My Sugar Baby

Dari sore hingga malam, Zidan benar-benar menghabiskan waktunya bersama dengan Chika untuk mengganti kebersamaan mereka yang sempat terganggu. Walaupun hanya di apartemen, banyak sekali kegiatan yang keduanya lakukan, seperti menonton film, bermain kartu, dan membuat video random.

Sebuah kegiatan yang sebenarnya sangat sederhana, tetapi tidak semua orang bisa menyempatkan waktunya. Padahal, Chika juga mengharapkan itu dari orang tuanya dan malah sang kekasih-lah yang mewujudkannya.

" Om tidak pulang? Ini sudah hampir jam 12 malam loh " tanya Chika melihat jam terpasang di dinding.

" Tidak.. Aku akan menginap di sini " jawab Zidan yang malah memeluk tubuh kekasihnya dari belakang.

Mendengar itu, tentu saja Chika cukup terkejut karena sebelumnya tidak pernah mengajak siapa pun untuk menginap di sana. Apalagi Zidan adalah seorang pria yang seharusnya mereka tidak tinggal di bawah atap yang sama.

Selain itu, semua orang tinggal dan bekerja di apartemen itu mengetahui statusnya yang belum menikah. Bisa saja mereka curiga dan berpikir yang tidak-tidak andai Zidan benar-benar akan menginap di sana.

" Tapi, Om.. Sebelumnya tidak ada pernah laki-laki yang menginap di sini " ucap Chika dengan sedikit ragu.

" Maka, aku akan menjadi laki-laki pertama yang menginap di sini, Baby " sahut Zidan yang sangat santai.

" Kamu jangan memikirkan kata orang, mereka juga tidak peduli dengan apapun yang kita lakukan. Aku dan kamu bebas melakukan apapun yang bisa membuat kita berdua merasa bahagia " lanjut Zidan mengerti yang dipikirkan oleh wanita itu.

Sebelum menemui sang kekasih, Zidan telah melakukan sesuatu agar bisa tetap berada di sana tanpa takut di usir. Tentunya semua itu dengan menggunakan uang dan sedikit kekuasaan yang dimilikinya.

" Boleh kan, Baby? Di luar sudah mendung dan kemungkinan malam ini akan hujan deras " tanya Zidan yang tetap membutuhkan izin dari sang kekasih.

" Boleh deh.. Lagipula aku juga tidak ingin kalau Om pulang " jawab Chika memberikan izinnya.

Tentu saja Zidan pun merasa sangat senang dan langsung mengeratkan pelukannya. Dia sudah sangat malas untuk pulang dan juga tidak ingin berpisah dengan kekasihnya itu.

" Terima kasih, Baby.. " ucap Zidan mengecup salah satu pipi Chika.

" Iya Om " jawab Chika menganggukkan kepalanya.

.

.

.

Karena hari sudah semakin malam dan sudah merasa cukup mengantuk, Zidan dan Chika pun segera berpindah ke kamar. Hanya ada satu kamar di apartemen itu, sehingga otomatis keduanya akan tidur di kamar yang sama.

Tiba-tiba, Chika merasa sangat canggung karena mengingat malam dimana dirinya menyerahkan kehormatannya pada Zidan. Memang dalam keadaan mabuk, tetapi semua itu masih teringat jelas di dalam kepalanya.

Seketika wajahnya menjadi memerah dan tentunya merasa sangat malu karena juga menikmatinya. Bahkan dia tidak memberikan penolakan sama sekali dan meminta pria itu untuk melakukannya.

" Chika, stop! Jangan ingat-ingat itu lagi! " batin Chika menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Lama-lama dia bisa gila andai terus mengingatnya dan juga akan ingin untuk melakukannya lagi. Sebagai pengalaman pertama yang sangat memuaskan, membuatnya terkadang semakin penasaran dengan kegiatan panas itu.

" Baby.. Kamu kenapa? " tanya Zidan cukup heran dengan tingkah aneh sang kekasih.

Sontak Chika pun langsung tersadar dengan hal bodoh yang dilakukannya dan langsung menggelengkan kepalanya.

" Tidak.. Aku tidak apa-apa kok, Om " jawab Chika dengan cepat.

Sebenarnya, Zidan merasa ragu dan tidak percaya dengan jawaban itu, tetapi tidak ingin memperpanjangnya. Lebih baik dia memeluk tubuh kekasihnya itu saja dengan erat yang bisa membuatnya lebih tenang.

" Jadi, sekarang kita harus tidur atau olahraga terlebih dahulu? " tanya Zidan sedikit mendekatkan wajahnya.

Sejujurnya, ada keinginan untuk menyentuh Chika lagi dan mereguk kenikmatan surga dunia bersama. Hanya saja, Zidan ingin melakukannya atas dasar suka sama suka dan harus mendapatkan izin dari kekasihnya itu dulu.

" Olah-raga? " tanya Chika gugup, karena dia cukup mengerti olahraga yang dimaksud.

" He'em, olahraga.. Tepatnya olahraga yang sangat menggairahkan " jawab Zidan menarik salah satu sudut bibirnya.

Wajah cantik Chika pun semakin memerah dan wanita itu langsung mengalihkan wajahnya dari sang kekasih. Dia malu, sangat-sangat malu dan tidak memiliki keberanian untuk menatapnya dengan jelas. Apalagi Zidan sudah sangat jelas dan terang-terangan mengajaknya untuk melakukan kegiatan yang selalu diingatnya.

" Baby.. Bagaimana? Mau? " tanya Zidan meraih dagu kekasihnya itu agar menatap ke arahnya.

" Tapi.. pelan-pelan ya, Om. Aku takut akan sakit lagi soalnya " jawab Chika pelan.

Seperti sudah terlanjur jatuh, Chika tak dapat menolak sesuatu yang juga diinginkannya. Terlebih lagi, dia juga sudah mendapatkan keuntungannya dari Zidan, maka harus melakukan hal yang sama untuk pria itu.

Setelah mendapatkan persetujuan, tanpa perlu menunggu lama Zidan langsung menyambar bibir ranum milik Chika yang sudah sangat diinginkannya. Rasa manis dari bibir itu selalu membuatnya ingin terus menikmatinya.

Tak mau kalah, Chika pun membalas ciuman itu dan mencoba untuk menyeimbangi sang kekasih. Sama seperti malam itu, keduanya sama-sama berusaha untuk saling memuaskan dan tidak hanya pasrah menunggu.

Dengan bibir yang masih saling bertautan, tangan Zidan mulai melucuti pakaian mereka berdua hingga benar-benar polos. Sedangkan Chika segera mengalungkan kedua tangannya di leher sang kekasih yang sudah berada di atas tubuhnya.

Sentuhan-sentuhan yang sangat memabukkan diberikan oleh Zidan di titik-titik sensitif tubuh kekasihnya itu. Tak ada satu pun bagian tubuh Chika yang dilewati oleh bibir dan tangan dari pria itu.

" Om, ahhh... " de-sah Chika saat dadanya dihisap dengan sangat kuat.

Suara itu semakin membuat Zidan bersemangat dan melakukan hal untuk membawa wanita itu menuju puncaknya. Dia juga langsung memasukkan miliknya tanpa aba-aba dan menenggelamkan seluruhnya. Masih sangat sempit dan tidak jauh berbeda seperti saat pertama kali dimasukinya.

" Keluarkan saja suara indahmu itu, Baby.. Aku akan membawamu menuju sebuah rasa kenikmatan " ucap Zidan mulai menggerakkan pinggulnya.

Semakin lama, suasana pun semakin panas dan suara de-sahan saling bersahut-sahutan memenuhi kamar itu. Angin yang kencang dan hujan yang deras malah semakin membuat keduanya semakin bersemangat untuk merasakan nikmatnya surga dunia.

Hingga akhirnya, terdengar suara erangan panjang dari Zidan yang kembali menyemburkan benih berkualitas-nya di rahim sang kekasih. Tubuhnya juga langsung ambruk tepat di atas tubuh Chika dengan napas yang terengah-engah.

***

Tidak bisa terlalu detail ya, Guys😭 Takut banget kalau seandainya malah tidak lulus review dan bab-bab selanjutnya malah tertunda😫

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘