Mengisahkan Tentang Perselingkuhan antara mertua dan menantu. Semoga cerita ini menghibur pembaca setiaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Arumy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Arman Pulang
Akhirnya Arman Pulang Ke Rumah
Sudah hampir tiga bulan sejak Arman pergi untuk tugas dinas di luar kota. Waktu yang terasa begitu lama bagi Maya, yang selalu merindukan kehadiran suaminya. Setiap harinya, ia menjalani rutinitas dengan kesendirian yang menggerogoti hati. Meskipun ia berusaha untuk tetap sibuk, perasaan rindu dan kesepian tidak bisa ia pungkiri.
Namun, kabar baik akhirnya datang. Arman mengirimkan pesan singkat yang sangat dinantikan Maya. "Maya, aku akan pulang akhir pekan ini. Aku rindu banget sama kamu."
Maya membaca pesan itu dengan hati yang berdebar. Tiba-tiba, semua kecemasan dan kelelahan yang ia rasakan selama ini seakan lenyap begitu saja. Rasa rindu yang terpendam begitu lama akhirnya menemukan jalan keluarnya. Ia segera mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Arman.
Hari itu, Maya tidak bisa menahan kegembiraannya. Ia membersihkan rumah lebih teliti, menyiapkan makanan favorit Arman, dan bahkan memilih pakaian yang akan ia kenakan saat menyambutnya. Semua persiapan itu dilakukannya dengan penuh perhatian dan cinta, karena ia tahu, momen ini sangat berarti bagi keduanya. Beberapa hari terakhir, ia merasa lebih kuat dan yakin dengan pilihan hidupnya—untuk tetap setia pada Arman, meski berbagai cobaan datang silih berganti.
Saat tiba hari yang ditunggu-tunggu, Maya berada di depan rumah, menunggu Arman yang akhirnya akan kembali setelah sekian lama. Ketika mobil Arman terlihat dari kejauhan, jantung Maya berdegup kencang. Segera, ia berjalan cepat menuju mobil yang parkir di halaman rumah.
Arman keluar dari mobil dengan senyum lebar, wajahnya yang lelah langsung bercahaya begitu melihat Maya yang berdiri menantinya. Tanpa berkata apa-apa, mereka langsung berpelukan erat. Rasanya seperti dunia kembali utuh di pelukan itu. Maya hampir tidak percaya bahwa Arman akhirnya ada di hadapannya setelah sekian lama.
"Akhirnya kamu pulang juga," bisik Maya, hampir tidak bisa menahan air mata kebahagiaannya.
Arman mengelus rambut Maya dengan lembut. "Aku juga kangen banget sama kamu, Maya. Nggak mudah jauh dari rumah dan dari kamu."
Maya menarik napas dalam-dalam, merasakan kehangatan tubuh Arman yang begitu dirindukannya. "Aku juga merasa sangat kesepian tanpa kamu. Tapi, sekarang semuanya akan baik-baik saja."
Arman tersenyum dan memandang Maya dengan tatapan penuh kasih. "Aku janji, kita akan saling lebih perhatian. Aku nggak akan lagi membiarkan jarak memisahkan kita."
Maya mengangguk, merasakan ketenangan yang begitu mendalam. Selama beberapa bulan terakhir, banyak hal yang mengganggu pikirannya. Namun, begitu Arman kembali, semua rasa takut dan ragu itu hilang begitu saja. Ia merasa sangat beruntung karena Arman adalah suaminya, yang meskipun pernah jatuh dalam kesalahan, tetap berusaha untuk memperbaiki segala sesuatu demi kebahagiaan bersama.
Setelah pelukan hangat itu, mereka masuk ke rumah. Maya menyiapkan makan malam spesial yang telah ia persiapkan untuk Arman. Makanan itu terasa lebih lezat daripada sebelumnya, karena di atas meja itu, ada satu hal yang sangat berharga—kehadiran Arman di sampingnya.
Mereka makan bersama dengan penuh kehangatan, berbicara tentang pengalaman masing-masing selama waktu yang terpisah. Arman menceritakan tugas-tugasnya yang menantang, sementara Maya berbagi cerita tentang kesehariannya di rumah, dan bagaimana ia berusaha mengisi kekosongan selama Arman tidak ada.
"Maya, aku tahu aku udah bikin kamu kecewa waktu itu, tapi aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya," kata Arman dengan tulus, matanya penuh penyesalan.
Maya menatapnya dalam-dalam, lalu menghela napas. "Aku sudah memaafkanmu, Arman. Yang penting sekarang adalah kita saling memperbaiki hubungan kita, kan? Kita harus terus berjuang bersama, dan jangan biarkan apapun menghalangi kita."
Arman mengangguk, tak bisa berkata-kata lebih banyak. Ia tahu bahwa Maya telah memberikan segalanya untuk hubungan mereka, dan kini saatnya ia membuktikan bahwa ia pantas mendapatkan kepercayaan itu kembali.
Malam itu, mereka duduk bersama di ruang tamu, menikmati kebersamaan setelah sekian lama terpisah. Maya merasa segala keraguan yang pernah ada dalam dirinya kini sirna. Semua yang penting adalah keluarga mereka, dan ia tahu bahwa selama mereka tetap saling mencintai, apapun yang terjadi, mereka akan menghadapinya bersama.
Saat Arman mengusap pipi Maya dengan lembut, ia tersenyum. "Aku nggak akan pernah pergi lagi, Maya. Kita akan melalui semua ini bersama. Aku berjanji."
Maya tersenyum lebar, merasakan ketenangan yang sangat ia dambakan. "Aku juga berjanji, Arman. Kita akan saling menjaga dan terus bersama."
Akhirnya, keduanya duduk berdua, berpegangan tangan, merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang, kembali datang. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, tetapi dengan cinta dan komitmen, mereka siap untuk menjalani hari-hari ke depan, bersama.