NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Melkiya, Dewi Perang

10 TAHUN KEMUDIAN

  Langit di atas dunia iblis berwarna merah darah, diselimuti oleh awan tebal yang menyelimuti seluruh wilayah seperti selimut kematian. Di bawahnya, medan perang terbentang luas—daratan tandus penuh dengan jurang api, reruntuhan, dan tubuh-tubuh makhluk yang telah jatuh dalam pertempuran.

   Di tengah kekacauan itu berdiri seorang wanita dengan aura yang begitu luar biasa hingga tanah di bawah kakinya retak. Melkiya, Dewi Perang, mengenakan zirah hitam berkilauan dengan detail emas yang tampak seperti nyala api. Rambutnya yang panjang berwarna perak mengalir bebas, bercampur dengan darah dan abu. Di tangannya ia menggenggam pedang raksasa yang bersinar dengan energi surgawi.

   Para iblis menyerangnya tanpa henti, tetapi setiap serangan mereka sia-sia. Melkiya adalah badai yang tak terhentikan, menghancurkan mereka dengan setiap ayunan pedangnya.

   Perang Tanpa Akhir

   Melkiya bergerak dengan kecepatan dan kekuatan yang mengerikan. Dengan satu tebasan, ia memotong sekelompok iblis bersayap yang mencoba menyerangnya dari udara. Dengan pukulan lain, ia menghancurkan makhluk-makhluk bertanduk besar yang menyerbu dari tanah.

   “Tidak ada ampun!” suaranya menggema seperti petir, membuat pasukan iblis yang tersisa mundur ketakutan.

   Namun, bagi Melkiya, mundurnya mereka bukanlah kemenangan. Ia tidak puas.

   Ia melompat ke depan, menyerang lebih dalam ke jantung dunia iblis, tempat kegelapan paling pekat berada.

   “Aku akan menghancurkan kalian semua! Dunia ini tidak memerlukan keberadaan kalian!” teriaknya dengan kemarahan yang membakar.

   Pertarungan Melawan Raja Iblis

   Di tengah serangannya yang membabi-buta, seorang iblis besar muncul di hadapannya. Tubuhnya setinggi menara, dengan tanduk melingkar yang memancarkan cahaya merah. Matanya yang berwarna api memandang Melkiya dengan penuh kebencian.

   “Melkiya,” kata iblis itu dengan suara berat, “kau berani memasuki dunia kami dan mengklaim kehancuran kami? Kau hanyalah boneka para dewa.”

   Melkiya mengangkat pedangnya, menatap iblis itu tanpa rasa takut. “Aku tidak peduli dengan para dewa! Aku ada di sini untuk menghancurkan kalian. Tidak ada tempat bagi kalian di dunia mana pun.”

   Iblis itu tertawa, suara gelapnya mengguncang tanah di sekitar mereka. “Kau pikir kau adalah pembawa kehancuran? Kau hanya akan menjadi kehancuran bagi dirimu sendiri!”

   Pertempuran besar pun dimulai.

   Melkiya menyerang lebih dulu, meluncurkan gelombang energi dari pedangnya yang menghantam iblis itu dengan keras. Namun, iblis itu tidak mundur. Dengan satu ayunan tangan raksasanya, ia menghancurkan tanah di sekitar Melkiya, menciptakan kawah besar.

   Namun, Melkiya tidak terhentikan. Ia melompat ke udara, mengayunkan pedangnya dengan kekuatan yang cukup untuk memotong tanduk iblis itu.

   “Aku lebih dari cukup untuk menghancurkanmu!” serunya.

   Iblis itu meraung kesakitan, tetapi dari lukanya, muncul semburan energi gelap yang melukai Melkiya. Ia terlempar ke tanah, tetapi segera bangkit kembali, matanya yang berwarna emas menyala dengan intensitas yang lebih besar.

   Hilang Kendali

   Pertempuran berlangsung sengit, tetapi semakin lama, Melkiya mulai berubah. Kemarahannya yang tak terkendali, dikombinasikan dengan energi dunia iblis, membuat auranya semakin gelap.

   Pedangnya, yang sebelumnya memancarkan cahaya surgawi, kini mulai berubah warna menjadi merah darah. Gerakannya menjadi lebih liar, penuh dengan kebencian, seolah-olah ia tidak lagi berperang untuk keadilan, tetapi untuk pembantaian.

   “Aku akan menghapus kalian dari keberadaan!” teriaknya, suaranya terdengar lebih seram daripada sebelumnya.

    Iblis besar itu, meskipun terluka parah, menatapnya dengan senyum sinis. “Lihat dirimu, Melkiya. Kau tidak berbeda dari kami. Kau adalah kehancuran itu sendiri.”

  Melkiya mengabaikan kata-katanya, menyerang lagi dengan kekuatan yang bahkan lebih besar. Dengan satu tebasan terakhir, ia memotong kepala iblis itu, membuatnya runtuh ke tanah dengan gemuruh yang mengguncang seluruh wilayah.

   Namun, bahkan setelah lawannya mati, Melkiya tidak berhenti. Ia melangkah lebih dalam ke dunia iblis, menyerang makhluk-makhluk kecil yang tersisa dengan kekuatan yang berlebihan.

   “Semua harus musnah!” serunya, matanya penuh dengan kebencian yang tak terpuaskan.

   Melkiya Melawan Diri Sendiri

   Di tengah kegilaannya, sebuah suara terdengar di kepalanya—lembut, tetapi tegas.

   “Melkiya... cukup.”

   Ia berhenti sejenak, tubuhnya gemetar karena kemarahan dan kelelahan. “Siapa kau yang berani menyuruhku berhenti?”

   Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih kuat. “Aku adalah dirimu sendiri. Aku adalah bagian darimu yang kau abaikan—ketenangan, kehormatan, tujuanmu yang sejati.”

   Melkiya memandang pedangnya yang kini memancarkan aura gelap. Ia melihat bayangannya sendiri di permukaan pedang itu, tetapi bayangan itu tampak seperti monster.

   “Kau telah melampaui batasmu,” kata suara itu. “Kau tidak lagi bertarung untuk melindungi. Kau bertarung untuk menghancurkan, tanpa alasan.”

   Melkiya menggertakkan giginya, mencoba melawan suara itu. “Aku... aku hanya ingin dunia ini bersih dari iblis!”

   “Dan dengan melakukannya, kau telah menjadi seperti mereka,” jawab suara itu dengan dingin.

Kembali ke Kesadaran

   Melkiya jatuh berlutut, pedangnya tergeletak di tanah. Napasnya berat, dan tubuhnya bergetar. Ia memandang medan perang yang telah ia hancurkan, penuh dengan tubuh iblis yang berserakan.

   Namun, ia tidak merasa puas. Yang ia rasakan hanyalah kehampaan.

   “Apa yang telah kulakukan?” bisiknya.

   Langit di atas mulai berubah, warna merah darah perlahan memudar menjadi abu-abu. Dunia iblis, meskipun rusak, tampaknya mulai tenang.

   Melkiya berdiri dengan susah payah, mengambil pedangnya yang kini kembali bersinar dengan cahaya lembut. Ia menatapnya, merasa malu dengan apa yang telah ia lakukan.

   “Aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi,” katanya dengan suara yang hampir tak terdengar.

   Dengan langkah berat, ia meninggalkan medan perang, membawa beban dosa dan penyesalan atas apa yang telah ia lakukan.

1
Sriverie
.
Sriverie
awas makhluk /Toasted/
巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在
yah bagus Namun kurang paham bagian alur mau kemanakan mungkin saya kurang baca lebih banyak lagi sampai bab akhir anda up. 😄
Dzira Ramadhan: iya aku bingung🥲
total 1 replies
Sriverie
.
Sriverie
peace
Sriverie
/Hey/
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!