Ratu Queen Natalia, sosok yang anggun dan bijaksana, terjebak dalam cinta segitiga dengan Raja Baldrick, suaminya yang tampan namun penuh rahasia, dan Selir Eliana, wanita muda yang memiliki pesona yang memikat hati sang raja. Cinta dan kegelisahan merajut benang-benang takdir di antara ketiga sosok tersebut, menciptakan pusaran emosi yang membingungkan.
Sementara itu, di Kerajaan Luminara, Raja Aldrich, pemimpin yang berani dan teguh, merencanakan untuk menjadikan Ratu Queen Natalia sebagai ratu di hatinya. Kekuatan dan ambisi, cinta dan dendam, terpilin rapat dalam permainan politik dan asmara yang rumit di antara dua kerajaan yang saling berlawanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 24 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Raja Baldrick mengangguk pada Jenderal Alexander, matanya memancarkan tekad yang kuat. Ia menoleh sekilas ke arah ayahnya, Raja Herry, sebelum berbalik dan memimpin pasukannya menuju Kerajaan Lumina.
Ia membawa serta harapan dan doa agar Kerajaan Lumina dapat diselamatkan dan keluarganya dapat kembali bersatu. Perjalanan panjang dan penuh tantangan menanti di depan.
Adegan berganti ke perjalanan menuju Kerajaan Luminara. Deskripsikan perjalanan yang panjang dan melelahkan, tantangan yang dihadapi, dan mungkin beberapa kejadian menarik selama perjalanan.
Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, Raja Baldrick dan pasukannya akhirnya tiba di Kerajaan Luminara. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan.
Para pengkhianat yang telah menguasai istana memberikan perlawanan yang kuat, namun dengan keberanian dan strategi yang tepat, pasukan Raja Baldrick berhasil melumpuhkan para musuh. Pertempuran itu memakan waktu lama, menunjukkan betapa kuatnya perlawanan para pengkhianat.
Sementara itu, di ujung jurang yang curam dan berbahaya, Raja Herry berhasil menemukan keberadaan Ratu Luna dan Raja Satria.
Namun, penemuan itu sangat mengejutkan dan menyayat hati. Raja Satria telah meninggal, tubuhnya terbaring kaku di dekat kereta kuda yang terbalik. Ratu Luna masih hidup, namun dalam kondisi yang sangat lemah. Ia terbaring lemas di pojok kereta kuda yang rusak, napasnya berat dan terengah-engah. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia memanggil Raja Herry.
Raja Hery dengan hati yang sangat sedih dan cemas, segera menghampiri Ratu Luna. Ia memangku kepala Ratu Luna yang terluka dan pucat, mencoba untuk memberikan kenyamanan dan dukungan.
Raja Herry: "Ratu... bertahanlah..." Suaranya bergetar karena kesedihan dan kekhawatiran. Ia tidak tega melihat kondisi Ratu Luna yang sangat memprihatinkan.
Ratu Luna, dengan sisa tenaga yang dimilikinya, berusaha untuk berbicara. Suaranya lemah dan terputus-putus.
Ratu Luna, "Yang Mulia... tolong... jagalah Aldrick... dan Baldrick... aku... aku..." Ia terbatuk-batuk, napasnya semakin sesak. "Mungkin... aku akan mati di sini..." Matanya mulai sayu, menunjukkan bahwa ajalnya sudah dekat.
Raja Herry memeluk Ratu Luna erat-erat, mencoba untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan di saat-saat terakhir Ratu Luna.
Ia merasakan betapa lemahnya tubuh Ratu Luna, napasnya yang semakin sesak, dan matanya yang mulai menutup. Ia sangat sedih dan menyesal karena tidak bisa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan mantan istrinya.
Raja Hery berjanji dalam hatinya untuk menjaga Aldrick dan Baldrick seperti yang telah diminta oleh Ratu Luna. Ia akan melakukan segala hal untuk melindungi kedua anak itu, sebagaimana ia telah melindungi mereka selama ini.
Ia akan selalu mengingat pesan terakhir Ratu Luna dan akan berusaha untuk memenuhi janjinya sampai akhir hayatnya. Namun Herry tidak patang menyerah ia percaya bahwa luna akan selamat.
Dengan hati yang berat namun dipenuhi tekad, Raja Herry menggendong tubuh Ratu Luna yang telah pingsan. Ia sangat berhati-hati agar tidak memperparah kondisi Ratu Luna. Ia tahu bahwa Ratu Luna membutuhkan pertolongan medis segera.
Raja Herry, "Bertahanlah... aku akan membawamu ke istana..." Suaranya bergetar, menunjukkan kesedihan dan kekhawatirannya. Ia melangkah dengan perlahan namun pasti, menuruni jurang yang curam dan berbahaya. Ia harus membawa Ratu Luna keluar dari jurang itu dengan selamat.
Perjalanan menuruni jurang sangatlah sulit. Tanah yang curam dan bebatuan yang tajam membuat Raja Hery harus melangkah dengan sangat hati-hati agar tidak terjatuh dan melukai Ratu Luna.
Beberapa kali ia hampir terpeleset, namun ia berhasil menjaga keseimbangannya. Ia terus mengulangi kata-kata penyemangat agar Ratu Luna tetap bertahan hidup.
Raja Herry, "Bertahanlah, Luna... Kita hampir sampai..." Suaranya terdengar lelah, namun tekadnya tetap kuat. Ia terus menggendong Ratu Luna, mencoba memberikan kehangatan dan kenyamanan.
Ia terus membayangkan wajah putranya, Baldrick, dan berharap agar ia dapat segera bertemu dengannya dan menceritakan semuanya. Ia harus menyelamatkan Ratu Luna. Ia harus memenuhi janjinya untuk melindungi Ratu Luna.
...✧༺♥༻✧...
Setelah perjuangan panjang dan melelahkan, Raja Herry akhirnya berhasil membawa Ratu Luna keluar dari jurang. Tubuhnya lelah dan berkeringat, namun ia tetap teguh. Ia segera menuju istana, mengendong Ratu Luna dengan hati-hati. Sesampainya di istana, ia langsung memanggil semua pelayan istana untuk membantunya.
Raja Herry, "(Berteriak) Cepat! Bawalah Ratu Luna ke kamar perawatan! Siapkan tabib istana!" Suaranya terdengar tegas dan penuh kekhawatiran.
Ia memerintahkan para pelayan untuk segera memberikan pertolongan pertama kepada Ratu Luna. Ia sangat cemas akan kondisi Ratu Luna yang sangat lemah.
Di sisi lain istana, jasad Raja Satria telah dibawa oleh para pengawal. Suasana duka menyelimuti istana. Sementara itu, di kamar perawatan, Ratu Luna berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Para tabib istana bekerja keras untuk menyelamatkannya, namun kondisinya masih sangat kritis.
Ratu Queen Natalia, yang mendengar kabar tentang kondisi Ratu Luna, segera berlari menuju kamar perawatan. Ia sangat terkejut dan sedih melihat kondisi Ratu Luna yang sangat memprihatinkan. Ia memegang erat tangan Ratu Luna, mencoba untuk memberikan dukungan dan kekuatan.
Ratu Queen Natalia, "Ibu... bertahanlah... Yang Mulia Raja Baldrick akan segera kembali." Suaranya bergetar karena kesedihan dan kekhawatiran. Ia berusaha untuk memberikan semangat kepada Ratu Luna.
Ratu Luna, dengan sisa tenaganya, mencoba untuk berbicara. Matanya masih sayu, napasnya masih tersengal-sengal.
Ratu Luna, "Lalu... di mana Aldrick...?" Suaranya sangat lemah, namun ia masih khawatir tentang keselamatan putranya.
Ratu Queen Natalia berusaha menenangkan Ratu Luna. Ia tahu bahwa Ratu Luna sangat khawatir tentang keselamatan putranya, Aldrick.
Ia pun menceritakan tentang kedatangan Aldrick ke istana dan kondisinya yang saat ini sedang dirawat.
Ratu Queen Natalia, "Yang Mulia, Pangeran Aldrick baik-baik saja. Ia telah menceritakan semuanya kepada Yang Mulia Raja Baldrick dan saat ini sedang dirawat di kamarnya.
Ia sangat lelah dan ketakutan, tetapi keadaannya stabil." Ratu Queen Natalia berusaha untuk menyampaikan kabar baik, namun ia juga menyadari bahwa Ratu Luna mungkin tidak akan mampu bertahan lama.
Ratu Luna mendengarkan penjelasan Ratu Queen Natalia dengan seksama. Meskipun kondisinya sangat lemah, ia merasa sedikit lega setelah mendengar kabar baik tentang Aldrick. Ia memejamkan matanya, seakan-akan merasa tenang dan damai.
Setelah memenangkan pertempuran di Kerajaan Luminara dan berhasil mengalahkan para pengkhianat, Raja Baldrick kembali ke Kerajaan Harmonia.
Ia membawa kabar kemenangan dan membawa serta harapan baru bagi kerajaannya.
Namun, sesampainya di istana, ia mendengar kabar yang mengejutkan sekaligus melegakan, Ibunya, Ratu Luna, masih hidup. Meskipun kondisinya masih kritis, ia masih berjuang untuk bertahan hidup.
Tanpa membuang waktu, Raja Baldrick segera bergegas menuju kamar perawatan ibunya. Ia ingin segera melihat ibunya dan memastikan sendiri keadaannya.
Hati Raja Baldrick dipenuhi dengan berbagai emosi, kegembiraan atas kemenangannya, kekhawatiran atas kondisi ibunya, dan rasa syukur karena ibunya masih hidup.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung......