IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu
Guna membuka matanya saat mendengar azan subuh dari ponselnya. Ia mematikan ponselnya dan kemudian beralih memandangi wajah cantik istrinya. Guna mengelus pipi Ayunda yang sangat halus dan putih itu. Ia memandangi Ayunda seolah tak ingin berpaling dari wajah cantik yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.
"Bukannya aku tidak mau mengajakmu ke Bali, tapi aku tidak ingin memaksamu seperti malam tadi!" ucap Guna. Ia kemudian mengecup dahi Ayunda dengan lembut dan kemudian mencium bibir ranum yang dulu membuatnya kesal karena selalu saja menggodanya.
Guna membisikan sesuatu ditelinga Ayunda "Bangun!" ucap Guna.
"Nanti Ma, subuhnya masih lama, badan Ayu pegal semua Ma kayak dilindes mobil!" ucap Ayunda.
Guna memutuskan menggendong tubuh Ayunda agar Ayunda terbangun namun yang Ayunda lakukan adalah memeluk tubuh Guna dan kembali terlelap.
"Untung kamu istri saya jika tidak sudah saya lempar kamu hehehe" ucap Guna sambil terkekeh melihat Ayunda yang masih terlelap.
Guna membaringkan Ayunda di bathup dan ia menyalankan krannya. Ayunda merasakan air hangat mengalir di tubuhnya dan ia membuka matanya. Ayunda terkejut melihat seorang laki-laki duduk dipinggir bathup dengan bertelanjang dada dan pinggangnya hanya tertutup handuk.
"Mas.. hmmm... kenapa nggak pakai baju?" ucap Ayunda menatap Guna dengan tatapan malu. "Kan malu Mas".
Astaga mataku ternodai...
"Kamu yang harusnya malu nggak pakai baju sama sekali!" ucap Guna membuat Ayunda menundukkan kepalanya dan melihat tubuhnya.
"Arghhh.... mesum... "teriak Ayunda membuat Guna menyunggingkan senyumannya.
"Semalam kan kita sudah... " ucap Guna terpotong karena Ayunda menutup mulut Guna dengan telapak tangannya.
"Nggak usah diceritain malu!" ucap Ayunda.
Guna melepaskan telapak tangan Ayunda dari wajahnya. Ia mengambil sabun dan menuangkannya di bathup. "Saya mandi disana!" tunjuk Guna menujuk ruang kaca tempat untuk mandi dengan shower. "Atau kamu mau... " Guna menatap bathup dan Ayunda menggelangkan kepalanya.
"Nggak sana mandi!" ucap Ayunda memberi isyarat dengan tanganya untuk mengusir Guna.
"Kamu jangan ngintip ya!" ucap Guna membuat wajah Ayunda kembali memerah.
Gimana nggak ngintip kalau kacanya transparan gitu...
"Tapi kalau mau ngintip juga nggak apa-apa. rezeki mata jangan ditolak apalagi yang udah halal hehehe" kekeh Guna membuat Ayunda membuka mulutnya dan ia tak habis pikir kemana laki-laki dingin yang tidak terlihat menyukai wanita itu.
Guna terseyum dan segera melangkahkan kakinya menuju pintu ruang kaca. Guna menghidupkan shower dan mandi sambil bersiul membuat Ayunda menatap lurus kedepan tapi sesekali melirik kearah Guna.
A**staga dia... ya ampun kok pikiran gue jadi begini sih...
Guna mengambil handuknya dan memakainya dipinggangnya. "Jangan lama, kita sholat berjamaah!" ucap Guna karena waktu subuh tidak panjang.
"Iya" ucap Ayunda.
"Good" ucap Guna tersenyum membuat Ayunda merasakan hawa panas menjalar ke wajahnya karena ia benar-benar malu saat ini.
***
Mengingat apa yang terjadi malam tadi membuat Ayunda benar-benar malu. Guna sekarang telah benar-benar menjadi suaminya. Ia ingat bagaimana Vivian menghubunginya dan mengatakan semua yang membuat hatinya terluka.
"Aku dan Kak Guna memiliki hubungan yang serius sebelum kamu datang dan menghancurkan mimpi-mimpi indah kami. kakek bahkan telah menyiapkanku sebagai istri penerus Candrma hingga aku bisa menjadi pasangam yang sempurna untuk Kak Guna kau bisa apa? apa kau pikir kau bisa berguna untuk Kak Guna. Tidak Ayunda kau perempuan biasa yang tidak akan bisa mengimbangi karir ataupun kehidupan kalangan atas. Apa lagi perempuan bodoh seperti kamu!"
"Aku tidak peduli".
"Aku menghubungi kamu karena saat ini aku dan Kak Guna akan menghabiskan malam bersama. Apa kau tahu aku sekarang sedang di Bali bersamanya?".
Guna memegang bahu Ayunda yang saat ini sedang duduk sambil menonton Tv. Setelah sholat subuh Guna telah memesan makanan dan memutuskan sarapan pagi bersama Ayunda didalam kamar mereka. "Minumlah!" ucap Guna menyerahkan segelas susu kepada Ayunda.
Ayunda meminumnya dan Guna duduk disamping Ayunda. Ia menarik Ayunda ke dalam pelukannya membuat jantung Ayunda berdetak dengan kencang. "Pagi ini aku ada acara, apa kamu mau ikut?" tanya Guna sambil memperhatikan wajah Ayunda dengan tatapan khawatir karena ia yang telah membuat Ayunda lelah.
"Aku capek Mas, nanti minta Adinda kesini aku mau minta diurut!" ucap Ayunda.
"Kenapa kamu dilindes mobil tadi malam?" goda Guna.
"Udah nggak usah dibahas!" kesal Ayunda membuat Guna terkekeh.
"Yaudah Mas pergi dan kamu jangan kemana-mana!" perintah Guna.
"Iya..." ucap Ayunda menundukkan kepalanya karena malu.
tbc...
dikit2 nangis