Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 3
Kini semuanya sudah berada dimeja makan, termasuk Arka. Pak Wira dan Bu Dewi juga ikut serta duduk dimeja makan untuk makan malam bersama.
Arka yang sudah berjanji untuk tidak mau menyentuh makanan Fahira, malam ini membuatnya tak bisa menolak karena ada kedua orangtua nya disana.
"Mau makan lauk yang mana Mas ?" Fahira bertanya sambil menenteng piring ditangannya berisi nasi menatap Arka.
"Aku belum lapar, nanti saja aku makan." jawab Arka memberi senyum simpul melirik kedua orangtuanya.
"Loh kenapa Arka, masakan Fahira enak loh. Pasti gak akan kerasa kenyang kalau sudah makan masakannya. Iya kan Pak ?" ujar Ibu Dewi menatap putranya heran.
"Iya Arka, ayo makan.. Itu sudah disiapkan oleh istrimu." kata Pak Wira.
"Papah Arka nggak pernah makan dirumah Kek, Nek.." sambung Yumna dengan polosnya hingga membuat semua menatap Arka dan Fahira.
Fahira yang mendengar Yumna bicara seperti itu seketika menatap Arka. Dan Bu Dewi dan Pak Wira juga menatap Arka untuk meminta penjelasan padanya.
"Benar begitu Arka ?" tanya Bu Dewi menatapnya tajam.
"Ah nggak bu, nggak seperti itu. Mas Arka selalu pulang malam, saat akan makan malam Yumna sudah tidur, jadi nggak melihat mas Arka makan dirumah." jelas Fahira lalu mengambilkan beberapa lauk dan menaruhnya dihadapan Arka.
"Ibu nggak tanya sama kamu ! Ibu tanya sama Arka. Jawab Arka !" tegas Bu Dewi meminta penjelasan pada sang Putra.
"Nggak gitu Bu, waktu Arka berangkat itu udah telat. Jadi nggak sempat sarapan, pas pulang juga Arka sudah makan, sudah kenyang. Jadi Arka jarang makan dirumah." sahut Arka menjelaskan pada sang Ibu.
"Ibu nggak mau tahu, mulai besok kamu harus makan dirumah ! Dengar le ?" ujar lagi Bu Dewi.
"Iya Bu.."
Mau tidak mau kini Arka makan malam yang dimasak oleh Fahira bersama orangtuanya. Dimeja makan hening tak ada obrolan sejak kemarahan Bu Dewi pada Arka karena jarang makan dirumah bahkan tidak pernah.
Arka makan malam dengan wajah masam sambil menatap tajam Yumna yang duduk disebelah Fahira. Sedangkan Yumna yang tahu dirinya di tatap seperti itu terus menunduk menyuap makanannya dengan rasa takut membuat Fahira menatap Arka dengan penuh kemarahan.
*
Malam ini semuanya sudah tidur termasuk Bu Dewi dan Pak Wira dikamarnya. Namun Arka sedang mengerjakan pekerjaannya di ruang tv dengan laptopnya karena tidak ingin tidur satu kamar dengan Fahira.
Sedangkan Fahira dikamar terus berusaha menyuruh Yumna untuk tidur, agar saat Arka masuk putri semata wayangnya itu tidak kena marahnya.
"Bunda, kenapa Papah Arka nggak mau tidur sama kita ?" tanya Yumna dengan polosnya.
"Mau kok, Papah Arka cuma masih malu saja sama Bunda." sahut Fahira tersenyum dan mengusap kepala Yumna dengan lembut.
"Papah Arka nggak suka sama Yumna ya Bun ?" tanya Yumna lagi masih penasaran kenapa sikap Arka masih saja dingin padanya.
"Suka kok, kata siapa Papah Arka nggak suka ? Papah Arka masih canggung saja sama kita, jadi masih banyak diam." Fahira menutupi keburukan sang suami pada anaknya agar Yumna tidak kecewa seperti dirinya.
"Sudah yuk kita tidur, besok harus bangun pagi. Bunda harus buatkan sarapan untuk Kakek sama Nenek.."
Fahira mengalihkan pembicaraan mengajak Yumna tidur agar tidak lagi banyak bertanya tentang Arka. Tak lama setelah melihat Yumna sudah pulas, Fahira keluar dari kamarnya mencari Arka untuk menyuruhnya tidur dikamar.
"Mas, kamu nggak tidur ?"
Kedatangan Fahira membuat nya terkejut dan menoleh ke arahnya. Arka lalu kembali menatap layar laptopnya dan menyahut pertanyaan Fahira.
"Nanti, belum ngantuk." sahut Arka dengan ketusnya.
"Mau aku buatkan makanan ?" tawar Fahira dengan ramah.
"Nggak, makasih."
"Kalau dibuatkan kopi ?" tawar Fahira lagi.
"Bisa diem nggak sih ! Aku bilang nggak mau ya nggak mau ! Kalau mau kopi aku bisa buat sendiri ! Sudah sana, jangan ganggu. Aku lagi banyak kerjaan !"
Pertanyaan Fahira yang beberapa kali membuat Arka kesal karena tidak fokus mengetik di depan laptopnya yang ia pangku diatas pahanya.
Fahira yang lagi-lagi dibentak hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar harus ekstra sabar menghadapinya demi mendapatkan cinta suaminya itu.
Fahira kemudian berlalu pergi menuju kamarnya karena dirinya sudah tidak dibutuhkan oleh Arka. Fahira lalu berbaring diatas kasurnya disebelah Yumna dan memeluk sang putri tercinta dengan begitu erat.
*
Fahira dengan begitu semangatnya menyiapkan sarapan pagi untuk Mertua dan Suaminya di dapur. Dengan begitu cekatan Fahira memasak beberapa menu spesial karena pagi ini sang Suami akan bergabung bersama di meja makan.
Saat semuanya datang menuju meja makan, Fahira menyapa dengan senyuman ramahnya membuat kedua Mertuanya senang.
"Selamat pagi Pak, Bu.."
"Pagi nak.." sahut Bu Dewi tersenyum padanya.
Fahira menyiapkan beberapa piring disana kemudian melangkah menuju kamarnya untuk menyuruh sang Suami sarapan. Saat baru di depan pintu kamar, langkah Fahira terhenti karena Arka sudah membuka pintu lebih dulu.
"Sarapan Mas, semuanya sudah siap.."
Arka yang mendapat tawaran sarapan dari sang istri hanya terdiam memakai jas nya dan menatap ke arah dapur ternyata orangtuanya sudah berada disana.
"Nggak, aku sudah telat." sahut Arka masih gengsi untuk menyantap sarapan pagi yang dimasak Fahira.
"Ini masih terlalu pagi untuk ke kantor Mas, jika alasan telat itu akan membuat Ibu dan Bapak marah." jelas Fahira berusaha merayu Arka untuk sarapan.
Arka yang mendengar penjelasan Fahira menatap jam ditangannya. Dan benar saja, jam baru menunjukan pukul 06.30 wib. Masih terlalu pagi dirinya beralasan untuk terlambat ke kantor.
Arka akhirnya menghembuskan nafasnya kasar dan menuruti saran dari Fahira. Dia melangkah sambil menenteng tas kerjanya dan kembali melepas jas nya ia sampir kan dikursi karena akan sarapan lebih dulu.
Arka tersenyum simpul pada kedua orangtuanya dan menatap Yumna sekilas lalu duduk di kursi meja makan bersama mereka.
"Mau sarapan apa mas ?"
Tawar Fahira sambil menenteng piring kosong ditangannya karena ingin menyiapkan makan untuk sang suami.
"Nasi goreng sama telor saja." sahut Arka singkat.
Fahira mengambilkan menu makanan yang Arka minta dan menyerahkannya di hadapan Arka. Fahira juga menuangkan air putih dan satu gelas susu disamping kanan dan kirinya.
Arka menyuap nasi goreng buatan Fahira ke dalam mulutnya membuat mulut nya seketika terdiam untuk mengunyah. Dia merasakan sesuatu di dalam mulutnya dan melirik Fahira yang sedang fokus makan dan menyuapi Yumna sarapan.
"Apa benar ini masakan Fahira ? Ini nasi goreng kesukaanku, kok dia bisa tahu ?"
Arka kembali mengunyah nasi gorengnya dengan pelan dan terus bergumam dalam hati memuji masakan sang istri. Dan tanpa sengaja Arka kembali menyendok nasi goreng itu lalu kembali mengambil telor ia taruh di atas piringnya membuat Fahira yang melihatnya tersenyum.
"Nah kan ? Enak kan masakan istrimu ? Nggak kerasa kenyang kan ?" ujar Bu Dewi membuktikan pada anaknya bahwa masakan Fahira itu enak.
"Arka cuma lagi laper ajah Bu." sahut Arka tak ingin terlihat memuji masakan Fahira.
Fahira tetap tersenyum sambil menyuapi Yumna tanpa menatap Arka. Dia senang, Akhirnya Arka mau juga memakan masakannya meskipun harus dipaksa lebih dulu.
...----------------...
Bersambung...