NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:153.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Susilawati_2393

Kecelakaan menjadikan tertulisnya takdir baru untuk seorang Annasya Atthallah. Berselang dua bulan setelah kecelakaan, gadis yang biasa dipanggil Nasya itu dipinang oleh orang tua lelaki yang merupakan korban kecelakaan.

Airil Ezaz Pradipta, terpaksa menyetujui perjodohan yang diam-diam dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada yang kurang dari seorang Nasya. Namun dirinya yang divonis lumpuh seumur hidup menjadikan Airil merasa tidak pantas bersanding dengan perempuan yang begitu sempurna.

Lelaki yang dulunya hangat itu berubah dingin ketika bersama Nasya. Mampukah Nasya meruntuhkan tembok es itu dan melelehkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

Jamuan diadakan di sebuah hotel berbintang lima. Lampu kristal menghiasi ballroom, memberikan kilau cahaya yang indah.

Nasya berjalan dengan anggun di samping kursi roda Airil. Airil tidak melepaskan genggaman tangannya. Pasangan suami istri itu nampak harmonis dan bahagia. Tidak seperti saat mereka berada di rumah.

"Bagaimana keadaan anda Tuan Airil?" Sapa Vans Franky, penerus perusahaan Vanguard Innovations. Pria yang kerap dipanggil Franky itu merupakan blasteran Belgia - Indonesia.

"Baik Tuan Franky, hanya saja perlu bantuan kursi roda." Jawab Airil lugas, malas berbasa-basi.

"Syukurlah, senang mendengar anda mau menghadiri jamuan ini."

"Saya pasti datang untuk memberikan selamat. Karena kita semua pasti tidak sabar menunggu peluncuran Smart Home ke setiap rumah." Sindir Airil dengan senyuman yang menawan. Tidak tahu saja, dalam hatinya merasa muak berbasa-basi.

Nasya merasakan tangannya yang berada dalam genggam Airil basah oleh keringat.

"Tentu saja. Istri anda sangat cantik malam ini," puji pria itu lalu pamit menyapa tamu-tamu yang lain.

"Lihat jarum jam angka sepuluh," begitu pesan yang Nasya dapatkan dari Seno.

"Mas itu siapa?" Tanya Nasya menunjuk dengan lirikan mata pada pria yang berbicara dengan Franky.

"Itu Tuan Winson, yang sekarang memimpin GENTA Group."

Nasya mengangguk mengerti dengan penjelasan singkat suaminya.

"Hati-hati dengan orang yang berada di angka empat," begitu pesan yang Nasya dapatkan kembali. Ia masih belum paham arti dari pesan-pesan itu.

Nasya dengan setia menemani Airil menyapa rekan-rekan bisnisnya. Wanita itu terus berada di sisi sang suami dan tersenyum dengan anggun.

"Tuan Airil, katanya anda tidak bisa datang?" Sapa Winson ramah.

"Saya pasti datang, Tuan. Tidak mungkin melewatkan acara penting ini," balas Airil tidak kalah ramah. Mengenalkan Nasya pada pria itu.

"Senang bertemu dengan anda," Nasya menangkupkan tangan di depan dada.

"Ah, saya beruntung bisa bertemu dengan wanita sehebat anda di sini," gurau pria itu.

Nasya menanggapi dengan kekehan kecil, "saya tidak kalah beruntung bertemu dengan orang sesukses anda." Sanjung istri Airil itu, memberikan waktu untuk suaminya berbincang-bincang berdua.

Ia mencari meja kosong kemudian duduk disana. Nasya masih penasaran dengan maksud pesan yang dikirimkan Seno. Bagaimana ia mewaspadai orang yang dimaksud Seno. Sementara Nasya tidak terlalu jelas melihatnya.

"Sendirian?" Franky mengambil kursi dan duduk di hadapan Nasya.

"Seperti yang anda lihat," jawab Nasya tak ramah.

Andai memiliki alat pendeteksi kejahatan, sudah pasti akan ia gunakan. Entah kenapa Nasya tidak senang melihat pria ini sejak pertama kali bersitatap.

"Saya dengar Tuan Airil divonis lumpuh seumur hidup. Sangat disayangkan wanita secantik anda harus menemani pria yang tidak dapat melakukan apa-apa."

Nasya menatap nyalang pria yang sudah berani menghina suaminya.

"Tolong jaga ucapan anda Tuan Franky," tekan Nasya dengan suara lirih.

“Apa ada yang salah dengan apa yang saya ucapkan barusan?” Franky sengaja memancing wanita di depannya ini agar emosi.

Nasya menarik napas pelan lalu menggeleng, “tidak ada yang salah dengan apa yang anda katakan. Saya memang akan mendedikasikan seluruh waktu saya untuk merawatnya.”

“Sayang,” Airil mendekati meja tempat istrinya berada.

Beberapa detik Nasya mematung di tempat, “iya Mas. Perlu sesuatu?” Tanyanya setelah sadar kalau Airil hanya berakting di depan lawan bisnisnya.

“Temani ke toilet,” pinta Airil manja.

“Ayo,” Nasya dengan senang hati menyambut uluran tangan suaminya.

“Kami permisi Tuan Franky,” ucap Nasya dengan senyum penuh kemenangan.

"Kau harus terbiasa mendengar kalimat seperti itu. Jangan terpancing emosi," pesan Airil.

"Ya, aku bisa mengatasinya. Tapi aku tidak suka kalau kamu termakan dengan apa yang mereka katakan, Mas.”

“Memang kenyataannya seperti itu, mau bagaimana lagi.”

"Tidak ada yang bisa memastikan kesembuhan manusia karena mereka bukan Tuhan." Beritahu Nasya dengan tegas.

“Mungkin kau terlalu berharap dengan pernikahan ini. Sehingga berharap banyak aku akan sembuh.”

“Jadi kamu tidak ingin mempertahankan pernikahan kita, Mas?” Tanya Nasya pelan, ada secuil rasa kecewa di hatinya.

Airil tidak menjawab, membawa kursi rodanya meninggalkan ballroom hotel. Bukan menuju toilet tapi pulang.

Selama dalam perjalanan pulang pasangan suami istri itu tidak ada terlibat pembicaraan lagi. Airil langsung masuk ke kamar ketika tiba di apartemennya, begitu juga dengan Nasya. Kehangatan dan kemesraan Airil tadi sudah tidak berlaku lagi saat mereka berada di rumah.

"Huhh," Nasya berulang kali membuang napas kasar. Memutar-mutar cincin berlian yang melingkar cantik di jari manisnya.

Ini bukan tentang cincin berlian yang bernilai ratusan juta. Nasya tidak tahu bagaimana nasib rumah tangganya ke depan nanti.

...🍀🍀🍀...

"Bagaimana tadi malam Kak?" Tanya Nefa pada Nasya ketika menjemput Airil ke apartemen.

"Alhamdulillah lancar Fa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Kakak bertemu Franky juga?" Tebak Nefa yang diangguki Nasya.

"Kenapa?" Nasya mengamati raut wajah adik iparnya yang menggeram.

"Nggak suka saja."

"Nggak suka itu pasti ada alasannya."

Nefa menjawab dengan bahu terangkat, "untuk manusia satu itu tidak ada alasannya."

Nasya terkekeh geli, mengetuk pintu kamar suaminya. "Sarapan dulu Mas," ajaknya.

"Aku buru-buru," jawab Airil membuka pintu.

Mengusir Nasya dengan kibasan tangan agar tidak menghalangi jalannya. Namun perempuan itu justru menahan kursi roda dengan kedua tangannya.

"Menolak masakan buatanku maka kamu akan mendapatkan hukuman!' Seru Nasya mengecup singkat bibir Airil.

"Sudah puas menggodaku?" Desis Airil menyingkirkan istrinya.

Dari kejauhan Nefa mengacungkan jempol pada Nasya. "Kami berangkat Kak," pamitnya berteriak.

Nasya mengangguk, memandang suaminya yang meninggalkan apartemen tanpa pernah berpamitan padanya. Jangankan berpamitan, menoleh saja enggan.

Gara-gara pembicaraan tadi malam sekarang suaminya itu tidak mau sarapan. "Apa dia serius ingin berpisah?"

"Rumit," gumam Nasya menjawab atas pertanyaannya sendiri. Memijat pelipisnya pusing.

1
Rumini Parto Sentono
Luar biasa
e fr
seruu.. romantis..lucu.. konflik tdk terlalu berat.. jd gak cape mikir😂
Kiki
Lumayan
Rswt Slv
Biasa
Nani Suryani
ah ga oernah sijawab
Linda Wati
next
Tiwik
Luar biasa
Nani Suryani
ceritaa ttg keluarhaa ofion ga ada?
Nani Suryani
novel ttg hubungan nefa dan Arazz apa judulnya?
Nani Suryani
cerita tentang keluarga Orion di bab berapa ya?
Adinda Bramantio
Luar biasa
Nur Solihat
baru mampir setelah baca novel sebelah 🤭
Nani Suryani
kameknya Airiil daro pihak ibjnya siapa namanya.
Nani Suryani: mira, kskeknya erwan
total 1 replies
Arindaa
wkkwkw
sabar ya sa
Arindaa
aduhh abiii
Arindaa
wkwkkw
key diamm
Arindaa
waduhh waduhhh
Arindaa
hohoo
Arindaa
saya
sblm.terkmabat
Arindaa
akankah Nasya dalam bahaya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!