Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
"Lepaskan aku, siapa kalian, dan ada tujuan apa tujuan menyekapku seperti ini?!" seorang pria berusia kurang lebih enam puluh tahun berteriak marah.
Padahal dia sedang ingin melakukan perjalanan keluar negeri tadi. Tapi tiba-tiba dirinya di hadang serombongan pria berjas hitam di dalam perjalanan menuju bandara.
"Katakan padaku apa yang kau ketahui tentang kematian nyonya Kencana, maka aku akan melepaskanmu!" seru seorang pria yang kini tengah menatapnya dari tempat nya duduk di sebuah kursi besar.
"Aku tidak tahu. Sudah berapa kali aku bilang?" teriak pria yang duduk di kursi dengan tubuh tangan dan kaki terikat.
"Baiklah, kau tidak tahu ya rupanya?" pria berjas hitam berbicara dengan santai, seolah tidak masalah baginya jika si.pesakitan tak mau bicara.
"Burhan Hasan. Itu kan namamu ? nama yang sangat bagus, tapi sayang. Perbuatanmu tak sebagus namamu!" ujarnya lagi.
Lelaki yang duduk di atas kursi pesakitan, yang tak lain adalah Burhan, partner kejahatan Nyonya Bella tersentak mendengar namanya disebut. Pria di hadapannya tahu dirinya, lengkap dengan nama belakangnya. Itu artinya dirinya memang sudah lama diselidiki.
"Baiklah jika kau memang tidak tahu. Aku juga tidak akan memaksamu untuk berbicara. Maafkan anak buahku tadi ya. Dia mungkin sedikit kelewatan padamu. wajahmu sampai Babak belur seperti itu. Aku berjanji nanti pasti anak buahku akan mengantarkanmu ke rumah sakit untuk merawat luka-luka kamu!" ucap pria berjas hitam itu lagi, yang sebenarnya tidak lain adalah Adam Khan. Dan pria-pria berseragam hitam yang lainnya adalah bodyguard bodyguard sewaannya.
"Hei kalian! lepaskan dia! Ternyata dia tidak tahu apapun!" perintah Adam pada anak buah dadakannya.
"Tapi Tuan, kita belum mendapatkan informasi apapun!" protes sang pimpinan tidak setuju dengan perintah Adam.
"Aku bilang lepaskan ya lepaskan! dia itu tidak tahu apa apa! Benarkan kau tidak tahu apa apa?!" Adam menoleh pada Burhan.
"Ah iya itu benar, aku tidak tahu apa apa!" Burhan merasa girang . ternyata semudah itu dia akan dilepaskan
Para pria berbaju hitam itu pun menurut walaupun kesal. Mereka itu adalah para pembantai profesional. Tetapi sekarang mereka seperti di ajak main lawakan saja. Kenapa mereka bisa disewa oleh seorang badut?
"Ah, Burhan mari sini ikut duduk sini!" seru Adam pada pria tua itu setelah anak buahnya melepaskannya.
Burhan merasa bingung karena yang di duduki oleh orang yang tidak dikenalnya ada sebuah kursi single, dan tak ada kursi lain di dekat pria berpenampilan nyentrik itu. Tapi dia mendekat juga.
"Tekuk lututmu jangan berani lancang dengan berdiri di hadapan Tuan!" tiba tiba di belakangnya seorang bodyguard menendang bagian belakang dari lututnya, hingga membuat Burhan terjatuh dengan lutut menyentuh lantai.
Burhan meringis menahan rasa nyeri di lututnya. Tadinya dia berpikir bahwa dia telah terbebas, ternyata itu hanya hayalan dia sendiri saja.
"Hei, jangan kasar begitu padanya!" seru Adam pada bodyguard tersebut.
"Kau tidak sedang terburu buru bukan? Burhan?!" bertanya tetapi dia sendiri yang menentukan jawabannya.
"Ah i. itu.. iy iya . ti dak, Tu an!" entah kenapa tiba-tiba saja Burhan merasa, ternyata berhadapan dengan Adam lebih ngeri daripada saat di hajar oleh para bodyguard tersebut beberapa saat yang lalu.
"Ah, baguslah! Aku ingin kau menemaniku sejenak untuk bersantai sambil nonton film, apa kau keberatan? Pasti tidak bukan?" lagi lagi Adam menentukan jawaban dari pertanyaan nya
"Iy ya , sa ya tidak ke bera tan!" Burhan tahu Adam tidak sedang bertanya, tapi sedang memerintah.
"Ah.. kau sangat baik sekali!" seru Adam girang. "Hei kamu! putarkan aku sebuah film yang menarik!" seru Adam pada seseorang yang sedang berdiri di paling ujung .
Para bodyguard tertawa girang . akhirnya mereka tahu apa yang di inginkan oleh Adam.
"Dengan senang hati, Tuan!" sahut salah satu dari mereka. Lalu mendekatkan sebuah laptop ke meja di hadapan Adam. Lalu memutar sebuah rekaman dan mengarahkan layarnya pada Burhan.
"Papa..., huaaa.... papa...!" tampak pada layar seorang gadis kecil menangis dalam dekapan seorang wanita yang barangkali itu adalah ibunya.
"Tuan, kami mohon lepaskan kami, apa kesalahan kami ..?!" wanita itupun menangis, karena beberapa orang pria berseragam hitam menodongkan senjata api kepada nya dan anak perempuannya yang terus menangis tiada henti.
Badan Burhan terasa seperti jelly, tak bertulang. Air matanya luruh, tangannya menggapai ke arah layar laptop seakan hendak meraih dua orang tersebut. Tetapi sedetik kemudian layar berubah warna kembali menjadi gelap.
"Ah, sebuah film yang menyedihkan, tidak asik sama sekali. Benar kan?" Adam menoleh ke arah para Bodyguard yang sedang tertawa terbahak bahak.
"Lepaskan mereka? Kenapa Anda lakukan itu pada keluarga saya? Apa kesalahan mereka?" Burhan merasa geram. "
"Mereka memang tidak bersalah, tapi mereka sedang menanggung kesalahanmu. Kamu pasti paham yang aku maksud, kan? Jadi jika kamu ingin mereka selamat, katakan apa yang kau ketahui tentang kematian Nyonya Kencana? Atau bahkan mungkin kamu memang terlibat?" Adam tidak membentak, tidak berteriak, tetapi berbicara dengan dingin justru semakin membuat Burhan dicekam rasa takut.
"Sudah aku katakan aku tidak tahu apapun! Bahkan aku tidak mengenal siapa itu Nyonya Kencana?!" Sahut Burhan masih juga mengelak.
"Jadi ini pilihan terakhirmu?" mata ada menyorot tajam. "Baiklah. Aku tidak akan ikut campur dengan pilihanmu. Terserah padamu, Apakah kau memilih hidupmu dan keluargamu atau memilih melindungi penjahat dan kemudian menghancurkan keluargamu sendiri!" ucap Adam datar.
"Berikan perintah kepada tim Zero untuk mengeksekusi mereka!" titah Adam kepada salah seorang pengawal yang tadi juga yang memutarkan rekaman di laptop Adam.
"Baik Tuan! Oh iya, Tuan. Apa kami juga boleh berpesta dengan wanita itu?" tanya pengawal itu sambil tertawa-tawa.
"Tentu saja! Lakukan Sesuka kalian! Aku hadiahkan wanita dan anak kecil itu pada kalian!" ucap Adam sambil tersenyum miring, dan mata yang terus menyorot tajam ke arah Burhan yang semakin mengeraskan wajahnya.
Burhan terbelalak mendengar ucapan Adam dan anak buahnya. Dia pikir mereka hanya akan membunuh atau menyiksa saja, tetapi mengeksekusi yang dimaksud oleh para bodyguard tersebut jelas bukan itu. Akan tetapi mengambil kehormatan anak dan istrinya. Bahkan anaknya masih berusia di bawah remaja. Apa dia akan tega membiarkan anaknya dirampas kehormatannya secara brutal oleh orang-orang tersebut?
"Kalian benar-benar biadab!" maki Burhan.
"Bukan kami! Kami hanya sedang ingin berpesta. Kamu yang biadab kamu yang lebih memilih penjahat daripada keluargamu. Sekarang rasakan akibat dari pilihanmu!"
Adam menjentikkan jarinya pertanda bahwa para Bodyguard sudah boleh bergerak. Dengan serempak para Bodyguard tertawa lebar kemudian hendak berlalu dari ruangan tersebut.
"Tunggu aku menyerah! Baiklah. Aku akan mengatakan semuanya, Tetapi tolong lepaskan anak dan istriku!" ucap Burhan. Pada akhirnya dia tetap harus menyerah.
Dia tidak mau kehilangan keluarga yang dicintainya hanya karena harus menutupi kebusukan Nyonya Bella.
sungkem ndang...
apa dah prnsiun trus kerja tpt anggun y? atau dipecat saga???🤣🤣🤣