Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 - JATI DIRI YANG TERUNGKAP
BAB 8
“Tu-tuan Leon”, gugup Pamela.
Leon merengkuh pinggul istrinya, bersikap posesif seolah menyayangi wanita itu sepenuh hati, “Diam, atau kau ingin hukuman mu datang lebih cepat?”, ancam Leon.
“Baik Tuan”
“Bersikaplah sewajarnya”, bisik Leon di telinga Pamela seolah mencium wanita itu.
“APA? Sewajarnya?, bukankah sikap anda Tuan Leon tidak wajar”, keluh Pamela dalam hati.
Sedangkan Dylan tersenyum sinis melihat betapa menjijikkannya sandiwara Leon dan Pamela. Dirinya mengetahui betul jika Pamela hanya pelampiasan seorang Leon saja tidak lebih.
“Kau pikir bisa membodohi ku Leon?”, seringai licik di wajah Dylan.
“Baby, kamu kenapa?”, Megan yang kesal karena mantan kekasihnya begitu manis pada sosok wanita yang pertama kali dilihatnya.
Beberapa menit lagi acara dimulai, Megan menarik paksa tangan Dylan agar duduk karena sedari tadi hanya menatap tajam ke arah mantan kekasihnya.
“Kamu itu kenapa baby?, masih cemburu pada Leon?, huh padahal aku sudah menjadi milikmu”, manja Megan, meraba bagian dada bidang Dylan. Rupanya wanita bermuka dua ini salah tanggap, ia masih menganggap jika Dylan cemburu pada mantan kekasihnya.
“Selamat datang Tuan Muda Torres”, sapa penyelenggara acara.
Pamela dan Leon duduk di tempat yang telah disediakan, tepatnya khusus bagi kalangan tertentu berbeda dengan Dylan yang duduk di tengah ruangan.
Tiba saatnya pembawa acara memanggil Leon untuk memberi sambutan serta memperkenalkan siapa dirinya sebenarnya.
“Kami sangat berterima kasih pada Tuan Muda Torres karena telah bersedia menghadiri acara kecil seperti ini. Beri tepuk tangan untuk Tuan Muda, kami persilahkan Tuan Muda Torres memberi sambutan”, ucap pembawa acara.
Semua orang yang hadir sangat penasaran siapa Tuan Muda yang selalu enggan menunjukan jati diri dan tersembunyi itu. Tamu yang hadir mendadak hening dan lebih fokus ke arah depan, menunggu sosok yang dinanti menunjukan jati dirinya.
Leon berdiri, berjalan penuh wibawa, mulai memberikan beberapa kata sambutan. Dylan dan Megan kembali dibuat terkejut jika Tuan Muda Torres yang selama ini tidak diketahui siapapun ternyata seseorang yang mereka kenal.
“Le-leon? Ternyata dia Aleandro Leonard Torres? Kenapa bisa aku tidak tahu selama menjalin hubungan dengannya”, hati Megan menyesal telah memilih Dylan sebagai pasangan hidup bahkan rela menyerahkan hal berharga miliknya pada Dylan. Padahal Leon semasa mereka menjalin kasih tak pernah meminta atau menyentuhnya lebih, selalu menjaga Megan dengan baik.
“Aku harus kembali padanya, ya pada Leon bukan Dylan, dasar pria pelit”, gerutu Megan pelan. Detik itu juga Megan memutuskan untuk kembali pada mantan kekasihnya, tidak peduli lagi pada Dylan tunangannya saat ini.
Sedangkan Dylan semakin tertantang untuk merebut wanita dari tangan Aleandro Leonard Torres untuk kedua kalinya. “Sialan, pantas saja mencari informasi Pamela sangat sulit apalagi nomor ponselnya, rupanya di tutupi oleh Tuan Muda itu”, geram Dylan namun juga merasa kalah dan marah pada pesaingnya itu.
Leon langsung jadi pusat perhatian semua orang dan media, banyak media yang mengabadikan gambar Tuan Muda Torres. Berlomba mendapatkan berita tentang seseorang yang sangat misterius ini .Pasti berita yang dimuat akan menjadi tranding, karena sang pewaris perusahaan raksasa Eropa telah muncul.
“Tampannya”, goda para wanita muda, berlomba mengelilingi dan mencari perhatian pria dingin itu. Mereka sangat yakin Aleandro belum memiliki pasangan dan wanita yang bersamanya tadi bukanlah siapa-siapa. Banyak dari wanita muda yang menggoda Leon adalah anak pemilik perusaaan atau pengusaha muda sukses seperti dirinya.
“Ah”, pekik Pamela terkejut karena Dylan menarik Pamela ke tempat sepi yang jarang dilalui oleh orang-orang.
“Jangan bersik Pamela, aku hanya ingin bicara”, papar Dylan sembari terus berjalan hingga ujung.
“Bicara apa tuan?, di dalam juga kita bisa bicara, tidak perlu ke tempat seperti ini”, Pamela melirik sekitarnya, begitu sunyi dan pencahayaan yang kurang.
Dylan membuka kancing jasnya melonggarkan dasi yang semakin mencekik semenjak mengetahui jati diri Leon. Bertanya secara langsung apa hubungannya Pamela dengan pria pesaing bisnisnya itu, "Pamela katakan siapa Leon?, sejak kapan kalian saling mengenal?”
“Maksud anda apa tuan?”, Pamela benar-benar kaget mendapat pertanyaan bersifat privasi itu.
“Jawab saja”, Dylan menatap intens kedua bola mata wanita cantik di depannya. “Ada hubungan apa kalian? Mengapa kamu bisa berada di penthouse mmiliknya?”, Dylan dibuat penasaran karena setahunya sewaktu Leon menjalin hubungan dengan Megan, tak pernah sekalipun Megan memasuki apartemen seorang Leon. Bahkan Leon menyewa satu unit apartemen yang berada di samping unit Megan agar hubungan mereka semakin dekat.
“A-aku tidak mengerti apa pertanyaan tuan”, Pamela menunduk meghindari kontak mata anatara dirinya dengan Dylan.
“Kamu hanya pelampiasannya, benar bukan?”, tanyanya. “Kamu tidak perlu gugup, aku tidak akan menyakitimu Pamela”, Dylan tak segan membelai pipi mulus Pamela yang berusaha menghindar.
“Jangan tuan”, cicit Pamela merasa akan timbul masalah baru. “Saya mohon lepaskan saya”.
“Tidak bisa, kamu harus menjadi miliku. Berapa Leon membayarmu?”
Pamela semakin dibuat tidak nyaman oleh Dylan yang mengorek informasinya semakin dalam dan detil.
Pria ini bahkan mengecup punggung tangan dan mengikis jarak diantara keduanya, semakin menghimpit tubuh Pamela pada dinding bebatuan Mencium aroma harum tubuh istri Leon ini. Dengan kurang ajar Dylan menyentuh, mengusap lembut tulang selangka yang tak tertutup gaun.
“Tuan, sebaiknya hentikan. Mundur”, sentak Pamela, risih pada sentuhan Dylan.
“Diamlah cantik, aku begitu menginginkanmu Pamela”, bisik Dylan di telinga.
Pamela melayangkan tinjunya namun tidak cukup kuat untuk menjauhkan Dylan dan merobohkannya.
Sementara dalam ballroom Leon mengetahui istrinya menghilang segera memerintahkan pengawal mencari Pamela. “Temukan dia secepat mungkin?”, amuk Leon pada beberapa pengawal pribadinya termasuk Alonso yang dirasa lalai menjaga istri Tuan Muda Torres.
“Alonso, periksa CCTV, akan aku hukum siapapun yang membawanya”, desis Leon kejam.
“Baik tuan”, sahut Alonso.
Pengawal lainnya menyisir area depan dan belakang gedung, serta kamar yang tersedia di hotel. Tapi seketika semunya kembali pada satu komando yaitu Alonso usai mengetahui siapa dalang dibalik menghilangnya istri Leon. Mereka semua menuju sebuah labirin yang cukup jauh dan sepi. Tidak lama keberadaan Nyonya Muda Torres diketahui.
“Brengsek, beraninya dia”, geram Leon mengendarai buggy car menuju labirin.
“DYLAN MANASSERO”, suara bariton mematikan dan menusuk, menghentikan serta mengalihkan perhatian Dylan dari Pamela. “Kurang ajar”, pria tampan ini terus mengumpat, ia melepas dan melempar jas mahalnya, menggulung cepat kemeja putih dipergelangan tangan.
BUGH
BUGH
BUGH
Leon terbakar amarah tanpa basa basi memukul Dylan hingga pria tampan itu tersungkur jatuh ke tanah, dengan sudut bibir yang pecah dan darah mengalir dari hidungnya, juga pelipis yang terluka akibat benturan batu di tanah.
“Argh”, erang Dylan kesakitan serta tak terima dipermalukan dihadapan Pamela.
Leon pun hendak menendang perut Dylan namun Pamela lebih dulu menghalangi, memegang kuat lengan Leon.
“Tu-tuan, Leon. Cukup”, tangis Pamela sangat ketakutan. Pertama kali ia melihat suaminya bersikap seperti hewan liar.
“KAU MENJAUHLAH DARI WANITAKU”, peringatan Leon pada Dylan.
"Kalian urus dia", perintahnya pada pengawal
“Kau ikut aku sekarang”, menarik tangan Pamela, Leon pun membawa istrinya pulang ke apartemen.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat