Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Sejak saat itu, Dante tidak pernah kembali lagi ke rumah Dion. Dia membutuhkan waktu dan membiarkan Dion sendirian sementara.
Saat tiba di perumahan mewah miliknya, seorang gadis sudah berdiri menunggunya di sana. Senyum tipis terukir di wajah gadis itu, dan Dante hanya bisa berharap bahwa suatu saat nanti, Lea bisa menerimanya.
"Dari mana saja?" tanya Lea penasaran. Ia merasa jenuh dikurung di dalam rumah, meskipun tempat itu mewah dengan fasilitas lengkap. Bagi Lea, semua itu tidak cukup. Dia terbiasa bekerja keras tanpa henti, dan berdiam diri saja terasa menyiksa baginya.
"Apa urusanmu?" jawab Dante singkat dengan ekspresi datar.
Lea berdecak kesal, memutar matanya dengan malas. Ia berbalik hendak masuk kembali ke dalam rumah, tetapi langkahnya terhenti ketika Dante tiba-tiba memanggilnya.
"Tunggu..." ucapnya, terdengar sedikit ragu.
"Apa lagi?" Lea menjawab malas tanpa menoleh sama sekali.
"Apakah kau ingin menonton bioskop?" tanya Dante, sedikit canggung. Baru-baru ini, ia membaca beberapa buku dan mencari informasi di internet tentang cara mengambil hati seorang wanita.
"Bioskop?" Mata Lea berbinar. Ia langsung berbalik dan berjalan cepat mendekati Dante.
Dante hanya mengangguk pelan.
Senyum Lea semakin lebar. Seumur hidup, ia belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di bioskop. Selama ini, ia hanya bisa menahan diri karena biaya tiket yang terlalu mahal baginya. Dan sekarang, ada seseorang yang mengajaknya pergi.
Setibanya di dalam bioskop, Lea memilih film romantis. Dengan sebungkus jagung bakar di tangannya, ia tersenyum manis sambil menatap layar besar di depan.
Sementara itu, Dante justru tidak terlalu memperhatikan filmnya. Matanya lebih tertuju pada Lea. Ia memperhatikan ekspresi gadis itu—begitu polos dan menggemaskan. Dalam hati, Dante mulai menyadari bahwa kelembutan mungkin adalah cara terbaik untuk meluluhkan hati seorang wanita.
Saat adegan romantis muncul di layar, Lea tersenyum kecil, matanya berbinar menikmati cerita. Tanpa sadar, ia menoleh ke arah Dante dan masih dengan senyumnya yang manis. Namun, senyum itu seketika memudar ketika bayangan tentang kejahatan pria itu kembali terlintas di benaknya.
Seketika, sorot matanya berubah tajam. Ia mendelik ke arah Dante sebelum buru-buru mengalihkan pandangan kembali ke layar, seolah-olah ingin melupakan segalanya.
Beberapa detik kemudian, tawa kecil keluar dari bibirnya saat adegan lucu muncul. Dengan santai, ia menyuapkan jagung bakar ke mulutnya, berusaha menikmati film sebaik mungkin.
Dante, yang sejak tadi memperhatikannya, hanya bisa tersenyum kecil. Ia menggelengkan kepala, merasa gadis itu semakin menarik di matanya.
Dua jam berlalu,akhirnya film nya selesai,dante menghela nafas lega,selama film berlangsung dia sangat bosan,bahkan beberapa kali mengubah posisi duduk nya,berbeda dengan lea,dia sangat menikmati nya,film yang dia ingin tonton akhirnya terlaksanakan juga.
"makasih ya..."ucap lea memecah keheningan di dalam mobil. Dante menoleh,dia merasa kaget,melihat sikap lea yang tidak lagi ketus kepadanya,dante hanya mengangguk pelan dengan senyum tipis terukir di bibir nya.
"sebenarnya tujuan kamu itu apasih?maksud ku kenapa harus membeli seorang wanita,kamu tampan,mapan kenapa harus aku?"tanya lea dengan suara yang rendah,sorot matanya terfokus kepada jendela mobil.
Dante terdiam beberapa detik,"tidak ada alasanan apapaun,aku hanya ingin memilikimu. Itu saja!"jelas nya singkat,namun cukup membuat hati lea berdebar kencang.
Lea menahan gejolak di hati nya,tangan nya mengepal di atas lutut nya ,namun dia sembunyikan.
"kenapa harus dengan cara memebeli ku?"tanya nya lagi.
"karena kamu beda,jika perempuan lain mungkin akan sangat mudah tergoda oleh pesona dante."ucap nya sangat percaya diri.
Lea berdecak,matanya mendelik,"percaya diri sekali."
Dante hanya menanggapi nya dengan kekehan kecil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"apa?...."ucap lia yang cukup kaget mendengar pengakuan dion.
"iya....yang menculik adik mu adalah adik ku."lirih nya,dia sangat malu sekarang.
"kakak beradik menyukai nya...."lirih lia tidak percaya,dia semakin iri dengan adik nya,menurut nya lea begitu beruntung. Dia di sukai dua pria muda ,tampan dan mapan.
Lia terdiam,tangan nya mengepal kuat. Rasa sayang kepada adik nya kini luntur secara perlahan.
"aku akan mengambil nya,maksud ku aku akan menolong lea,tenang saja."ucap dion,berusaha menenangkan lia,dion berfikir lia sangat terpukul,saat mengetahui semuanya.
"tidak perlu!"jawab lia dengan tegas.
Dion mengerutkan dahi nya,dia merasa bingung dan aneh,lia memandang wajah dion,lia tahu dion pasti merasa heran.
Lia menghela napas panjang,"aku pernah melihat mereka,di sebuah restoran mewah,bahkan kami berdua belum pernah menginjakkan kaki di sana.!"lirih nya pelan,dada nya kembali sesak,saat melihat adik nya begitu bahagia tanpa dirinya.
"aku kira....lea sudah bebas,dan di bebaskan oleh pria itu.."lanjut nya lagi.
"apa?....jadi kamu pernah melihat mereka sebelum nya?kenapa tidak mengatakan itu kepadaku?"tanya dion dengan nada sedikit kecewa.
"maaf..."jawab lia sangat pelan,nyaris seperti bisikan.
"selanjutnya apa?"tanya dion ,dia merasa kasihan dengan lia maupun lea.
Lia menggeleng kepalanya pelan,"biarkan saja...mungkin dia sudah bahagia dengan pria itu.apalagi, dia adik mu kan?kamu pria baik-baik,dan aku yakin adik mu juga sama dengan mu."ucap nya dengan senyum kecil,matanya berkaca-kaca .
Rasa iri nya semakin besar,dia berfikir bagaimana gadis ceroboh dan sedikit bodoh bisa di sukai kedua pria tampan.