Kita dan Rasa
Kisah cinta beda agama antara Wilona si gadis kampung yang sedang merantau di kota dan Raka pria kota yang berasal dari keluarga kaya raya yang tak sengaja dipertemukan.
Raka yang mulai jatuh cinta kepada Wilona memutuskan untuk mendekati Wilona , perjuangan Raka membuat hati Wilona luluh ,merek pun menjalin hubungan bahkan Raka berani mengenalkan Wilona kepada keluarganya.
Walau keluarga Raka menerima Wilona ,namun beberapa waktu kemudian mereka sadar bahwa mereka berbeda keyakinan.
konflik dan drama terjadi diantara kisah cinta mereka belum lagi kehadiran orang ketiga yang mampu mencuri hati keluarga Raka membuat Wilona semakin merasa terpojok.
Wilona yang hampir menyerah dengan cintanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman ,namun tak di sangka Raka masih berjuang dan menyusulnya.
Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? atau takdir justru memisahkan mereka berdua.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"aku tadi dengar suara Wica? " ucap Raka seraya mendudukkan diri di kursi meja makan.
"iya sayang dia lagi ganti baju, kata nya orang rumah nya pada gak ada ,jadi langsung kesini" jawab mama Raka.
Raka mulai mengambil nasi dan lauk yang sudah tersedia di meja makan.
"betah banget dia disini ma, Wilona cemburuan tau" ucap Raka lagi sambil memulai makan siang nya.
"hus ! Jangan gitu ,kasian Wica , dia baik orang nya biarin aja , hahaha dasar Wilona ,makanya mama undang besok biar dia merasa di terima ,kamu tenang aja mama udah atur " Ujar mama Raka menenangkan Anak nya itu.
Tak berapa lama ,Wica datang menghampiri mereka berdua di meja makan.
"om kemana tante ?" tanya Wica seraya ikut duduk dan mengambil makanan ,ia sudah terbiasa di rumah ini dan tak ada yang keberatan dengan sikap Wica itu.
"nih ikan nya dimakan loh, om mu meeting di kantor paling malam baru pulang, itu pun kalau dia ingat pulang" jawab mama Raka seraya memberikan Wica ikan yang baru saja matang.
"Mau latihan sekarang aja gak Wi? Gue lagi pengen gerak nih " ujar Raka yang sudah menyelesaikan makan siang nya.
Wica mengangguk dan makan dengan cepat agar Raka tak lama menunggu.
"ih pelan - pelan ,nanti keselek ,kamu sih Raka orang lagi makan di ajak nari" mama Raka mengomel.
"lagian Wica, orang maksud aku latihan sekarang tuh yah habis kamu makan bukan sekarang juga, hadeh" Raka sedikit tertawa melihat Wica, Wica hanya tersenyum malu dan melanjut kan makan siang nya.
..
"Wil ?" panggil mama Jansen yang baru saja naik ke lantai empat.
"iya bu !" Jawab Wilona yang setengah tertidur ,ia sedang menemani Jansen tidur di kamar.
"eh maaf loh ganggu , ini, besok mama Arka ngundang Jansen buat main ke rumah nya ,kebetulan Jansen juga gak ada kegiatan ,sesekali lah dia main ke rumah teman nya biar akrab" ucap mama Jansen , mendengar ucapan mama Jansen , Wilona melupakan rasa kantuk nya dan mengangguk dengan semangat.
"kamu tenang aja Wil, mereka keluarga yang ramah - ramah kok , yasudah kamu tidur aja yah temenin Jansen ,saya mau kerja lagi " Wilona mengangguk dan berterimakasih, mama Jansen kembali ke lantai dua untuk bekerja.
Wilona segera memberi Raka kabar , ia memberitahu Raka bahwa dirinya sangat bahagia hari ini.
Raka terkekeh membaca pesan dari Wilona ,lalu membalasnya ,Raka juga sudah mengabari Wilona bahwa dirinya sedang berlatih Dance bersama Wica.
"ck " Wica berdecak kesal melihat Raka yang malah asyik dengan ponsel nya.
"eh iya maaf, gue malah asyik mainin ponsel" Raka menyadari kekesalan Wica lalu menyimpan ponsel nya.
"yasudah ,gue mau lihat lu ngedance yang kemarin gue ajarin ,gue pengen tahu lu masih inget atau enggak" ucap Raka lalu bersiap menyalakan musik.
"ok lihat nih, music Start !" Wica berteriak, Raka pun memutar musik nya.
Tak Raka sangka sedikit pun, Wica menggerakkan tubuh nya sesuai dengan irama, tak ada sedikit pun gerakan yang terlewat, semua Wica peragakan dengan energic dan mempesona.
Raka melongo melihat nya , ia sangat kagum dengan Wica yang menari dengan indah.
Wica sedikit melihat pantulan Raka dari cermin dihadapan nya ,ia puas melihat ekspresi kagum Raka ,membuat Wica semakin bersemangat.
Satu Rahasia yang Wica sembunyikan adalah , Wica sangat ahli dengan dance , ia sudah menyukai Dance sejak Sekolah Dasar, hanya saja Wica berpura - pura tak bisa agar Raka mau mengajari nya ,dengan itu Wica bisa dekat dengan Raka.
"wah keren banget Wi !" Raka bertepuk tangan setelah Wica selesai .
"Terimakasih pak guru ,ini berkat ajaran anda" ucap Wica berterimakasih dengan membungkukkan badan nya.
Raka tersenyum lalu berdiri di depan Wica.
"ok lihat ke cermin ,ini gerakkan akhir setelah lu menguasai gerakan ini ,lu bakal bisa full gerakan satu lagu"
Raka mulai memberi contoh gerakan selanjutnya, Wica mengikuti gerakan Raka dengan teliti, mereka berdua terhanyut dalam irama alunan lagu yang energic itu.
Hingga waktu semakin sore ,Mereka berdua sudah kelelahan lalu menyelesaikan Dance untuk hari ini, mereka berdua merebahkan diri nya di lantai studio, tubuh keduanya penuh keringat dan napas yang ngos - ngosan.
Wica melirik Raka di samping nya ,Raka memejamkan matanya untuk mengatur rasa lelah nya.
"Raka? , gak nyangka yah ternyata Dance itu secape ini" ujar Wica memulai percakapan.
Raka tersenyum mendengar nya " iya lah ,Dance juga kan termasuk olahraga ,jadi pasti cape" jawab Raka.
Wica mendekat kan diri nya kepada Raka , ia terdiam menikmati pemandangan orang yang di sayangi nya itu , Wica ber andai - andai , jika ia bisa lebih dekat dengan Raka dan memiliki nya .
Raka membuka matanya , membuat Wica segera kembali ke posisi semula.
"Wi ? Besok gak latihan dulu gak apa - apa kan yah?" tanya Raka dengan ekspresi nya yang serius.
"huh?" tanya balik Wica ,ia terkejut dengan dua hal saat ini, Raka yang selalu memanggil nya dengan panggilan akrab nya dan juga Raka yang tak bisa latihan besok.
"besok ada tamu ,boleh kan gak latihan dulu?" ulang Raka seraya memberitahu alasan nya.
Wica belum bisa menjawab karena ia terharu dengan perubahan besar Raka kepadanya tak terasa air matanya menetes, membuat Raka sontak terkejut.
"loh wi? Kenapa?" Raka mendekati Wica khawatir.
"apa sih , ngantuk gue , tamu siapa kalau boleh tau? Padahal besok gak ada les loh , tapi gak apa - apa kok" ucap Wica beralasan dan juga bertanya.
" ada deh , boleh kan yah? ,gue mohon" ucap Raka memohon dengan suara manja nya membuat Wica gemas.
"hahaha dasar bocah, boleh kok ,tapi ada syaratnya" ujar Wica membuat Raka berdecak kesal.
"ish apa loh?" tanya nya kesal.
"gue pengen benar - benar jadi teman lu, bukan cuman jadi teman mama lu ,tiap gue ke sini gue lebih akrab dan merasa lebih dekat sama tante dari pada sama lu , bisa kan kita berteman ? Teman yang sebenar nya ,bukan cuman teman sekelas " ucap Wica dengan serius.
Raka tertegun mendengar nya , ia berpikir bahwa memang Wica selalu datang kepadanya walau sikapnya dingin kepada Wica.
"maaf Wi ,gue baru sadar kalau lu itu benar - benar tulus ingin jadi teman gue , maaf gue telat sadar akan hal itu ,sekarang kita teman ,teman yang sesungguhnya" Jawab Raka menyetujui keinginan Wica.
"Lu gak telat Raka " jawab Wica tersenyum.
Kurang lebih sudah tiga tahun Wica selalu mencari perhatian Raka, ia sudah mengincar Raka sejak mereka mulai masuk SMA , namun Wica yang tak pernah di respon oleh Raka baru memberanikan diri akhir - akhir ini.