Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Reoni
...Assalamualaikum semuanya selamat malam semua......
...Puji syukur ku panjatkan dengan adanya grup obrolan alumni SDIMT ini. Dengan ini kami mengundang seluruh teman-teman yang ada di grup pada:...
...Acara : Reoni SDIMT...
...Tanggal: 31 Desember...
...Di : Kediaman Bara Abadi...
...Sekian undangan ini, diharapkan datang semua dengan semangat silaturahmi....
...Wassalamu'alaikum wr wb...
Pesan dalam rangka mengundang seluruh teman-teman yang berjumlah 29 orang itu pun telah diterima masing-masing kontak. Semua anggota grup pun saling berkomentar.
Diyah: pake dress code apa guys?
Nur: Iya betul
Permata : pokoknya yang enak dipandang aja gak usah ada aturan detail mengenai drescode deh
Dan satu persatu yang ada di dalam grup obrolan saling membalas. Bintang yang kini juga sedang melihati hp nya pun tersenyum lebar. Dia sangat bahagia untuk hari itu. Karena akhirnya, semua pencarian yang telah mereka lakukan telah berakhir. Kini barulah dimulai hal sebenarnya, yaitu reoni.
...****************...
Sambil beranjak kesana kemari, seolah rempong sekali. Mengambil hp, dompet, dan tas selempang.
"Ada yang lupa gak ya?" tanyanya pada diri sendiri.
Sekali lagi Bintang menatap dirinya sendiri di depan kaca. "Ah sudah tampan aku." puji dirinya sendiri.
Hari itu dia hendak pergi ke acara yang telah ditunggu-tunggu sejak beberapa bulan lalu, sejak dia awal masuk perkuliahan. Yang kini, baru sempat terealisasi. Dia sangat senang, bukan hanya dia, seluruh teman-teman alumni yang lain juga begitu bahagia.
Tepat di dalam gedung pertemuan yang telah di sewa sejak seminggu yang lalu hanya untuk acara Reoni. Bintang menatap gedung itu seksama. Kemudian dia memasuki gedung itu. Sedangkan menyusul dari belakangnya, ada Bara dan Hasbi yang datang secara bersamaan. Mereka bertiga pun berjalan beriringan.
"Assalamualaikum. Baru datang juga kamu Bin." ucap Hasbi.
"Waalaikumsalam...iya nih. Kalian berangkat bareng?" tanya Bintang. Sambil tetap berjalan memasuki gedung.
"Nggak bareng cuma masuk bareng aja kesini. Tadi datang sendiri-sendiri." sahut Bara.
Bintang pun membulatkan mulutnya, "Oooo.......begitu." ucap Bintang.
Setelah mereka masuk dalam gedung, tampak ruangan itu telah di dekorasi dengan begitu indah.
"Wah .... Bagus juga." ucap Bintang.
Dimana kini mereka bertiga melihat, sudah ada banyak yang datang. Permata, Roro, Nur, El, Salma, Sari, Naz, Anggrek, Khoir, Shad, Fandi, Habib, Riz, dan Rangga.
"Masih ada yang belum datang." ucap Bintang, setelah dia lihat teman-teman nya yang telah datang itu belum lengkap.
"Iya Bintang, katanya di grup mereka datang bersama." sahut Permata. Yang berkata dari seberang, gedung luas itu.
"Siapa aja?" tanya Bintang.
Sedangkan bersamaan dengan itu, tiba-tiba dari arah pintu masuk datang lah semua teman-teman mereka yang belum datang.
"Zulfaaa...." teriak Nur dengan sontak bahagia, karena Zulfa masih mondok, dia sangat tak menyangka Zulfa akhirnya bisa datang di acar a reoni.
"Iyalah aku harus datang. Aku sudah terlalu rindu sama kalian semua." ucap Zulfa dengan penuh bijaksana dalam menjawab.
Menyusul dibelakang Zulfa, "Rima? Akhirnya kau datang juga...." ucap Permata yang langsung menghampiri Rima.
"Iya Per.... Aku udah lama banget ingin keluar rumah, cuma gak tau alasan apa. Hingga akhirnya ada reoni ini, aku merasa bagaikan burung keluar dari sangkarnya." jawab Rima, dengan penuh antusias kebahagiaan.
Menyusul pula Isti, dia adalah teman mereka yang bertubuh kecil dulu saat SD, berkulit putih, hidung pesek, dan mata membelalak lebar. Kini setelah dewasa dia makin cantik dengan kulitnya yang tetap putih, dia juga masih sama seperti dulu wajahnya tak jauh berbeda. Hanya saja Isti yang sekarang dia bertubuh tinggi.
Menyusul pula di belakangnya, Tama. Tama adalah teman mereka yang bertubuh sedang, kulitnya sawo matang, kelopak matanya berkantung, dan giginya gingsul waktu SD. Kini dia tumbuh sebagai lelaki tampan, namun sedikit berisi badannya. Dulu dia kurus gak seperti sekarang.
Bersama dengan Tama, ada Jefri. Dulu di bangku SD dia sedikit lemot dalam memahami soal. Dan dia dulu gendut. Kini dia sekarang sangat indah tubuhnya kotak-kotak. Tak ada bekas sedikitpun bahwa dia dulu nya bertubuh tinggi.
Dan satu lagi ada Putra, dia ini masih saudara sepupu dengan Isti. dulunya Putra adalah seorang penakut dan seringkali menangis jika ada yang mengganggu. Walaupun dia laki-laki tetap dulu karakternya seperti perempuan.
Muncul pula di belakangnya para alumni kini, Shofia. Shofia ini orangnya dulu sangat pemarah jika ada yang menggangu. Namun kini Shofia tampak lebih ramah dari sebelumnya.
Ada juga Jefri, Zahra, Marya dan Fira. Singkat cerita mereka pun akhirnya berkumpul semua. Sambil mengatur tempat duduknya masing-masing. Dan pembuatan lingkaran itu akan lebih estetik dalam sebelumya.