Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendaftar sekolah
Keesokan harinya Dyah menyiapkan makanan untuknya dan Fathan, Dyah tersenyum melihat adiknya sudah rapi.
" Ayo sarapan pagi hari ini kakak akan mendaftarkan Fathan kebsekolah yang baru" kata Dyah, Fathan menanggukan kepalanya sambil menikmati nasi goreng yang di beri oleh Dyah karena mereka belum membeli bahan makanan.
" Kak hari ini kita mau kemana? " Fathan meminum air putih. " Hari ini kak akan mendaftarkan sekolah untukmu dan mencari pekerjaan" kata Dyah. Fathan menanggukan kepalanya.
Selesai sarapan pagi mereka menuju ke sekolah Dyah mencari sekolah yang tak jauh dari rumahnya agar adiknya tak kesusahan.
Tak lama mereka tiba di sekolah Dyah bertemu satpam dan bertanya. " Maaf pak saya ingin bertemu kepala sekolah, saya ingin mendaftarkan adik saya" kata Dyah, dengan sopan.
Satpam tersenyum melihat kesopanan dari Dyah Permatasari. " Silahkan masuk nona kepala sekolah ada di tempat" kata satpam.
Dyah menanggukan kepalanya masuk ke dalam mencari ruangan kepala sekolah.
" Nona apa ada yang saya bantu? " Seorang guru melihat Dyah kebingungan. Dyah merasa lega karena ada seorang.
" Begini bu saya ingin mendaftarkan adik saya ke sini tapi saya tak tahu kemana?" Dyah. Guru tersenyum dan mengantar Dyah menemui bagian administrasi.
Selesai mendaftarkan adiknya ke sekolah Dyah merencana mencari pekerjaan.
" Fathan hari ini pertama masuk sekolah ingat dengarkan perkataan guru dan kakak nanti akan menjemputmu, kakak pergi mencari pekerjaan dulu" kata Dyah, pada adiknya.
Fathan menanggukan kepalanya mengikuti guru mengantarkannya ke dalam kelas.
" Sebaiknya aku mencari pekerjaan dulu terburu siang" kata Dyah. Dyah keluar dari sekolah menuju beberapa supemarket untuk mencari pekerjaan.
Sudah beberapa supermarket yang dekat sekolah adiknya mencari pekerjaan tapi belum juga ada lowongan, Dyah melihat arloji ternyata sudah waktunya adiknya pulang.
" Sebaiknya aku menjemput Fathan dulu kemudian pergi ke supermarket untuk berbelanja" kata Dyah. Dyah lebih memilih jalan kaki karena membawa uang hanya cukup untuk berbelanja kebutuhannya.
Taklama Dyah sampai di sekolah dia menunghu adiknya di taman bersama para wali yang juga menjemput anak mereka.
Sambil menunggu adiknya Dyah mengobrol dengan ibu disana, saling berkenalan satu sama lain.
" Kakak" Panggil Fathan, dia menuju ke tempat Dyah. Dyah tersenyum melihat adiknya.
" Kakak sudah dapat pekerjaan? " Fathan, Dyah hanya tersenyum sambil mengelus rambut adiknya.
Ternyata pembicaraan mereka di dengar oleh ibu yang duduk di sampingnya.
" Maaf dek tadi ibu mendengar perkataan adikmu, apa kamu ingin mencari pekerjaan? " ibu di samping Dyah.
" Ya bu saya sedang mencari pekerjaan tadi saya sudah mencari sekitar sini tapi nggak ada lowongan, bahkan beberapa supermarket dekat sini" kata Dyah tertunduk sedih.
Ibu itu tersenyum melihat ketegaran dari seseorang Dyah, walau dia masih muda tapi berani menghadapi kehidupan kota yang keras.
" Nak apa kamu mau menjadi pengasuh? " kata ibu, Dyah menatap dalam pada ibu itu dia seperti mendapatkan hadiah.
" Begini nak teman ibu sedang mencari pengasuh untuk cucunya, ibunya sudah lama meninggal sejak dia lahir dan ayahnya super sibuk dengan pekerjaannya. Hingga teman ibu mengalami kesulitan dalam pengasuhnya karena cucunya sangat aktif" kata Ibu.
Dyah memikirkan perkataan ibu dia memang membutuhkan pekerjaan untuknya dan adiknya.
" Nak bagaimana" kata ibu, melihat Dyah termenung. " Nenek" cucu ibu itu memanggil.
" Nak ini alamatnya jika kamu sudah yakin cobalah untuk mendaftarnya, mungkin ini terbaik untukmu nak. Baiklah ibu pulang dulu" kata ibu, menepuk punggung Dyah kemudian pulang bersama cucunya dengan supirnya.