Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Koma
Tidak ada yang lebih sakit ketika kita melihat orang yang kita sayangi terluka di depan mata kepala kita sendiri. Darrel berlari, Ia seolah ingin terbang agar cepat sampai di tempat dimana Zakia tergeletak saat ini.
Sementara supir truk tadi sudah di amankan. Walaupun tak sepenuhnya salah karena memang truknya mengalami blong, Tetap saja semuanya butuh penjelasan.
Orang-orang banyak yang berkerumun disana. Ada pula yang telah menghubungi mobil ambulans. Darrel masuk dan mendorong orang-orang yang sedang berkerumun itu.
Bruk!
Darrel menjatuhkan tubuhnya di hadapan sang adik dan meraih tubuh yang terluka parah itu ke atas pangkuannya. Air matanya jatuh menetes, Melihat kondisi Zakia yang begitu memprihatinkan.
Luka di kepala, Telinga dan hidung mengeluarkan darah. Wajah cantik nan putih yang wanita itu punya telah tiada berbaur dengan cairan kental merah yang berbau anyir. Dan satu lagi, Dari pangkal paha Zakia juga mengeluarkan darah. Entah selamat atau tidak anak tang di kandungnya tapi untuk saat ini Zakia yang harus selamat.
Zakia masih setengah sadar, Ia tersenyum tipis menatap wajah sang kakak yang menangis meraung itu.
"Kamu harus kuat ya.. Jangan tinggalin kakak Zakia. Kakak rela meninggalkan semuanya demi kamu jadi Please.. Kamu harus bertahan ya.."Zakia genggam tangan sang kakak. Matanya semakin sayu, Dadanya mulai merasakan sesak dan susah sekali bernafas detik itu juga.
Bibirnya hendak mengucapkan sesuatu namun, Apa daya Zakia tidak bisa melakukannya. Darrel semakin menangis, Ia tak sanggup jika harus di tinggalkan. Jika Zakia pergi Ia harus dengan siapa? Dia sudah tidak punya apapun kecuali Zakia satu-satunya Zakia lah keluarganya.
"Kakak mohon, Kamu bertahan ya.. Kakak akan bawa kamu ke rumah sakit. Kamu harus hidup.. Kita sudah janji akan selalu bersama sayang.. Please..
Uhuk!
Zakia batuk dan memuntahkan banyak darah. Mata itu perlahan terpejam bersamaan dengan lemahnya tangan yang menggenggamnya sejak tadi.
"Enggak! Kamu gak boleh pergi Zakia!! Ayo bangun.. Jangan tinggalkan kakak.. Kakak mohon ZAKIAAAAA.."Tangis Darrel semakin pecah. Ia sudah pernah merasakan sakitnya kehilangan, Dia tidak ingin merasakan sakit itu lagi.
CIIIIIITTT!!
Sebuah mobil mewah hitam pekat berhenti. Seorang pria tampan keluar dari mobil tersebut. Di ikuti oleh sang asisten yang mengekor di belakangnya.
Dua pria itu masuk ke dalam kerumunan orang-orang itu. Pria yang tak lain adalah Gus Rafa tersebut menjadi lemas melihat apa yang sekarang terjadi di hadapannya.
"Gus..
Niat hati ingin menjemput Zakia dan Kakaknya di bandara, Semua berakhir seperti ini. Ya, Sejak Vino memberitahu kalau Zakia datang ke negara ini bersama kakaknya. Gus Rafa langsung berinisiatif menjemput sang pujaan hati.
Bukan tanpa alasan,,Tentu saja alasannya adalah pertemuannya sekitar tujuh tahun yang lalu. Gus Rafa yakin Zakia masih mengingatnya.
"Ap..apa sudah menghubungi Ambulans.."Tanya nya dengan nada bergetar. Matanya sudah memerah menahan tangis. Siapa yang tidak sesak melihat wanita pujaan hatinya sekarat seperti ini.
"Menurut dari orang-orang sini, Sudah Gus..",Jawab Vino.
"Aku yang akan membawanya ke rumah sakit. Jika menunggu Ambulans tiba, Zakia tidak akan selamat..",Ujar Gus Rafa yang lebih mengedepankan kesempatan Zakia.
"Ayo bawa adikmu ke mobilku..Jika kita menunggu Ambulans datang sampai kapan.. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.."Darrel tersadar jika ada seseorang yang dengan sukarela menolongnya.
Darrel segera membopong tubuh sang adik dan membawanya ke rumah sakit menggunakan mobil Gus Rafa.
"Kamu harus selamat.. Aku rela menunggu beberapa tahun di hari ini untuk bertemu denganmu.. Tapi bukan pertemuan seperti ini yang aku inginkan..
****
Zakia langsung di bawa ke ruang UGD. Luka yang di alaminya cukup parah dan kemungkinan akan di adakan operasi mengingat kondisi Zakia yang sudah sekarat sejak tadi.
Darrel menangis. Pria itu menutup wajahnya merasa bersalah karena sudah tak becus menjaga sang adik.
"Mommy..Maafkan Darrel Mom.. Darrel gak bisa jaga Zakia.." Darrel tidak pernah menangis, Pria itu hanya menangis dulu ketika Amara sang ibu tiada dan hari ini.
"Tenanglah.. Aku yakin adikmu akan baik-baik saja.."Kata Vino kepada Darrel. Kepala Darrel medongak, Ia seolah merasa tidak asing dengan dua orang ini? Seperti pernah bertemu tapi dimana?
Ceklek..
Dokter keluar dari ruangan tersebut. Mengatakan bahwa kondisi Zakia sangat kritis dan harus di adakan operasi karena pendarahan hebat di kepalanya. Selain itu, Kabar mengejutkan lainnya datang. Bayi yang di kandung Zakia juga tidak dapat di selamatkan.
"Lakukan yang terbaik dok.. Biar aku yang tanggung semuanya.."Darrel menatap Gus Rafa dengan tatapan yang yang entahlah...
"Baiklah..Berdoa saja semoga operasi nya berjalan lancar.."Ucap Dokter dan langsung memerintahkan para team nya untuk bersiap.
"Vino, Urus semuanya.."Vino langsung mengangguk. Pria itu pergi untuk mengurus semuanya. Darrel pun tak dapat berpikir jernih, Karena keselamatan Zakia lebih penting dari segalanya.
"Siapa pria ini sebenarnya..kenapa dia terlihat sangat mengkhawatirkan Zakia.. "Batin Darrel melihat Gus Rafa yang gelisah sama seperti dirinya.
.
.
.
Sepasang suami istri paruh baya baru keluar dari salah satu ruangan di rumah sakit dengan sedikit tergesa-gesa. Mereka adalah Abah Fahri dan Ummi Shafira.
Keduanya berjalan beriringan menuju ke ruangan dimana gadis yang yang tadi menyelamatkan Ummi Shafira berada.
Ya, Wanita berhijab yang hampir tertabrak oleh truk tadi adalah Ummi Shafira. Wanita paruh baya itu sedang pergi belanja di salah satu pusat perbelanjaan. Ummi Shafira juga sempat mampir di salah satu Cafe guna membeli makanan favorit sang suami. Namun siapa yang menyangka, Kalau dirinya hampir saja tertabrak. Akan tetapi dia masih selamat, Namun ada korban yang harus berjuang hidup dan mati karena telah menyelamatkan nyawanya.
"Ummi, Hati-hati Ummi.. Lutut Ummi masih luka."Peringat Abah Fahri namun tak di pedulikan oleh istrinya. Kakinya sedikit sakit hingga untuk berjalan saja sedikit pincang.
"Ayo Abah.. Ummi harap gadis itu baik-baik saja.."Mereka terus mencari ruang operasi hingga begitu sampai, Ummi Shafira di kagetkan dengan adanya sang putra yang ada di sana.
"Rafa.."Rafa yang ada di sana langsung menoleh ketika suara tak asing itu masuk ke indra pendengarannya.
"Um..Ummi.. A..Abah..
"Kamu ngapain disini?" Rafa diam bingung hendak mau menjawab apa. Pria itu melirik Vino yang sama bingungnya. "Gadis yang nolong Ummi tadi, Ada di ruangan ini kan?" Rafa semakin gundah apalagi melihat tatapan Abahnya yang seolah meminta penjelasan.
"E...Rafa akan jelaskan nanti..
Ceklek..
Pintu ruang operasi terbuka. Muncullah seorang dokter yang masih lengkap dengan pakaian hijaunya. Darrel bangkit seraya menghapus air matanya.
"Bagaimana kondisi adil saya dok.. Dia baik-baik saja kan?" Dokter itu diam sebentar dan menghela nafas panjang.
"Operasinya nya berhasil..Tapi..
"Tapi apa dok?..
"Operasinya memang berhasil, Namun kondisi pasien masih kritis dan untuk saat ini Pasien mengalami koma..
Deg!
Tubuh Darrel limbung namun segera Vino tahan. Mendengar kalimat 'Koma' Hati siapa yang tidak hancur. Cairan bening itu kembali menetes, Sungguh Darrel menjadi cengeng sekarang. Tak jauh dari sana,,Gus Rafa juga diam-diam menangis. Hal tersebut dapat di tangkap oleh Abah Fahri.
"Dok? Bo..boleh saya menemui adik saya..sebentar saja..",Dokter mengangguk walaupun sebenarnya belum di perbolehkan.
Darrel masuk ke ruangan itu. Melihat sang adik yang menutup mata dengan alat bantu yang menempel di tubuhnya, Darrel tak bisa menahan kesedihannya lagi. Darrel sangat merasa bersalah.
"Kenapa? Kenapa kamu seperti ini dik..Kakak harus bagaimana?" Darrel menumpahkan air matanya tak peduli dengan para perawat yang masuk karena harus memindahkan pasien ke ruang rawat.
"Tuan mohon maaf..Pasien harus segera di pindahkan.."Darrel mengusap air matanya.
"Boleh saya ikut mengantar sust?
"Boleh.."Darrel akhirnya ikut mengantarkan Zakia ke ruang rawat. Darrel berdoa, Semoga adiknya cepat sadar. Karena sekarang ini ia tak punya keluarga selain Zakia satu-satunya..
.
.
.
TBC
Selamat Max .......rasakan penyesalanmu sekarang
Ditunggu kelanjutannya thour masih seru nih..
Lajuttt5 thour💪💪