Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20.
Aleena tidak percaya melihat Mansion Alfred, setelah ia dan Ayahnya masuk ke dalam.
Dekorasi dalam Mansion seperti istana, sungguh indah dan bersih, sangat jauh berbeda dengan Mansion milik Alan.
"Ayo, mari ke kamar kita, sudah waktunya untuk istirahat, kamu pasti lelah sekali" Alfred meraih tangan Aleena, lalu menariknya menaiki tangga.
Alfred telah memberi arahan kepada kepala Pelayan, untuk membawa Robert ke kamar mertuanya, yang telah ia sediakan di bagian sisi lain Mansion.
Sebelum Alfred tiba, ia telah memberi perintah kepada kepala Pelayan, untuk mengatur segalanya, sebelum ia tiba membawa istri dan mertuanya.
Seperti yang di harapkan Alfred, segalanya telah di atur sesuai dengan harapannya.
Alfred membawa Aleena ke kamarnya.
Sejak pertama ia membangun istananya, Alfred selalu berharap, wanita pertama yang masuk ke dalam kamarnya adalah Aleena.
Dan, akhirnya keinginannya terwujud, setelah sekian lama ia berharap untuk bertemu dengan Aleena, sembari bekerja keras untuk menjadi lebih unggul dari musuhnya.
Sekarang Aleena telah berada di istananya, sudah waktunya ia untuk memanjakan wanita, yang selama ini ia rindukan.
Mata Aleena tidak percaya melihat kamar Alfred yang luas. Hampir sama luasnya, dengan ruang utama rumah Ayahnya.
Tidak! ini lebih luas, dan sangat mewah sekali, dengan tempat tidur king size yang juga terlihat begitu mewah.
"Benarkah ini rumah kamu? ini.. ini sangat mewah sekali, aku pikir.. kamu Alfred yang dulu...!"
"Alfred miskin dan seorang pecundang!" Alfred menambahkan kata-kata Aleena.
"Bu.. bukan begitu, a.. aku pikir selama ini, kalau kamu...!"
"Masih tetap miskin!" Alfred menyambung perkataan Aleena.
Wajah Aleena memerah mendengar Alfred menyambung perkataannya, ia memang berpikiran seperti itu sejak bertemu kembali dengan Alfred.
"Jangan merasa malu, aku tidak akan tersinggung, mendengar kamu mengatakan kalau aku pria miskin, karena selama ini kamu tidak mengetahui tentang diriku!"
Alfred meraih tangan Aleena, lalu membawanya untuk duduk di sofa.
"Saat aku tahu Alan punya dendam padaku, sehingga ia mau menikah dengan kamu, secara diam-diam, aku berusaha untuk lebih unggul darinya, agar dapat mengalahkannya, aku semakin gila kerja, dan aku akhirnya berhasil melakukannya!"
"Kamu... "
"Sst... Nyonya Stewart jangan menanyakan, kenapa harus menunggu kamu? bukankah banyak gadis yang lebih baik dari mu?" Alfred menaruh telunjuknya ke bibir Aleena, memotong perkataan Aleena.
"Sejak pertama kali aku melihat kamu, hatiku tidak dapat berpaling kepada wanita lain, kamu sudah membuat perasaan ku mati rasa pada wanita lain, aku hanya menginginkan kamu saja" ucap Alfred, lalu kembali menggenggam tangan Aleena.
Kemudian Alfred membawa Aleena ke dalam dekapannya, dan memeluk Aleena dengan erat.
"Mansion ini ku rancang hanya khusus untuk kamu, karena impianku akan bertemu lagi denganmu, jadi.. hanya kamulah Nyonya rumah ini" bisik Alfred sembari menghirup aroma tubuh Aleena yang khas.
Wangi tubuh Aleena, saat pertama kali mengenal Aleena, di pintu gerbang sekolah, sampai sekarang masih ia ingat, dan ternyata aroma itu masih sama seperti dulu.
"Kamu pakai parfum apa? kenapa wangi dari tubuhmu, masih sama saat pertama kali kita bertemu?" tanya Alfred, lalu wajahnya semakin merunduk menghirup aroma tubuh Aleena.
Alfred mencium kulit leher Aleena, dan aroma itu sangat kuat, dan saking menyukai aroma tubuh Aleena, membuat ia seperti melayang.
"Aku tidak memakai parfum" suara Aleena nyaris serak, karena bibir Alfred mengecup lehernya.
"Iya kah?" Alfred tidak percaya, ternyata tubuh Aleena mengeluarkan aroma wangi yang khas dari kulit tubuhnya.
Bibir Alfred menjalar hingga ke bagian tengkuk Aleena, dan berhenti mendadak, karena Aleena mendorong tubuhnya.
"Stop.. aku belum mandi, aku bau!" kata Aleena merasa sangat malu.
Senyuman Alfred merekah, "Kamu tidak bau, kamu sangat wangi" bisiknya.
"Tapi.. aku merasa tidak nyaman, aku perlu mandi, badanku terasa lengket oleh keringat" Aleena memalingkan wajahnya, karena mendadak ia merasa malu di tatap Alfred.
Alfred semakin tersenyum melihat raut wajah Aleena, ia bukan lelaki pemaksa, karena telah menemukan wanita yang dicintainya.
Ia pun bangkit dari duduknya, "Ayo, kalau begitu kamu mandilah, agar tubuhmu segar!"
Alfred mengulurkan tangannya kepada Aleena, dan sedikit merasa canggung, Aleena menaruh tangannya pada telapak tangan Alfred.
Alfred membawa Aleena ke dalam kamar mandi.
Lagi-lagi Aleena terpukau. Kamar mandi Alfred sangat mewah, dan luas.
Bathtub yang besar, dan dekorasi kamar mandi yang mewah, handuk yang terlihat di susun rapi, dalam lemari handuk.
"Apakah kamu mau berendam, atau mandi menggunakan shower saja?" tanya Alfred.
"A.. aku pakai shower saja!" jawab Aleena merasa gugup.
"Aleena, kamu sekarang sudah menjadi Nyonya Stewart, jangan merasa canggung lagi, oke? aku akan menunggu kamu mencintai ku, dan aku tidak akan membuat kamu tidak nyaman bersama ku, harapanku... aku ingin kita saling mencintai dan segera memiliki putra dan putri, milik kita berdua" ucap Alfred mendekat pada Aleena.
Aleena diam di tempatnya, tidak berani bergerak, karena apa yang diucapkan Alfred itu, angan-angan nya saat masih bersama Alan.
Dan sekarang di ucapkan oleh pria, yang seharusnya ia cintai sejak lama.
Jemari Alfred menyentuh pipi Aleena dengan lembut, lalu kemudian memegang dagu Aleena.
Perlahan Alfred mengangkat dagu Aleena, sehingga wajah Aleena naik ke atas, dan menatap mata Alfred, yang tengah menatap matanya dengan lekat.
Sesaat Alfred menatap setiap inci wajah cantik Aleena, lalu perlahan ia menundukkan wajahnya.
Bibirnya dengan lembut mengecup bibir Aleena.
Tubuh Aleena mendadak tidak dapat bergerak, ia terkejut mendapat ciuman dari Alfred.
Ini ciuman pertamanya, yang tidak pernah di ambil Alan.
Dan akhirnya, ciuman pertamanya di ambil oleh pria yang tepat, dan yang seharusnya sudah lama mereka bersama.
Bersambung....
legaaaa.....
mngkn abis ni,alan ga bkln bs mnikmti indhnya dnia lg....mnding kl end,kl cma d bkin ccat gmn???
eh tapi punya cabay, katanya pamali harus amit-amit /Chuckle/