ilyas nama seorang pemuda sederhana , tabib muda yang kelak akan menjadi raja disebuah negeri karena memenangkan sayembara, lalu karena tampan dan kesaktian nya dia terkenal sampai kerap menjadi idaman para gadis-gadis, khusus nya dikalangan bangsawan, mulai dari anak raja sampai rakyat jelata, dan karena itu pula terkadang yang menjadi konflik yang membuat perjalanan nya sebagai seorang prabu penuh dengan cobaan dan tantangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Brayen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal perjalanan sayembara
"Siapa tabib yang mau kamu datangi untuk belajar pengobatan,?" tanya ilyas kepada paryanto.
"Looo kok gk tau, kita ini tinggal didesa yang diberkahi dewa, ada banyak tabib didesa kita, bahkan sudah terkenal sampe mana- mana, ya belajar merekalah, contoh nya, ki ageng, ki jenang, ki torus, ki bonjol, ada banyak tinggal aku satu-satu menemui mereka untuk ajarkan, supaya aku jadi tabib yang handal" jawab paryanto
"Dan aku akan jadi pangeran, hahahaha , sambil tertawa paryanto mengatakan nya.
Makanya kamu ikut aku, dari sekarang belajar jadi pengawalku, ucap paryanto lagi meledek ilyas.
Paryanto dan ilyas adalah teman sebaya, mereka juga sudah sangat akrab, ditambah lagi dengan tingkah paryanto yang sangat jenaka dan selalu membuat tingkah yang lucu jadi ilyas sudah terbiasa dan tidak tersinggung dengan ucapan-ucapan paryanto.
"Yasudah berhenti dulu kamu menghayal nya, sini masuk dulu kerumah ku, ayoo ikut aku sama kakek makan, mumpung biyung ku lagi masak banyak" ajak ilyas kepada paryanto
"Hehehe, ya ayo sih kalo kamu maksa , jawab paryanto sambil malu- malu dan cengengesan.
Paryanto pun bergegas berjalan menuju kerumah ilyas, dan segera masuk kedalam rumah.
kakek mempersilahkan duduk paryanto'
"ayoo kakek tau kamu pasti laper too, ayoo makan sama- sama kita", ucap kakek. Sambil menghantarkan piring, memberikan kepada paryanto.
"Rezeki, rezeki, emang kalo rezeki itu gak kemana, ucap paryanto, sambil tertawa dan mengusap-usap perutnya.
" dari siang e, aku memang belum makan, perutku ini cacing nya sudah teriak- teriak didalam tapi belum ada yang aku kasih makan, rasanya perih sekali. Tambah ucap paryanto menambah kelucuan suasana makan kala sore itu.
"Heleh makan yo tinggal makan to, gk usah basa basi, tapi ya jangan dihabisin, sisakan kami juga, nanti malah kami gak kebagian, ledek ilyas kepada paryanto.
sudah- sudah ayoo dimakan, nanti keburu sudah dingin, jangan saling ledek- ledekan lagi. Saut biyung ilyas sambil menyodorkan lauk dan nasi.
Merekapun makan sampai selesai, waktu pun sudah mulai gelap, mentari yang tadi bersinar gagah mulai terlihat redup tertutup gelapnya malam. Paryanto pun berpamitan kepada ilyas, kakek, dan biyung.
Dilain tempat, di singgasana raja, yang terletak di aula kehormatan, sang raja pun, mulai bertanya pada abdi- abdi dalam dan temenggung. Menanyakan, apakah sudah dilaksanakan perintahnya untuk men siarkan sayembara, karena sang raja sudah tidak sabar ingin melihat kesembuhan putri kesayangan nya.
"Wahay para pengikutku, sudahkah kalian sampaikan perintahku" tanya raja kepada mereka semua.
Jawab serentak mereka.
"Sudah sang prabu"
"Baik lah, bagaimana menurut kalian. Apakah akan ada yang bisa menyanggupi nya, tanya raja kepada mereka semua.
menjawab lah temenggung munsir ", wahay sang prabu, saya sangat meragukan nya, bukan kah orang terbaik di negeri kita ini sudah terpilih menjadi orang istana ada yang menjadi prajurit dan abdi dalam, serta temenggung- temenggung. Bagaimana kalau yang mampu untuk mengikuti sayembara tersebut, adalah orang- orang dalam istana,
Orang- orang yang ada didesa rata- rata sisa dari kumpulan orang- orang terpilih dari kita, banyak dari mereka yang tau nya hanya bekerja petani dan nelayan. Hanya sisa orang-orang tak berguna. tambah munsir dengan nada angkuh.
"kamu tidak bisa meremehkan mereka semua, belum tentu, ada juga orang yang tidak mau masuk istana karena mereka lebih suka hidup dengan kebebasan nya. Jawab mersan sebagai penasehat raja.
"Heleh, mana ada orang yang tidak tertarik dengan kehidupan istana", jawab munsir lagi.
"Mohon izin sang prabu, ada baiknya sayembara ini diperkenankan juga untuk diikuti oleh pihak istana, siapa tau ada dari salah satu kita yang mampu. Selagi ia tidak memiliki hubungan darah dengan tuan putri maka ia diperbolehkan, ucap begendow salah satu temenggung untuk menenangkan hati raja.
"Ya, ya, ya, aku setuju, sayembara ini boleh diikuti oleh orang dalam istana, tambah munsir untuk meyakinkan raja.
Lantas sang raja pun mulai memikirkan saran- saran yang diberikan oleh temenggung nya.
Sambil duduk menopang dagunya, sang raja pun, berbisik dihati kecilnya " tidak ada salahnya, bila usulan mereka aku setujui, "
"Baiklah aku setuju dengan usul mu begendow, aku juga memperbolehkan orang dalam istana untuk mengikuti sayembara, apabila ada yang berkenan boleh mencoba nya, ucap sang raja.
Didalam kamar, terlihat diatas ranjang, terbaring lah tuan putri yang tertidur lemas, sudah hampir empat tahun, sang putri terbaring di ranjang nya itu, yang dijaga ketat oleh dayang- dayang istana.
sang ratu yang duduk disamping anak nya, sambil mengelus-elus rambut putrinya yang ta berdaya, berkata" wahay putriku, bangunlah engkau dari tidur panjangmu, sudah banyak mimpi yang harus kau wujudkan. Sudah saatnya bunga bermekaran untuk dihinggapi kupu-kupu , bangunlah nak, coba kau lihat betapa indahnya bunga bunga itu,.
Sang ratu berucap terus seperti itu Sambil terus mengusap rambut anaknya, sampai datanglah raja dari rapat yang ia pimpin menghampiri sang ratu
" Aku sudah bertanya pada semua pengikut- pengikut kita, dan mereka sudah menyampaikan ke seluruh penjuru negeri untuk menyampaikan undangan sayembara, kau tidak usah bersedih permaisuri ku, aku yakin cara itu bisa menyembuhkan putri kita, kita hanya tinggal berdoa menunggu pertolongan dari dewata." Ucap sang raja kepada sang ratu
"Wahay kakanda aku sangat merindukan keceriaan putri kita, sudah hampir 5 tahun ia terbaring di ranjangnya bagaikan mayat hidup, aku tidak tahu apa yang ia alami didalam mimpinya, apakah ia ketakutan atau bahagia, aku khawatir kepadanya.
ucap sang ratu mengeluh kepada sang raja,
Sang raja pun memeluk sang ratu sambil mencium kening nya.
"Sabar permaisuri ku, aku sudah berusaha dan kita tinggal menunggu, undangan sayembara kita dihadiri oleh para pesertanya". Jawab sang raja menenangkan gundah gulana ratunya.
Sambil menangis dan memeluk sang raja, ratu pun larut dalam kesedihan memikirkan nasib putrinya.
Dilain tempat , tempat tinggal temenggung munsir.
"Aku harus berusaha untuk bisa mengobati tuan putri, supaya aku bisa menjadi raja di way waru mas. Dan aku menjadi penguasa nya, hahaha, teriak temenggung penuh dengan ambisi.
"Ijin temenggung, saran saya temenggung harus belajar ilmu pengobatan dg ki ageng, beliau sangat terkenal di desanya bahkan banyak orang dalam istana yang sembuh berobat dengan nya. Ucap salah satu pengikut temenggung.
"Yaa, betul sekali, besok kau antarkan aku untuk menemuinya,. Kita akan ke desa bandar dewa. Ucap si temenggung tersebut.
"baik temenggung., aku akan mempersiapkan kuda dan pengawal yang akan ikut kita besok menuju desa bandar dewa. Ucap pengikut temenggung tersebut.
"jangan lupa kau bawa kepeng dan emas yang banyak untuk bekal kita selama disana, dan siapkan juga hadiah untuk ki ageng apabila dia berhasil mengajarkan ku. Ucap si temenggung munsir.
