NovelToon NovelToon
Sebuah Titik Di Horizon

Sebuah Titik Di Horizon

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: Gama Lubis

Seorang gadis yang tidak percaya cinta karena masa lalunya, tidak percaya dengan dirinya sendiri. Kemudian dihadapkan dengan seseorang yang serius melamarnya.


Jika dia akhirnya menerima uluran tangannya, akankah dia bisa lepas dari masa lalunya atau semakin takut ?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gama Lubis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupakan Itu

Yudha menatap Naima yang berjalan di depannya, tubuh gadis itu diterangi cahaya redup dari lampu jalan. Meski hanya sesaat, ia bersyukur atas momen ini. Bisa berada di dekatnya lagi, walaupun dalam situasi yang jauh dari sempurna. Naima adalah dunianya, satu-satunya tempat ia merasa hidup di tengah kekacauan yang selalu mengelilinginya.

Namun, bayangan masa lalu terus menghantui pikirannya, seperti badai yang enggan reda. Dia mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, mencoba menahan gejolak emosi yang perlahan-lahan menyelinap ke permukaan. Keputusan Naima membatalkan pernikahan mereka masih menyisakan luka yang dalam, bukan hanya di hatinya, tapi juga di harga dirinya.

Bukan Naima yang ia salahkan. Tidak pernah.

Dia menyalahkan dirinya sendiri—untuk semua kebodohan, semua kegagalan yang membuatnya kehilangan gadis itu.

Dulu, rasanya mereka tidak terpisahkan. Setiap kali Yudha mendapat amarah dari ayah angkatnya, Naima adalah tempatnya mengadu. Gadis itu selalu mendengarkannya tanpa menghakimi, menawarkan senyum lembut yang membuat dunia Yudha terasa sedikit lebih terang. Dan ketika Naima yang rapuh membutuhkan seseorang, dia ada di sana, menjadi tembok kokoh yang melindunginya dari kerasnya hidup.

Namun, waktu mengubah segalanya. Naima diadopsi oleh keluarga baru yang memberinya kehangatan dan kehidupan yang lebih baik. Gadis itu menemukan pelabuhan lain, tempat yang lebih menjanjikan daripada apa yang bisa Yudha tawarkan.

Dia tahu dia seharusnya bahagia untuk Naima. Tapi setiap kali dia melihatnya, ada rasa perih yang tak bisa dihilangkan.

"Yudha?" suara Naima memotong lamunannya.

Dia mengangkat wajah, menatap Naima yang berdiri beberapa langkah di depannya, alisnya terangkat penuh tanya. "Kamu baik-baik saja?"

Yudha hanya mengangguk pelan, memaksakan senyum. "Aku baik."

Naima mengerutkan dahi, seolah tidak percaya. Namun, dia memilih untuk tidak menekan lebih jauh. "Ayo. Aku ingin segera pulang."

Yudha mengangguk lagi, mengikuti langkah Naima dengan hati yang berat. Jika ini adalah satu-satunya waktu yang bisa dia habiskan bersama gadis itu, dia tidak akan menyia-nyiakannya. Tapi di dalam hatinya, ada kekosongan yang terus menganga, mengingatkan bahwa mereka tidak lagi sama seperti dulu.

Yudha tahu, pada akhirnya, dia harus merelakan Naima. Tapi untuk saat ini, dia akan menikmati setiap detik yang tersisa.

“Naima, maaf… untuk kejadian di kereta, tentang rencana pernikahan kita, dan... banyak hal lainnya,” ucap Yudha pelan, hampir seperti bisikan. Suaranya tenggelam dalam keheningan malam yang remang-remang. Langkah kakinya terdengar berat, setiap dentum seolah membawa beban yang tak kasat mata.

Naima tidak segera menjawab. Dia menghentikan langkahnya, membiarkan jeda panjang menggantung di udara. Perlahan, dia menoleh, menatap Yudha dengan sorot mata yang sulit diterjemahkan—antara lelah, kecewa, dan entah apa lagi yang terselubung di dalamnya.

“Jangan dibahas lagi,” katanya akhirnya, suaranya tegas namun dingin. Dia kembali melangkah, kali ini lebih cepat, seperti ingin segera mengakhiri percakapan yang terasa berat di dadanya.

Yudha diam di tempat, menyaksikan punggung Naima menjauh. Kata-kata itu seperti belati yang menyayat hatinya. "Jangan dibahas lagi." Dia tahu Naima sedang melindungi dirinya sendiri, mungkin juga melindungi mereka berdua. Tapi tetap saja, kata-kata itu terasa seperti penghapus, menghapus masa lalu mereka seolah tidak pernah ada.

Dia menghela napas panjang, menunduk sejenak, sebelum akhirnya bergegas menyusul Naima. Meski hatinya terasa remuk, dia tetap mengikuti langkah gadis itu, menjaga jarak. Jika inilah cara Naima ingin melanjutkan hidup, dia tidak punya pilihan lain selain menghormatinya. Tapi di lubuk hatinya, ada secercah harapan kecil—harapan bahwa suatu hari, mereka bisa menemukan jalan kembali ke satu sama lain.

Yudha menatap langit-langit kota Surabaya yang gelap selepas hujan sore tadi. Tidak ada cahaya rembulan, apalagi bintang yang bersinar, hanya langit kelam yang menggantung di atas mereka. Suasana terasa sepi, bahkan lebih hening daripada biasanya.

“Naima,” suara Yudha memecah keheningan, sedikit lebih dalam dari yang ia harapkan. “Kamu melihat berita tentang anggota dewan yang terlibat dalam kasus pemerkosaan?”

Yudha tidak ingin membiarkan keheningan ini berlarut-larut. Jarang sekali ia berbicara dengan Naima, dan kesempatan kali ini—walaupun penuh dengan ketegangan—tidak ingin ia lewatkan begitu saja.

“CD itu cekaman CCTV di lokasi kejadian,” lanjutnya, mencoba menyampaikan sesuatu yang lebih penting. “Mereka mencoba melenyapkan bukti itu.”

Yudha berhenti sejenak, merasakan berat yang menyelimuti hatinya. “Sebenarnya, aku belum melihat isinya, tapi aku harap sesuai dengan dugaanku.”

Naima hanya terdiam, tidak memberikan jawaban, namun Yudha tahu gadis itu mendengarkan. Tanpa melihatnya, Yudha melanjutkan ceritanya. Tentang apa yang ia usahakan selama ini—bagaimana ia berusaha mendapatkan bukti itu.

“Sulit sekali mendapatkannya, karena semua dikendalikan oleh Ayah angkatku,” lanjut Yudha dengan suara yang sedikit tersendat. “Tapi hei, kamu hanya perlu keberanian dan sedikit kenekatan, iya kan?”

Masih tak ada jawaban dari Naima. Dia tetap diam, seperti sedang memikirkan kata-kata Yudha atau mungkin hanya terlarut dalam perasaan sendiri. Yudha tahu betul bahwa dia tidak mudah untuk berbicara tentang ini.

Lama Yudha berbicara, mengungkapkan kasus yang ia ambil. Ia menceritakan tentang jaksa yang menuding orang yang tidak bersalah, tentang anggota dewan yang dijebak—begitulah yang diyakini Yudha.

Lama Yudha berbicara, sepanjang perjalanan. Hanya dia yang bersuara. Naima yang berjalan dua langkah di depannya hanya terdiam membisu. Bukan karena tidak tertarik, tetapi lebih kepada keinginan untuk sendiri, untuk meresapi perasaan yang selama ini mengendap di dalam hati.

Yudha merasa kata-katanya bergema di udara malam, namun tak ada satu pun yang menjawab atau memberi umpan balik. Naima tak berkata apa-apa, hanya melangkah dengan wajah yang semakin tertutup, seolah dia sedang berbicara dengan pikirannya sendiri.

Ketika mereka sampai di rumah Naima, Yudha menghela napas panjang, perasaan hampa kembali datang menghampiri. Seperti ada sesuatu yang belum selesai, sesuatu yang belum bisa ia ungkapkan atau pahami. Ia menatap Naima, namun gadis itu lebih memilih menghindar, berjalan cepat menuju pintu rumahnya.

“Sudah sampai,” ucap Yudha pelan, suaranya hampir hilang diterpa angin malam. “Semoga tidurmu nyenyak. Maaf untuk hari ini,” lanjutnya, dengan nada yang lebih dalam, seakan mencoba meredakan ketegangan yang masih ada di antara mereka.

Naima tidak menoleh, hanya melangkah lebih cepat. Yudha melihatnya tanpa bisa berkata apa-apa. Ada perasaan kosong yang menggantung di dadanya, sesuatu yang lebih besar dari sekadar keheningan yang melingkupi mereka malam ini.

Naima berhenti sesaat di depan pintu, lalu berbalik. “Semoga sidangnya berjalan lancar,” ucapnya, dengan senyum samar yang tak bisa dipahami oleh Yudha. Lalu, tanpa menunggu lebih lama, ia masuk ke dalam rumah, meninggalkan Yudha yang masih berdiri di tempatnya.

Langkah Yudha terasa berat. Dia berbalik dan melangkah pergi, hatinya dipenuhi dengan perasaan yang campur aduk. Ada sesuatu yang masih mengganjal, seolah ada bagian dari dirinya yang tertinggal di sana, di antara mereka berdua.

1
sSabila
Hai kak aku udah baca beberapa part dan sudah aku like, ceritanya bagus banget kak

Jangan lupa mampir juga di novel terbaru aku "Bertahan Luka"

Ditunggu ya kak
Beerus
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
gamingmato channel
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
☯THAILY YANIRETH✿
Mantap jiwaa!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!