Cinta memang tak memandang logika. Cinta tak memandang status. Suami yang ku cintai selama ini, tega menikah dengan wanita lain di belakang ku.
"Maafkan aku Ris! Tapi aku mencintainya. Dan sebenarnya, selama ini aku tak pernah mencintai kamu!"
"Jika memang kamu mencintai dia, maka aku akan ikhlas, Mas. Aku berharap, jika suatu saat hatimu sudah bisa mencintaiku. Maka aku harap, waktu itu tidak terlambat."
Risma harus menerima kenyataan pahit dalam rumah tangganya, saat mengetahui jika suaminya mencintai wanita lain, dan ternyata dia tak pernah ada di hati Pandu, Suaminya.
Akankah Pandu bisa mencintai Risma?
Dan apakah saat cinta itu tumbuh, Risma akan bisa menerima Pandu kembali? Dan hal besar apa yang selama ini Risma sembunyikan dari semua orang, termasuk Pandu?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini.
JANGAN LUPA TEKAN FAV, LIKE, KOMEN DAN VOTENYA... KARENA ITU SANGAT BERHARGA BUAT AUTHOR🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV Risma
POV Risma
Seperti biasa, Mas Pandu pasti akan pulang untuk menjenguk mamanya di Kediri setiap akhir pekan, tapi biasanya mas Pandu dua Minggu sekali akan bertandang pulang. Tapi akhir akhir ini, Mas pandu sering sekali pulang, bahkan kadang Jumat malam sudah berangkat dan akan kembali Minggu sore.
Entahlah, ini apakah hanya perasaanku saja, sebagai seorang istri yang sepenuhnya aku sadar, jika suamiku belum bisa mencintaiku seutuhnya, tapi meskipun demikian Mas Pandu tetap memperlakukan aku dengan baik, aku sangat menghargai caranya dalam berusaha menerimaku di hidupnya. Akhir akhir ini, terlihat ada perbedaan darinya, dengan seringnya mas pandu pulang ke Kediri, dan mas pandu juga memiliki kebiasaan baru berlama lama di depan laptopnya di teras belakang rumah, saat aku tanya pasti jawabnya sedang mengerjakan laporan, tapi saat diam diam aku perhatikan dia dari jauh, Mas pandu justru asik dengan hapenya, bahkan dia nampak senyum senyum menatap layar datar itu, entah dengan siapa dia berbalas pesan, sepertinya suamiku begitu ceria dan bahagia dengan seseorang disana.
Kata maaf yang tadi pagi terucap dari bibirnya, semakin membuatku merasa yakin, jika ada yang disembunyikan oleh suamiku. Apakah ada perempuan lain yang saat ini sedang mengisi hatinya, jika benar, siapa perempuan itu? aku harus mencari tau, sebelum mengatakan rasa curigaku ini pada mas Pandu, jangan sampai kecurigaan yang belum tentu kebenarannya menjadi pemicu pertengkaran antara diriku dan mas Pandu.
Aku sangat mencintainya, Laki laki yang memiliki pesona luar biasa dalam hati ini. Mas Pandu tidak hanya tampan, tapi dia juga suami yang sempurna di mataku, sikapnya yang tenang, senyumnya yang selalu meneduhkan, dan tutur katanya yang selalu lembut. Aku benar benar sudah dibuatnya jatuh cinta. Jika benar ada wanita lain di hatinya, apakah aku sanggup menjalani hariku dengan senyuman lagi. Membayangkan saja aku sudah tak sanggup bahkan dada ini langsung merasakan sesak luar biasa.
Setelah Mas Pandu, berangkat ke kantor, aku meneruskan untuk beres beres, membongkar tas mas pandu yang biasanya hanya berisi baju kotornya selama berada dirumah mama. Satu persatu aku keluarkan, dan tiba pada tangan ini memegang baju kemeja warna abu abu terlihat ada bekas lipstik dan parfum perempuan.
Dadaku langsung berdebar, bahkan air mata ini luruh tanpa bisa di tahan. Suamiku memiliki wanita lain, Tuhan apa salahku?.
Untung hari ini aku sedang libur dinas, dan esoknya kebagian ship malam. Aku akan menunggu mas pandu pulang, tak ingin larut dengan prasangka terlalu lama, aku harus mendengar penjelasannya. Tak perlu lagi aku simpan curiga ini, karena aku ingin tetap waras dan hidup bahagia.
Pukul delapan malam, suara deru mesin mobil mas pandu memasuki pekarangan rumah. Aku sudah menyiapkan diri dengan segala kemungkinan-kemungkinan akan jawaban yang nanti kudengar dari bibirnya.
Langkahnya mulai terdengar memasuki rumah, dan disambut oleh kedua anaknya dengan begitu ceria.
Mas Pandu sosok yang hangat dan sangat menyayangi kedua buah hati kami, kedekatannya dengan anak anak semakin menambah nilai plus untuknya. Mas pandu sosok laki laki impian banyak wanita. Tampan, mapan, sabar, baik dan sangat mengayomi.
Sejenak aku membiarkan anak anak bercengkrama dengan papanya, mereka terlihat sangat rindu karena sudah tiga hari tidak bertemu. Mata ini mulai muncul mendung yang siap meneteskan airnya, teringat dengan adanya wanita lain selain diriku di hati suamiku. Kenapa rasanya harus sesakit ini, apakah aku akan sanggup bertahan, kenapa kamu tega melakukan ini padaku Mas?.
"Ma, kok tumben kamu diam saja disitu, biasanya akan ikut gabung dengan kita bermain disini." Mas pandu menatapku dengan mengernyitkan dahinya. Iya biasanya kami akan bercanda dan saling bercengkrama sebelum tidur di kasur busa depan televisi. Anak anak lebih suka tidur di sana, setiap kali terlelap dan dipindah ke kamar pasti akan langsung bangun dan minta kembali tidur di depan televisi.
"Lagi capek saja Pa. Tadi juga sudah main sama anak anak seharian." jawabku mencoba bersikap biasa saja. "Ma, minum susu." Galang meminta untuk dibuatkan susu, kebiasaannya kalau sudah mengantuk, dia akan tertidur dengan mengenyot dotnya yang berisi susu formula. Aku segera membuatkan apa yang diminta anak bungsuku.
"Anak anak sudah tidur Pa?" tanyaku pada Mas pandu yang berbaring di samping anak anak nya, dengan mata fokus ke layar telivisi.
"Sudah Ma. Kamu belum ngantuk Ma, sini temani papa nonton." sahutnya dengan wajah biasa saja. Sebagai seorang istri aku merasa hubungan kami begitu datar, dan untuk masalah hubungan ranjang, suamiku dari dulu terkesan cuek, jika bukan aku yang memintanya duluan maka dia pun juga tidak akan meminta haknya itu. Bahkan aku pernah mencoba tidak meminta selama satu bulan lebih, tapi justru Mas Pandu semakin cuek dan biasa saja, sekedar bertanya pun tidak. Dihatinya memang dia belum bisa menjadikan aku ratunya.
"Pa, aku mau bicara sebentar, kalau boleh kita bicara di kamar saja." Mas pandu menoleh dan menatapku heran. "Ada apa Ma? apa ada masalah?" responnya santai. "gak ada apa apa kok pa, hanya ada yang ingin mama tanyakan ke papa." jawabku dengan bibir yang mendadak bergetar menahan sesak yang meluluh lantakkan hati ini.
Tanpa menjawab, Mas pandu bangkit dari tidurnya dan langsung berjalan menyusul ke kamar.
"Sepertinya ada yang serius, kenapa wajahmu tegang begitu Ma?" Mas Pandu langsung menembak dengan pertanyaan yang membuat hati ini semakin nyeri. Dengan langkah tegap lelaki yang masih menjadi cinta sejati di hati ini, melangkah dan mulai duduk di sampingku yang mendadak Kelu untuk memulai mengeluarkan kata kata.
"Pa, jawab pertanyaanku dengan jujur ya. Jika prasangka istrimu ini benar adanya, aku iklas apapun nanti yang menjadi keputusanmu." Mas pandu seketika memalingkan wajahnya untuk menatapku yang kini sudah basah dengan air mata. Bagaimanapun tegarnya aku, tak akan mampu menanggung beban sakit dari rasa cemburu.
"Ada apa sih Ma, kamu kok jadi aneh gini?"
"Apa ada wanita lain di hatimu saat ini Pa? katakan siapa wanita itu, dan tolong yakinkan aku jika aku sudah tak layak mendampingimu, hingga kamu menghadirkan perempuan lain dalam hubungan rumah tangga kita." Nampak mas pandu tercekat, dan raut mukanya mendadak pucat, matanya terlihat terpejam. Hening tak ada satupun jawaban yang keluar dari bibirnya.
"Mas!" tegurku memohon jawaban darinya.
"Tidurlah Ma, mungkin kamu capek sehingga bicara ngawur seperti ini, istirahatlah. Dan jangan berpikir macam macam." Mas Pandu beranjak meninggalkan kamar dengan langkah pasti tanpa mau menjawab apa yang menjadi pertanyaanku.
'apakah perempuan itu teramat istimewa bagimu Mas, sehingga kamu lebih memilih untuk melindunginya dari amarahku. Aku mencintaimu Pandu, dan akan tetap mencintaimu. Meskipun nanti hubungan kalian terungkap aku akan membuat wanita itu yang pergi meninggalkanmu bukan aku.' lirihku dalam Isak tangis menahan sesak di dada.