Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.
Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.
Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.
Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?
Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Claudya keluar dari rumahnya terlihat kalau William terpesona pada Claudya yang terlihat sangat cantik dengan gaun hitam yang baru saja William belikan.
"Dia begitu cantik," gumam William.
"Tuan, apa ini tidak terlalu berlebihan? Aku pikir harganya pasti sangat mahal," ujar Claudya merasa malu karena William memberikan gaun yang mahal.
"Kenapa? Aku yang memberikannya dan jangan pikirkan tentang harga." William langsung membukakan pintu mobil untuk Claudya.
Mereka berangkat dari sana karena sebentar lagi acara akan segera dimulai.
Tapi saat ini di hotel tempat Karisa menginap dia menatap pada ponselnya yang menampilkan sebuah transaksi yang sangat banyak dan baru saja dilakukan oleh William.
Karisa marah dia langsung masuk kedalam kamar Indra yang tidak terkunci, Karisa melihat Indra yang tengah bersiap karena akan pergi ke acara.
"Mau ke mana kamu?" tanya Karisa yang langsung mengintimidasi Indra.
"Nona, aku akan ke acara bersama dengan tuan," jawab Indra.
"Acara apa?" tanya Karisa yang semakin marah karena William pergi tanpa mengajak dirinya.
"Acara pertemuan tuan William bersama para pengusaha yang bekerja sama dengannya, sekarang tuan William akan mengumumkan kalau dia akan bekerja sama dengan perusahaan Tuan Zidan." Indra menjelaskan sambil memasukkan beberapa berkas kedalam tasnya.
"Kau tau? William mentransfer uang satu milyar pada seseorang, kamu tau siapa orang itu?" tanya Karisa sambil memperlihatkan layar ponselnya, Indra yang penasaran langsung melihat ponsel Karisa.
"Tuan mengirimkan uang pada pria itu? Kenapa? Tuan tau kalau dirinya sedang ditipu." Indra bertanya-tanya tapi hanya dalam hatinya saja.
"Nona, mungkin tuan mengirimkan pada pengusaha yang sudah bekerja sama dengannya." Indra berbohong mencoba membela tuannya.
Karisa kesal dia langsung mem ukul tangan Indra, Indra terlihat meringis kesakitan karena ulah Karisa.
"Aku harus datang ke sana dan aku akan membuat perhitungan pada William!" sahut Karisa.
"Jangan Nona, nanti saja kalau tuan sudah pulang," bantah Indra.
"No! Aku harus ke sana sekarang, kamu tunggu aku disini, Aku akan ambil tas." Karisa langsung pergi untuk mengambil tas yang ada di kamarnya, Karisa yakin kalau William mengirimkan uang itu pada anak dan kekasih William.
Karisa sangat kesal karena dia merasa ditipu oleh William selama ini, Karisa seakan tidak sadar kalau selama ini dia juga salah karena sudah selingkuh secara terang-terangan dihadapan William.
"Ayo berangkat!" teriak Karisa.
Mereka berangkat, sepanjang perjalanan Indra meminta Karisa agar tidak melakukan sesuatu di acara itu karena takutnya nama baik William akan tercoreng karena ulah Karisa.
"Kau tau, Indra? Tuan mu itu punya anak dari seorang wanita dan aku baru tau sekarang! William main gila dibelakang aku." Karisa marah sambil berteriak-teriak untuk meluapkan emosinya.
"Bukannya nona juga sama? Justru Nona melakukannya dihadapan tuan William," batin Indra.
"Argh! Kalau sampai aku tau wanita itu maka aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan padanya!" geram Karisa.
Tapi Indra baru saja tersadar dengan ucapan Karisa yang katanya William punya seorang anak, Indra baru paham sekarang kenapa tuannya itu sangat ingin tau siapa wanita itu walaupun William tau kalau dirinya tengah di tipu.
Sesampainya di acara itu saat ini Karisa langsung masuk kedalam tanpa menunggu Indra yang berjalan dibelakangnya, di acara itu terlihat kalau William tengah bersama dengan Claudya karena sedang menunggu Zidan.
Karisa mendekat sambil memperlihatkan wajahnya yang kesal, Karisa mengambil sebuah minuman yang langsung dia minum sampai tandas.
"Mas," panggil Karisa dengan sangat manja membuat semua orang yang ada di sana langsung menatap pada Karisa.
Dengan langkah cepat Karisa langsung memeluk William yang masih berdiri mematung karena tidak menyangka kalau Karisa akan datang ke sana.
Tidak ada balasan dari William, bahkan William tidak tersenyum sedikitpun pada Karisa.
"Mas, aku sangat rindu padamu makannya aku langsung nyusul kamu ke sini," ucap Karisa.
Karisa menatap pada Claudya yang hanya diam saja karena menunggu Zidan.
"Kamu Claudya, kan?" tanya Karisa yang langsung mendekat pada Claudya.
"Kamu selama ini bersama suami aku? Terima kasih karena kamu sudah mau menemani suami aku, tapi jangan dibawa perasaan ya, karena suami aku ini memang banyak yang mengagumi." Karisa berucap sambil memegang tangan William.
William mencekal tangan Karisa dengan erat.
"Clau, kamu tunggu disini sebentar lagi aku akan datang lagi." William berucap sambil pergi dari sana.
Claudya yang melihat itu langsung bertanya-tanya, selama ini tidak ada perlakuan istimewa antara William dan Karisa, Claudya malah merasa kalau William tidak pernah menyukai Karisa walaupun Karisa adalah istrinya.
William mendorong Karisa dengan sangat kasar, Karisa hanya menatap William dengan tatapan tajam.
"Kau! Kenapa kau datang kesini?" tanya William membentak Karisa.
"Aku mau bertanya, uang satu M yang kamu kirimkan apa itu untuk wanita itu?" tanya Karisa yang langsung mendekat pada William sambil mengintimidasi.
"Apa hubungannya denganmu? Apa kamu perduli padaku?" tanya William mengangkat kedua alisnya.
Karisa memutar bola matanya malas.
"Kamu jangan melakukan ini padaku, William! Ingat aku ini istri kamu!" Karisa mencoba menjelaskan posisi dirinya pada William.
"Istri? Kamu menganggap diri kamu istri aku? Lalu, kenapa kamu tidak menganggap aku suami kamu? Kamu selingkuh saja aku tidak mempermasalahkan hal itu, kenapa kamu jadi perduli padaku? Apa Karisa lima tahun terakhir ini berubah?" William tersenyum mengejek Karisa.
Bugh!
Karisa memukul dada bidang William yang bahkan tidak membuat William bergerak sedikit pun, Karisa merasa sangat sedih dengan ucapan William tapi ucapan William memang benar adanya karena Karisa selama ini memang Karisa sudah mengkhianati William.
Padahal William hanyalah berusaha menunjukkan rasa cintanya, hanya saja William salah karena dahulu terlalu posesif dan mengekang Karisa. Sikap itulah yang tidak Karisa suka dari William, padahal kalau Karisa bilang pun William pasti akan luluh. Tapi Karisa malah memilih selingkuh dengan pria yang katanya membuat dia nyaman, Karisa penyebab utama William mati rasa padanya.
"Sekarang apa lagi? Kita hanya suami istri tapi hanya status saja," ucap William mengingatkan kembali Karisa.
Mata Karisa sudah berembun, dia langsung pergi dari sana sambil menahan rasa kesalnya pada William.
Indra mendekat pada William yang saat ini hanya terlihat kesal pada Karisa.
"Tuan, apa benar kalau wanita itu punya anak?" tanya Indra.
"Aku tidak yakin tapi pria itu akan mengirimkan aku paket yang katanya akan menunjukkan kalau anak itu benar anakku," ucap William.
"Anda memberikan pria itu 1 M hanya untuk bukti saja? Kenapa tidak dengan alamatnya?" tanya Indra.
"Aku juga masih belum yakin," papar William.