Tahu masa lalunya yang sangat menyakitkan hati satu minggu sebelum hari pernikahan. Sayang, Zoya tetap tidak bisa mundur dari pernikahan tersebut walau batinnya menolak dengan keras.
"Tapi dia sudah punya anak dengan wanita lain walau tidak menikah, papa." Zoyana berucap sambil terisak.
"Apa salahnya, Aya! Masa lalu adalah masa lalu. Dan lagi, masih banyak gadis yang menikah dengan duda."
Zoya hanya ingin dimengerti apa yang saat ini hatinya sedang rasa, dan apa pula yang sedang ia takutkan. Tapi keluarganya, sama sekali tidak berpikiran yang sama. Akankah pernikahan itu bisa bertahan? Atau, pernikahan ini malahan akan hancur karena masa lalu sang suami? Yuk! Baca sampai akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*Episode 25
Air mata yang awalnya jatuh dengan lambat, kini semakin deras.
"Orang yang kamu cintai adalah aku, bukan? Kenapa? Kenapa jadi wanita lain, kak?"
"Kinan. Sadarlah! Aku sudah melupakan dirimu sejak lima tahun yang lalu. Aku sudah mengubur rasa cinta yang aku punya buat kamu sejak di hari kamu menikah dengan pria lain. Jadi, kamu harus bisa menerima, kalau hubungan kita sudah berakhir. Sudah tidak ada yang tersisa lagi."
Kinan langsung menggelengkan kepalanya dengan pelan. Air mata yang jatuh, terus saja mengalir. Wajahnya pun terlihat sangat menyedihkan. Lalu, isak tangis terdengar dengan sangat jelas.
"Hu hu hu. Tidak, kak. Tidak. Kau mencintai aku. Kau pasti masih mencintai aku."
"Tidak, Kinan. Aku tidak lagi mencintai dirimu. Karena sekarang, di hatiku hanya ada Zoya seorang. Istriku yang sudah aku nikahi. Wanita yang susah payah aku perjuangkan hingga akhirnya bisa aku dapatkan. Hanya dia. Cuma hanya dia saja."
Mata Kinan langsung membulat.
"Zoya? Dia? Kamu cinta dia?"
"Tidak. Bagaimana bisa kamu mencintainya, Kak? Bagaimana-- "
"Karena hatiku telah memilih dia, Kinan. Hatiku telah aku labuhkan hanya padanya. Seluruhnya. Sudah aku kunci hanya untuk mencintai dia."
"Tidak." Kinan kembali menggeleng.
"Bagaimana mungkin."
"Tunggu! Jika dia tidak ada, maka kamu pasti hanya akan mencintai aku, bukan?"
Bicara dengan Kinan memang sangat melelahkan. Butuh kesabaran yang sangat besar. Dan, untungnya, Arya memiliki kesabaran itu. Dulu, Kinan tidak seperti ini. Dia adalah wanita yang cukup pengertian. Tapi sekarang, karena terlalu terobsesi, malah tidak bisa menerima kenyataan.
Arya langsung menepis tangan Kinan yang sedang memegang lengannya.
"Sekalipun Zoya tidak ada, hatiku akan tetap padanya. Karena seperti yang sudah aku katakan, hatiku sudah aku kunci hanya untuk Zoya."
"Dia adalah satu-satunya wanita yang paling berharga dalam hidupku, Kinan. Arti cinta yang sesungguhnya hanya bisa aku rasakan padanya."
"Ap-- apa? Lalu, bagaimana dengan aku? Saat kamu bersama denganku dulu. Kamu .... "
Kinan kembali terpikir seperti apa sikap Arya. Tidak. Arya sama sekali tidak terlalu berkeras untuk mendapatkan cintanya. Jika saja Arya sangat memaksa, lalu mendengarkan saran untuk kawin lari waktu itu, maka mereka pasti sudah menjadi pasangan keluarga saat ini.
Tatapan lekat Kinan lontarkan setelah kesadarannya mulai pulih.
"Jadi, kamu ingin bilang padaku, kak. Kalau cintamu untuk aku tidak sebesar cintamu buat wanita itu? Benarkah begitu?"
Arya langsung mengangguk tanpa pikir panjang. Yang seketika langsung meluluh lantahkan hati Kinan sampai hampir tidak tersisa lagi.
"Iya."
"Aku mencintai Zoya lebih dari aku mencintai nyawaku sendiri, Kinan. Aku rela melakukan apapun demi Zoya."
"Ap-- apapun?"
"Kamu rela melakukan apapun demi dia yang kamu cintai? Apa kamu juga rela ikut dengannya ketika dia ajak kawin lari seandainya orang tuanya tidak merestui hubungan kalian?"
Tanpa sedikitpun keraguan, Arya langsung mengangguk sambil menjawab.
"Tentu saja. Karena seperti yang sudah aku katakan, aku mencintainya lebih dari aku mencintai nyawaku sendiri. Jadi, sekalipun dia minta aku kawin lari dengan seluruh dunia menentangnya, maka aku akan tetap mendengarkan apa yang dia katakan. Karena bagiku, dia adalah segalanya."
Seketika, hati Kinan mati rasa. Detak Jatung seolah berhenti. Waktu pun terasa melambat. Saat ini, dia semakin dibuat sadar akan apa yang sebenarnya yang dinamakan dengan cinta.
'Ternyata, saat itu, hanya aku yang mencintai dia dengan seluruh hatiku. Tapi dia, tidak sama sekali. Sekarang, aku baru tahu seperti apa cinta yang dia punya untuk aku. Terlalu dangkal. Lalu, cinta yang dia punya untuk wanita lain teramat sangat dalam sampai dia rela melakukan apapun demi wanita itu.'
'Tunggu. Jika begitu, aku akan buat kau tetap bersama dengan ku. Karena aku punya anak dengan mu, Kak. Bagaimana jika kamu mencintai wanita lain, tapi yang punya sarah dagingmu sekarang adalah aku. Aku tidak akan pernah rela melepaskan dirimu untuk wanita lain.' Hati Kinan berucap lagi.
Dengan wajah yang penuh keyakinan, Kinan mengembalikan semangat dalam hati. Harinya memang sudah hancur. Tapi, dia tidak ingin tetap terpuruk. Dia akan manfaatkan kesempatan walau hanya seujung kuku sekalipun kesempatan itu.
"Baiklah jika itu yang kamu katakan. Maka aku akan mengalah. Aku tidak akan menganggu kamu dan istrimu lagi nantinya, kak. Tapi, aku punya syarat."
Dengan wajah yang sangat bahagia, Arya menatap Kinan. "Katakan padaku, Kinan. Apa syaratnya?"
"Aku minta waktu kamu selama satu bulan untuk bersama dengan Beby."
"Apa! Kinan-- "
"Tunggu, kak. Aku belum selesai bicara."
"Aku tidak minta waktu full kamu selama satu bulan buat bersama dengannya. Aku hanya minta satu minggu, setidaknya kamu temui kami dua kali."
Arya terdiam. Sangat berat permintaan Kinan. Dan, dia juga tahu kalau Kinan sedang memanfaatkan dirinya saat ini. Tapi, mungkin ini hanya satu-satunya cara yang bisa dia lakukan. Dia tidak ingin terus dikejar oleh masa lalu. Jadi, mungkin dia harus berkorban untuk satu bulan ini.
'Satu bulan. Arya, cobalah. Satu bulan tidak lama. Dan lagi, kamu hanya perlu bertemu dengan Kinan dua kali dalam satu minggu. Tidak akan bertemu setiap hari,' kata hati Arya menguatkan pilihan yang akan dia ambil.
"Bagaimana, kak? Apa kamu setuju?"
"Baik. Aku akan menyetujuinya. Tapi, kita akan tandai surat perjanjian biar sama-sama tidak di rugikan."
Deg. Jantung Kinan sedikit tak karuan.
'Apakah harus sampai sejauh ini, kak Arya? Apakah kamu sebegitu terpaksanya, dan sebegitu takutnya untuk bersama dengan kami? Padahal, Beby jelas-jelas anakmu, kak. Anak kandung kamu,' ucap hati Kinan dengan penuh kepiluan.
Namun, dibalik itu pula, Kinan merasakan sebuah kesempatan yang sudah datang menghampiri. 'Huh. Tapi, baiklah. Beby adalah darah daging kamu. Ikatan dan hubungan darah pasti akan mengubah kerasnya hatimu nanti. Dan lagi, Beby adalah anak yang sangat menggemaskan. Aku yakin, hatimu akan luluh padanya. Sementara itu pula, aku adalah orang yang dulunya pernah sangat kamu cintai. Jadi, kesempatan ini akan aku gunakan untuk membangun kembali hubungan cinta di masa lalu.'
"Kinan."
"Ah, iya."
"Kenapa kamu bengong? Apa kamu tidak setuju untuk membuat kesepakatan secara tertulis?"
"Apa? Bagaimana mungkin?"
"Tentu saja aku setuju."
"Sepertinya, kamu terlalu takut aku tidak menepati janji, kak. Tapi tenang saja, aku tidak akan ingar kok. Waktu satu bulan aku anggap sudah cukup untuk menjadi penebus hutang mu pada anakmu itu. Setelahnya, kami tidak akan lagi mengganggu kehidupan kamu."
"Serahkan perjanjiannya nanti padaku, Kak Arya. Aku akan tanda tangani. Tapi, aku juga punya satu permintaan lagi. Selama satu bulan itu, jika aku panggil kamu dengan urusan yang menyangkut Beby, maka kamu harus memenuhi panggilan itu. Tidak ada alasan sedikitpun, kak Arya."
lanjut kak...
semngat....
sdah mampir...
semoga seru alur critanya...
semngat kak ...