NovelToon NovelToon
Love Me Please, Mas Duda

Love Me Please, Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:664.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: pinkanmiliar

( Zona Cinta Manis )

Midea Lestari harus menelan pil pahit ketika difitnah sudah menabrak seorang wanita yang tengah hamil besar hingga tewas. untuk menebus kesalahan yang bukan karena perbuatannya, ia harus mendekam di balik jeruji besi dan merelakan masa depannya.

Satu bulan mendekam dipenjara, akhirnya Dea dibebaskan karena keluarga korban membayar jaminan untuknya. sebagai gantinya Dea terpaksa menikah dengan Shady Hutama, duda tampan yang istrinya tewas dalam kecelakaan itu. Dea menjadi ibu pengganti untuk putri Shady yang bernama Naura.

Bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga Shady dan Dea? Apakah Dea bisa meruntuhkan kerasnya hati Shady yang selalu menaruh dendam padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkanmiliar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08 - Lost My First Kiss

Pagi ini, seperti biasa Dea menyiapkan sarapan pagi untuk seluruh anggota keluarga. Nilam dan Clara sudah duduk di meja makan menunggu Dea yang masih memasak.

Dea menghampiri Clara dan menyerahkan sepiring telor ceplok pesanannya.

"Ini telor ceplok pesanan Mbak Clara," ucap Dea dengan mengulas senyumnya.

Aroma lezat menyeruak memasuki indra penciuman Clara.

"Hmm? Telor ceplok setengah matang di goreng dengan mentega?" tanya Clara mengkonfirmasi.

"Iya, Mbak. Ini sesuai dengan pesanan Mbak." Dea masih bersikap ramah kepada Clara. Karena ia sadar jika posisinya di rumah ini hanyalah istri kontrak Shady.

Dea menghampiri Nilam dan bertanya apa keinginan ibu mertuanya itu.

"Ibu menyukai semua makanan yang kamu buat, Nak." Nilam tersenyum menerima piring dari Dea.

"Terima kasih, Bu." Dea membalas dengan mengulas senyum kemudian duduk di kursi bergabung dengan yang lain.

Clara mengambil nasi goreng yang dimasak oleh Dea. Clara mengernyitkan dahi seakan tak terima karena masakan Dea selalu enak dan pas di lidahnya. Namun tentu saja Clara tidak akan mau mengakuinya secara langsung.

"Oh ya, apa yang kau lakukan di ruangan kak Rasya kemarin?" Tiba-tiba saja Clara mengingat soal senyum Dea setelah keluar dari ruangan dosen muda itu.

"Pak Rasya adalah dosen pembimbingku, Mbak." Dea menjawab dengan jujur.

"Oh ya? Setahuku kak Rasya tidak sembarangan mengambil mahasiswa untuk dia bimbing." Clara seakan tak terima.

"Benar, Mbak. Aku juga tidak tahu jika pak Rasya ternyata menyukai tema penelitian yang aku buat. Dan dia bersedia menjadi dosen pembimbing untuk tugas akhirku nanti."

Clara memicingkan matanya. "Kau yakin melakukannya dengan cara yang jujur?"

"Maksud Mbak Clara?" Dea tak paham dengan pembicaraan Clara.

"Tidak perlu berpura-pura sok suci!"

"Ada apa ini?" Shady yang sedari melihat perdebatan Dea dan Clara akhirnya ikut bergabung di meja makan.

"Sudah! Jangan berdebat lagi! Tidak baik berdebat di depan makanan." Nilam melerai putrinya.

"Ini semua adalah salah Abang! Kenapa Abang harus menikahi dia? Jika hanya untuk mengasuh Naura, Abang tidak perlu sampai menikahinya kan?" Clara seakan tak bisa menahan kekesalannya.

"Sebaiknya Abang awasi dia!" Tunjuk Clara kearah Dea.

"Meski Abang menikahinya karena terpaksa, tapi Abang harus bisa memastikan jika dia tidak menggoda pria lain di luaran sana!" Seru Clara.

Nilam yang tak tahan dengan sikap putrinya segera menggebrak meja.

"Hentikan, Clara! Meski kakakmu menikahi Dea karena terpaksa, tapi Dea tetaplah kakak iparmu! Tunjukkan rasa hormatmu padanya!" Suara Nilam terdengar marah.

Clara membanting sendoknya. "Selalu saja seperti ini! Ibu akan terus membelanya kan? Jadi percuma saja aku ada disini! Ibu hanya akan peduli pada perempuan ini saja!" Clara beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruang makan.

Dea merasa tak enak dengan situasi ini. Ia hanya diam dan menundukkan wajahnya. Rasanya ia ingin cepat-cepat lulus dan pergi dari rumah ini.

...***...

Shady mencari keberadaan Dea namun gadis itu sudah tidak ada di rumah.

"Kemana dia? Apa dia sudah berangkat ke kampus?" gumam Shady yang akhirnya berpapasan dengan Nilam.

"Ada apa, Bang? Kamu cari siapa?"

"Apa Dea sudah berangkat ke kampus?"

"Sepertinya sudah. Bang, bagaimana semalam? Kamu sudah bicara banyak dengan Dea kan?"

Nilam berusaha menyelidik putranya yang kini wajahnya sudah bersemu merah.

"Dea tidak bersalah. Iya kan? Sekarang kamu percaya kan jika Dea tidak bersalah!"

Shady menghela napasnya. Ibunya ini seakan sangat penasaran dengannya dan Dea. Shady hanya mengangguk pelan.

"Tapi aku harus menemukan bukti ketidakterlibatan Dea dalam kecelakaan itu." Shady masih saja mengelak.

"Iya, lakukanlah yang terbaik untuk mengusut tuntas kasus ini. Sebaiknya kau bisa bersikap lebih baik terhadap Dea. Clara selalu menekannya, ibu merasa kasihan padanya. Setidaknya jika kau bersikap baik padanya, dia pasti akan sangat senang."

Shady hanya mengangguk mendengarkan wejangan sang ibu. Shady memilih untuk pergi bekerja dan berpamitan pada Nilam.

Tiba di jalanan, mata Shady menelisik setiap sosok yang sedang menunggu di depan halte bus. Shady mencari keberadaan Dea, hingga akhirnya...

"Ayo ikut!" Ucap Shady sedikit berteriak.

"Eh? Tidak perlu, Mas. Aku bisa naik bus saja."

"Cepat naik! Aku tidak menerima penolakan!"

Dengan terpaksa Dea membuka pintu mobil Shady dan masuk kedalam mobil.

Selama perjalanan, tak ada satupun yang bicara. Dea memilih bungkam.

Shady melirik Dea yang menatap lurus ke depan.

"Maaf atas sikap Clara." Akhirnya Shady buka suara.

Dea tersenyum. "Tidak apa, Mas. Aku mengerti perasaan Mbak Clara."

Shady mengangguk mendengar jawaban Dea yang seakan pasrah.

"Sejak awal seharusnya Mas memang tidak perlu menikahiku. Ini semua terjadi karena pernikahan kita!"

Kalimat yang meluncur dari bibir Dea membuat Shady menginjak pedal rem secara mendadak. Tubuh Dea terhuyung ke depan karena ulah Shady.

"Apa katamu? Jadi kau ingin bercerai dariku?"

Sejenak Dea dan Shady saling beradu pandang.

"Iya, aku ingin bercerai!" Entah kenapa Dea malah menantang Shady.

Shady menahan amarahnya. "Baiklah! Jika kau ingin bercerai maka aku akan mengabulkannya, tapi sebelum itu ... aku ingin meminta hakku sebagai suami sekarang juga!"

Mata Dea membulat sempurna. "Ma-maksud Mas?" Dea bertanya dengan suara gemetar.

"Sebelum aku menceraikanmu, aku akan meminta hakku sebagai suami!"

Dea menelan ludahnya. Ia tak menyangka jika Shady akan tersulut emosi seperti ini.

"Mas, aku..." Tanpa bisa memberikan bantahan lagi, tubuh Dea sudah ditarik lebih dulu oleh Shady.

Pria itu segera membenamkan wajahnya di wajah Dea. Sebuah ciuman yang cukup kasar dilakukan oleh Shady yang sedang dikuasai amarah. Entah kenapa mendengar kata cerai dari Dea membuat Shady marah.

Dea memberontak. Ia mendorong tubuh Shady agar menjauh padanya. Namun sia-sia saja. Shady tidak akan melepaskan Dea sebelum dia mendapatkan keinginannya.

Sudah beberapa menit Shady merampas ciuman pertama Dea. Gadis itu sudah tidak mampu lagi melawan. Menolakpun tidak akan bisa. Bagaimanapun Shady adalah suaminya. Dan Dea sadar betul apa yang seharusnya dilakukan seorang istri untuk suaminya.

Dea menangis pilu. Haruskah nasibnya begitu buruk hingga harus menyerahkan mahkotanya dengan cara seperti ini?

Shady membuka satu persatu kancing kemeja Dea dengan satu tangan. Hatinya sudah gelap. Ia tak peduli dengan semua penolakan Dea.

Tangis Dea makin keras. Ia masih berusaha menepis tubuh Shady yang semakin membelitnya.

Hingga akhirnya...

Bayangan sosok Nola hadir dalam pikiran Shady. Seketika ia menarik dirinya dari tubuh Dea.

Shady mengusap wajahnya kasar. "Apa yang sudah aku lakukan?" gumamnya.

Dea masih menangis terisak dengan membenahi pakaiannya. Hatinya sakit dengan sikap kasar yang dilakukan Shady padanya.

"Keluarlah!" Ucap Shady.

Dea masih terus menangis. Ia sangat takut dengan sosok Shady sekarang.

"Keluar atau aku akan berbuat lebih padamu!" Teriakan Shady membuat Dea segera membuka pintu mobil. Dea keluar dengan air mata yang masih mengalir deras.

Mobil Shady kembali melesat dan meninggalkan Dea di tepi jalan. Dea memegangi bibirnya yang terasa kebas.

"Kamu jahat, Mas! Kamu jahat!" Dea menangis pilu di tepi jalan. Ia menumpahkan segala kesedihannya disana sebelum pergi menuju kampus.

...***...

Di kampus, Dea merasa tak memiliki tenaga lagi untuk menjalani kuliahnya. Kejadian pagi ini membuat harga dirinya terluka.

Bagaimana bisa Shady melakukan hal itu padanya? Sebenci itukah Shady terhadap dirinya?

Hanya itu yang terus terngiang di benak Dea. Hingga tubuhnya tak mampu lagi menahan semua beban di hatinya. Kerinduan akan sosok keluarganya yang jauh disana, membuat Dea merasakan kesedihan yang amat dalam.

Dea berjalan terhuyung dan menabrak beberapa orang yang berpapasan dengannya.

"Maaf..." Hanya itu kata yang Dea ucapkan.

Kepalanya seakan berdenyut. Pandangan matanya mulai kabur.

BRUK!

Dea ambruk. Tubuhnya terjatuh di koridor kampus.

Seseorang yang melihatnya tergeletak segera berteriak memanggil bantuan.

"Ada apa ini?" Seorang dosen datang menghampiri kerumunan mahasiswa itu.

"Ada yang pingsan, Pak," lapor salah seorang mahasiswa.

Dosen muda yang adalah Rasya segera melihat kondisi mahasiswa yang pingsan itu.

"Dea! Apa yang terjadi dengannya? Dea! Bangun, Dea!"

Rasya menepuk pelan pipi Dea. Namun gadis itu masih tak sadarkan diri. Tanpa menunggu lama, Rasya segera membawa tubuh Dea ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Rasya menunggu dengan cemas di depan ruang IGD. Rasya ingin menghubungi keluarga Dea, namun ia tak tahu harus menghubungi siapa. Setahunya Dea tinggal sendiri di kota ini.

Beruntung saat Rasya sedang kebingungan, sebuah panggilan masuk ke ponsel Dea. Ia segera menjawabnya dan mengabarkan jika Dea berada di rumah sakit.

Tiga puluh menit Rasya menunggu di depan ruang IGD. Tiba-tiba sesosok pria datang dan bertanya kepada perawat yang berjaga di sana.

"Suster, atas nama Midea Lestari, apa dia di rawat disini?" Tanya si pria yang membuat Rasya penasaran dan menghampirinya.

"Shady?!" Panggil Rasya yang membuat pria itu menoleh.

"Rasya?!" Shady amat terkejut melihat sosok yang dikenalnya ada disana.

B e r s a m b u n g

1
imhe devangana
dr crt ini yg paling tdk aku mengerti dmn nola meninggal dia dlm keadaan hamil sedangkan naura yg di tinggal berusia 1 bln.
Emak Femes: 😁😁😁enggak kak
coba cek ulang bab awal2.
ada part satu bulan kemudian...
😚😚
dea dipenjara 1 bulan trus dibebasin.
total 1 replies
imhe devangana
2x hamil & bukan anak dr suaminya. luar biasa nola & bodohnya sadhy krn percaya2 sj tanpa menyelidiki kehidupan istrinya.
imhe devangana
nola hamil apakah hamil anak kedua atau gmn ya thor.bkn kah naura sdh lahir saat nola kecelakaan. bingung sbnrnya bc crt ini
Emak Femes: naura belum lahir pas kecelakaan 😁
dia lagi hamil besar pas kecelakaan. Tapi bayinya brhasil selamat, emaknya meninggal 😩
total 1 replies
imhe devangana
nola sdh beda alam dg km Arshad
imhe devangana
kapan mereka bqlaikan thor. aku jd malas lanjutin terlalu banyak masalahnya. maaf thor
imhe devangana
pantas rasya mau jd dosen pembimbing dea krn merasa bersalah & soal nola mungkin dia pernh suka sm nola tp nola lbh memilih shady.
dan yg mengirim bunga ke makam nola adalah rasya.
imhe devangana
shezi yg mengirim bunga itu krn merasa bersalah.
Yunita Rimbe
dihh smua novel, stlah berbuat, trs kjr" blng cinta lngsng luluh,, basihh
panty sari
kalau q baca pemeran wanita yg banyak disukai 4 laki laki nola tapi bukan pemeran utama yah
🎤A-HA🎧
Luar biasa
E L I F I A
Tetap semangat mak othor
ceritanya bagus
Ari Gareng
bapaknya rentenir, anaknya penipu
Becky D'lafonte
oalah, apalagi ini
Becky D'lafonte
nah loh, mau ngapain barang2 dea di pindah ke kamarmu shady
Becky D'lafonte
shady kalap
Becky D'lafonte
tega bgt sm sahabat sendiri
Eriwanti Chen
Kecewa
Emak Femes: Saya juga kecewa Anda memberi bintang 1,
Jika tidak suka lebih baik skip saja. Jika ingin hina, hinalah tokoh2 dalam ceritanya bukan karyanya, karena menuang ide dalam sebuah karya itu tak semudah membalik telapak tangan.
Saya tunggu karya Anda yg tidak membuat orang2 kecewa.
Terima kasih sdh mampir, walau tidak memberi LIKE sedikitpun 🙏
Semoga Tuhan memberi pencerahan pada Anda. Aamiin
total 1 replies
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
S
kota batik yang author maksud itu kota Pekalongan atau bukan ya,, semoga ngk slh tebk
Emak Femes: iya kak betul 😁
total 1 replies
Juragan Jengqol
ini cinta segi berapa thor? 😅🤭
Emak Femes: segi banyak kak 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!