadakan resepsi pernikahan?" tanya Lina.
"Bagaimana sayang?" tanya Arthur.
"Aku tidak bisa memberi keputusan. Masalah ini harus dibicarakan pada keluarga besar," jawab Carlina.
"Kami sudah berbincang sebelumnya, hanya menunggu keputusan kalian saja," kata Randy.
"Aku ikut saja Ma, bagaimana kesepakatan keluarga? Benar, kan suamiku?" tanya Carlina.
"Iya, sekalian mempublikasikan kepada umum," jawab Arthur.
"Baiklah kalau begitu, tapi mama mau kalian mengenal dan menyalami perasaan masing-masing terlebih dahulu. Kalian tau kan maksud mama?"
Arthur mengangguk, sebenarnya ia sudah punya perasaan pada Carlina, hanya saja belum berterus terang.
Hanya dengan kelakuan dan perbuatannya saja. Seperti perhatian kecil dan sebagainya, dengan harapan Carlina bisa peka.
"Bagaimana jika dua bulan lagi, Ma?" tanya Carlina.
"Terserah kalian, dua hari lagi juga tidak masalah. Kami siap bergerak cepat untuk itu," jawab Lina.
Carlina menggeleng, karena ia tidak ingin merepotkan keluarga suaminya jika benar dua hari lagi.
Carlina tetap meminta waktu dua bulan untuk mereka mengadakan pesta resepsi pernikahan.
Lina pun setuju, nanti ia akan membincangkan lagi dengan mommy nya yang selalu terdepan bila soal urusan resepsi pernikahan.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁