Novel ini diadaptasi dari 50% kisah nyata dan 50% fiksi.
Kaila merupakan istri dari Rangga. Dia dihianati oleh suaminya. Selingkuh di belakang Kaila dengan atasannya.
Kaila melihat dengan mata kepala sendiri ketika suaminya sedang bercumbu di dalam mobil dengan atasannya.
Bagaimana keputusan Kaila ketika mengetahui itu semua?
Ikuti kisahnya, hanya di noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Garis Merah 2
Hubunganku dengan suami, semakin lama semakin merenggang. Jarang berkomunikasi dengan diriku, aku seperti orang asing dimatanya. Entah apa pikiran suamiku ini tentang aku sekarang. Mungkin pelakor mencuci otak suamiku karena aku pernah melabrak pelakor itu. Setiap aku berkomunikasi dengan suamiku, mulutnya akan mengeluarkan kata-kata yang sangat melukai perasaanku.
Setiap kali dia pulang ke rumah bukan belaian lagi yang dia berikan tapi dia memberikan tatapan penuh kebencian, bukan kata-kata cinta lagi yang diucapkan tapi kata-kata caci maki.
Kepribadian suamiku telah berubah, dulu selalu tersenyum kepadaku. Kini wajah yang datar ketika menatapku, dulu kecupan hangat yang aku dapatkan ketika dia mau pergi kerja, sekarang ketika aku ingin mencium punggung tangannya, dia menghempaskan tanganku. Oh suamiku sejiji inikah kamu terhadapku?
Aku tidak mengerti entah apa yang diberikan pelakor itu terhadap suamiku.
Suamiku seakan-akan lupa akan anak dan istri. Kasih sayang terhadap anak-anakpun hilang, adanya ketidakpedulian terhadap anak-anak. Aku masih pasang dadaku ini sebagai tameng untuk anakku karena anak-anak yang masih sangat membutuhkan aku.
Aku masih sangat berharap suamiku itu berubah. Aku tidak lupa berdoa kepada Allah selepas aku selesai menunaikan salatku. Kuselipkan namanya di setiap doa-doaku. Allahu...Allahu...Allahu...sungguh berat cobaan yang Engkau berikan terhadapku.
Jika ada cinta yang tersisa, maka tambahkanlah jumlah cintanya terhadapku. Jika tali akad ini Kau ridhoi maka jangan putuskan tali akad kami. Jika dia masih ada setitik kasih sayang kepada anak-anaknya tolong perbesar titik itu menjadi butiran lalu jadikanlah semakin besar seperti gunung yang menjulang, semakin luas seperti hamparan lautan yang Kau ciptakan. Tapi jika sebaliknya dia tidak pantas menjadi imanku lagi dan ayah dari anak-anakku maka hampaskanlah dia jauh dari kami. Aku mohon Ya Rabb dengan tangan mengadah, dengan hati yang pasrah aku memohon kepada-Mu kuatkan aku, jaga imanku tetap bersama-Mu. Aamiin.
Aku bercucuran air mata setiap doa-doaku. Entah berapa kali dan berapa banyak air mata yang aku jatuhkan. Kadang aku lelah dengan air mata ini, aku merasa tidak kuat dari beban ini. Jujur kata-katanya yang selalu mencaci maki aku yang terus menghujani hatiku ini menyebabkan psikisku yang hancur secara perlahan.
Allahu...Allahu...Allahu...
Dedd…dedd suara benda pipih Kaila.
Tina \= [“Assalamu'alaikum de, kamu baik-baik aja?”]
Kaila [“Wa'alaikumsalam Mba Tina, aku baik-baik aja kok. Mba Tina bagaimana kabarnya? Anak-anak Mba Tina sehat?”]
Tina \= [“Alhamdulilah, aku dan anak-anak sehat. Kamu benar gak ada apa-apa?”]
Kaila [“Iya Kak, tenang aja. Aku tidak apa-apa kok.”]
Tina \= [“Kalau kamu ada masalah boleh loh cerita sama Kakak, agar kamu lega dan seengaknya ada teman yang bisa kamu ajak ngomong.”]
Kaila \= [“Ah iya Kak, Insha Allah. Syukron yah Kak.”]
Tina \= ["Yah sudah, aku hanya mau tanya kabar kamu. Sehat-sehat yah. Assalamu'alaikum."]
Senior aku yang satu-satunya menanyai kondisiku, hati senang ada seseorang yang masih peduli dengan aku. Karena di Bandung ini Aku merasakan tidak ada lagi seseorang yang peduli denganku. Senangku telah pergi, tawa lepasku kini hanya diam memikirkan nasib hidupku. Cerita orang-orang cinta pertama itu indah, tapi ternyata dengan cinta pertama ini aku merasa bagaikan neraka.
💔💔💔
Aku melihat kalender, dahiku mengerut karena jadwal haidku sudah melewati tanggal.
Aku sangat gugup, "Apakah aku hamil kembali? Ya Allah bukan aku menolak rezeki dari-Mu tapi keadaan hidupku seperti ini. Suamiku sudah tidak menatapku kembali."
Sungguh hatiku gusar memikirkan ini, jika aku hamil kembali, bagaimana sikap suamiku? Pikiran-pikiran bertengker diotakku. Sesak dada ini aku rasakan, jantungku berdegub kencang.
Kaila berniat untuk membeli test pack di apotik setelah ia mengantarkan Cia pergi ke sekolah.
“Mamah kita mau kemana?” Tanya Caca.
“Mampir dulu sebentar sayang ke apotik,” jawabanku membuat wajah imut Caca menjadi berubah.
“Mamah sakit?” Caca kembali bertanya kembali.
“Alhamdulilah, Mamah baik-baik aja sayang,” jawabku.
“Kok ke apotik, 'kan di sana tempat jual obat.” Aku tersenyum menatap lekat mata hitam Caca.
“Mamah mau beli sesuatu, untuk periksa perut Mamah ada dede bayi atau tidak,” sambil mengelus perutku yang masih rata.
“Oh ada benda ajaib yang bisa tahu diperut Mamah ada dede bayi atau gak yah di apotik ini?” tanya Caca.
“Iya sayang namanya test pack,” ucapku.
“Wah! adikku dua dong kalau Mamah hamil lagi.” Caca senang, dia berjingkrak.
Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala kepada Caca lalu tak terasa kami sudah di depan apotik. Adam yang tadinya aku gendong dia meminta turun. Aku membeli test pack sebanyak 2 buah.
Aku tidak memakai langsung test pack tersebut, karena pemakaian test pack di siang hari kondisi urine encer sehingga hormon sCG sulit terdeteksi. Aku gunakan test pack di pagi hari setelah aku bangun tidur, karena kondisi urine pekat pada pagi hari dapat membuat hasil menjadi lebih akurat.
💔💔💔
Selesai aku salat subuh, kuambil test pack yang aku beli kemarin bersama Caca dan Adam. Jantungku berdebar, aku takut hamil lagi, aku takut jika hamil anak ini akan menderita karena ayahnya sudah buta dengan si pelakor. Suamiku pulang ke rumah hanya sesekali untuk memberi uang untuk kebutuhan sehari-hari. Aku menarik nafas lalu membuang dengan perlahan ketika aku mencelupkan test pack kedalam wadah yang sudah ada urineku, aku menunggu beberapa saat sambil menutup mataku. Gugup, takut, saat ini yang aku rasakan. Kubuka perlahan kelopak mataku, kulihat test pack yang kupegang saat ini.
Tubuhku menjadi lemas, hasil dari test pack itu menunjukan garis merah dua. Aku menangis atas hasilnya, aku masih ingat ketika aku mengetahui diriku hamil Cia, bukan tangisan yang aku keluarkan tapi tawa kebahagian. Tapi aku malah menangis ketika aku mengetahui bahwa aku hamil anak keempat. Ya Rabb bukannya aku tidak bersyukur apa yang Engkau beri, tapi aku takut tak kuat untuk mengandungnya. Aku elus perutku dan berbicara monolog terhadap bibit anakku.
“Sayang maafkan Mamah, menangisi kehadiranmu karena keadaan Mamah saat ini. Apapun nanti, kamu harus berjuang yah Nak, bersama Mamah. Kelak kamu akan menjadi anak yang besar kebanggaan Mamah.”
Aku mengambil handphoneku di dalam kamar
Kaila \= ["Assalamu'alaikum, Bunda."] suaraku serak karena menahan tangisku ketika aku menggenggam handphoneku. Kupejam mataku menghembuskan nafas perlahan.
Bunda \= ["Wa'alaikumsalam, Nak, kamu tidak apa-apa? Suara kamu seperti habis menangis. Ada apa sayang?"]
Kaila \= [“Ah, tidak apa-apa Bunda. Aku hanya mengabarkan kabar gembira. Bunda, aku sedang hamil kembali, anak keempat.”]
Bunda \= [“Alhamdulilah, jaga kesehatan kamu sayang. Rangga masih sering keluar kota? Kamu lagi hamil muda, harus dijaga.”]
Kaila \= [“Tidak apa-apa Bunda, Insha Allah aku akan sehat-sehat saja. Bunda doakan saja aku yah.”] Aku menitikkan air mata, perih hati ini menahan beban ini sendirian. Tapi aku tidak mau untuk membuat khawa.tir kedua orang tuaku.
Bunda \= [“Kaila, kok kamu menangis sayang? Sebenarnya ada apa? katakan kepada Bunda.”]
Walaupun aku berbohong, tapi ikatan perasaan antara Bunda dan aku sangat erat. Beliau seperti merasakan aku sedang sedih dan tertekan.
Kaila \= [“Aku menangis bahagia Bunda, karena Allah masih mempercayai aku untuk mempunyai anak kembali.”]
Bunda \= [“Cerita sama Bunda yah, jika ada masalah.”]
Kaila \= [“Insha Allah Bunda, yah sudah aku hanya mengabari itu saja. Jaga kesehatan Bunda yah dan salam sama abah. Assalamu'alaikum Bunda.”]
Bunda \= [“Iya, nanti Bunda sampaikan ke abah. Kamu juga jaga kesehatan. Wa'alaikumsalam.”]
Entah apa yang aku akan katakan ketika aku bertemu dengan suamiku. Dia akan melihatku lagi karena aku sedang hamil anak keempatnya atau malah dia malah menghempaskan jauh-jauh diriku agar tidak lagi mendekat kepadanya. Karena ketika aku bertemu dengan suamiku dan berkomunikasi, dia selalu mencaci maki aku. Suamiku seperti sudah tersihir, terpelet atau apalah. Yang pasti dia seperti bukan dirinya lagi yang dulu, seperti kepribadiannya hilang lenyap dari jati dirinya.
Ku masih menggema hasil test pack ku, kupaksa senyum ini mengembang.
"Jangan berkata Kaila bodoh karena gak mau cepat cerai yah, karena Kaila ini anak yang pendiam sebenarnya. Permasalah rumah tangganya, dia gak cerita sama ortu. Banyak pertimbangan kalau dia menggugat cerai Rangga," kata Author.
Bersambung
***
Hai para reader, bagaimana nih Sukma? keterlaluan banget yah, menggunakan ilmu hitam untuk menghancurkan keluarga Kaila.
Terima kasih reader sudah mampir
Bantu like, komen, vote dan follow aku yah.
Baca Novel ku yang lain
5 tahun menikah tanpa cinta
Salah lamar
Berteman di sosmed sama aku yuk
fb @Farida (R)
ig @kak_farida
semoga real Kayla semakin strong 💪💪💪💪