[Colab with kak Mozarella_cha]
[Cerita dalam proses merevisi]
.
.
Cerita ini mengandung adegan yang membuat kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini.
.
.
Rheasya Livynza Quittern, mahasiswi cantik jurusan bisnis yang namanya dikenal karena segala tingkah absurdnya.
Kelakuannya, membuat semua orang pusing tujuh keliling bahkan harus menyetok banyak kesabaran untuk menghadapinya.
Namun bagaimana jadinya kalau Rhea malah mengalami transmigrasi, usai menghirup bau kentut dosen killer.
Jiwanya merasuki tubuh yang memiliki peran sebagai antagonis sebuah novel yang sekilas membaca cerita sinopsisnya saja.
Kali ini antagonisnya sangat berbeda dengan deskripsi tokoh jahat di novel umumnya.
QUEEN BULLYING ❎
Seragam ketat dan make up menor ❎
Dibenci protagonis pria ❎
QUEEN LAVEGOS ☑️
Keluarga harmonis ☑️
Protagonis pria posesif ☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasya_bby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 - A?NP!
Di dalam ruangan, ada 30 mahasiswa di jurusan bisnis sedang fokus mendengarkan materi yang dijelaskan oleh dosen paling killer di kampusnya yaitu pria paruh baya 53 tahun.
Suasananya sangat hening dan sunyi seolah-olah kalau ada yang berisik seperti di pasar dipastikan menerima hukuman berupa latihan wajib militer.
Sebut saja namanya Gatot Mahardika.
Beliau ini sangat terkenal di Universitas XXX sejak terdaftar saat lowongan kerja dosen dibuka.
Beliau dulunya mantan jenderal TNI Darat yang terkenal pemberani, kejam dan beringas ketika berada di medan pertempuran.
Beliau punya wajah sangar dan memberi hukuman anti - mainstream kalau ada mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas matkul alasannya lupa.
Pak Gatot ditakuti 99,0% populasi mahasiswa baik alumni atau yang masih berkuliah sampai detik ini, karena berhasil mencegah adanya bullying.
Kecuali Rhea dan anak buahnya.. Berdasarkan isi kamusnya, tidak ada yang bisa ditakuti oleh Rhea selain Tuhan sang pencipta alam semesta.
Anak buahnya tidak lain dan tidak bukan adalah Erza yang sudah bersamanya sejak masih bayi.
Rhea dan Erza kompak mencuri mangga di rumah pak Wahyu, ketiduran di dahan pohon, suka makan mie ayam warung Mang Wawan, suka memborong ikan di pasar untuk kucing jalanan dan lain-lain.
"Untuk materi kuliah hari ini, kita akan membahas dan mempelajari tentang layanan bisnis."
“Banyak sekali penjelasan dari berbagai sumber website yang muncul dan mudah mencarinya di google hanya modal mengetik di handphone.”
"Zaman sekarang, semua teknologinya semakin canggih dan modern bahkan serba digital. Tidak seperti masa sulit di zaman bapak dulu."
"Bapak ingin tanya. Adakah dari kalian yang dapat
menjelaskan artian layanan bisnis dengan kalimat sendiri?" tanya beliau melihat seisi ruangan kelas, membenarkan posisi kacamatanya yang melorot.
Seorang gadis berparas cantik dengan mata sipitnya yang duduk di bangku keenam dalam barisan tengah segera mengacungkan jarinya ke atas.
"Saya bisa pak!" ucap gadis itu sedikit berteriak dan bernama Rheasya Livynzea Quitteirn.
Gadis yang suka jahil ke semua dosen, pecicilan, maniak permen milkita strawberry dan sering kali absen kuliah tapi selalu A+ setiap matkul jurusan.
Dia biasa disapa Rhea. Khusus keluarganya, dia dipanggil 'Ivy'. Gadis dengan tingkah absurdnya sering kali membuat banyak dosen darah tinggi setiap hari kecuali di hari libur.
Rhea itu anak pemilik kampus yang saat ini telah menjadi tempat kuliahnya dan putri tunggal dari keluarga konglomerat nomor satu di dunia.
Tidak heran kalau semua dosen tidak ada yang berani melaporkan catatan kenakalannya Rhea kepada orangtuanya.
Catatannya ada banyak sekali, dari melukis abstrak kepala botak pak Supriani dengan koleksi lipstik bu Marlezain, menyembunyikan alat cukur pak Ali, dan menimbun make up bu Nur dalam tanah pot bunga.
Bahkan, Rhea pernah mengunci pintu ruang dosen agar tidak bisa mengajar, menyembunyikan mic di plafon gudang agar tidak ada ceramah pagi.
Meskipun pemilik kampusnya, Zavier Alreszion Quitteirn mengetahui semua kelakuan putrinya, hingga hanya bisa mengelus dada.
Pria paruh baya 42 tahun yang nampak awet muda, tampan, berotot, dan gagah ini malah membiarkan Rhea bebas untuk melakukan apapun asalkan tidak diluar batasan yang ditetapkannya.
Mau bagaimana lagi, Daddy Rhea ini tipikal pria tsundere, posesif, protektif dan bucin putrinya.
Daddy Rhea yang seorang CEO juga tidak merasa tanggung-tanggung untuk membelikan perhiasan, tas, sepatu, skincare, pakaian, make up pada istri dan putrinya yang limited edition + sangat mahal.
Tidak segan untuk mengajak istri dan putrinya pergi berlibur menjelajahi setiap negara di belahan dunia, membayar biaya salon dan spa, membelikan motor, mobil, helikopter, mansion, pulau, dan lain-lain.
Apapun permintaan Rhea, pastinya selalu bisa dikabulkan cuma dalam jentikan jari meskipun terdengar aneh dan mustahil.
Istrinya? Jangan ditanya lagi deh.
Melati Laeni Awiyata sudah angkat tangan. Setiap hari di pelipisnya, sampai dia tempelin koyok lima lapis karena pusing dan stress, kalau menyangkut kelakuan aneh bin ajaib putrinya.
Entah ngidam apa dia waktu hamil dulu.
Kok bisa ya punya anak gadis yang nggak ada sikap anggun sama sekali. Padahal dia itu mencerminkan sikap feminim, anggun, lemah lembut lagi.
Lah ini, anak gadis satu-satunya malah tomboy, bad girl, suaranya mirip tarzan, bar-bar lagi. Ya Tuhan!
Sukanya keliaran bebas, kalau pulang suka lupa alamat rumah mirip monyet lepas dari kandang kebun binatang dan harus dijemput suaminya.
Duh! Bisa nggak tuker tambah anak? Ada yang mau ngadopsi anak gadisnya nggak? Melati ikhlas kok.
Punya anak kok bandelnya minta ampun. Gini mau buat anak lagi sama suami apa nggak kena mental nanti kalau lahir plek-ketiplek seperti putrinya?
Beneran deh, satu anak sudah cukup buat Melati.
……
Pak Gatot menoleh ke arah asal suara itu dengan tatapan jengkel karena tahu siapa orangnya.
Alasannya? Tentunya aksi jahil si Rhea yang malah mengunci ruang kelas supaya dosen killer itu tidak bisa masuk ke ruang kelas.
Dan akhirnya pak Gatot mendobrak paksa pintu menggunakan tenaga bantengnya, lalu berakhir melotot tajam Rhea yang cengengesan.
Rhea melakukan itu karena teman-temannya belum mengerjakan tugas matkul dosen killer itu yang hari inilah deadline pengumpulannya.
Dia punya hati nurani sebaik malaikat, merasa tidak tega melihat teman-temannya dihukum berjamaah.
Dia sudah mengerjakan, tapi malah ketinggalan di rumah dan malas ambil yang berujung kena omel, siapa lagi kalau bukan baginda ratu Melati.
Pada akhirnya, pak Gatot memberikan hukuman push up 100x pada lelaki, dan back up 50x untuk perempuan, hal itu berlaku juga untuk Rhea tapi jumlah back up jadi 80x.
Setelah selesai melaksanakan hukuman barulah beliau menyuruh mereka masuk ke dalam ruang kelas dan mulai mengajar.
Kembali pada beliau yang menatap malas Rhea yang selalu berhasil membuatnya kesal, frustasi, emosi dan pusing bercampur jadi satu di kepala.
"Kamu lagi, kamu lagi! Bosen bapak ngelihat wajah kamu setiap matkul bisnis bapak."
Yang disindir malahan cengar-cengir tidak jelas. Sudah kebal dengan ucapan pedas dari musuh bebuyutannya sejak pertama kali masuk kuliah.
Karena hanya beliau yang belum berhasil Rhea taklukan dan itu misi terakhir tingkat sulitnya.
Padahal semua dosennya telah berhasil tunduk dan tidak berani macam-macam dengan Rhea.
"Seharusnya saya yang bilang begitu. Kenapa sih malah bapak yang ngajar matkul bisnis?"
"SSBL! Suka-suka bapak lah! Cepat artikan layanan bisnis. Kalau kamu tidak bisa jawab, biarkan bapak tunjuk temanmu yang lain untuk menggantikanmu." sarkas pak Gatot dengan bersedekap dada.
"Yaelah, sabar napa bapake! Orang sabar pantatnya tambah lebar, begitu yang saya dengarkan dari pak ustadz pas dakwahnya lewat di youtube short saya."
"Heh, jangan ngawur kamu. Yang benar kuburannya sempit. Begitu doang nggak tahu, begini mahasiswi yang dikenal pintar kalau keseringan absen kuliah."
“Kok nyindir saya? Bapake sensian banget sih, kayak perempuan yang lagi datang bulan. Oh jangan bilang bapake bukan laki-laki?”
“Malah tambah ngawur!! Coba lihat, bapak punya jakun, kumis sama jenggotnya! Mau bukti apalagi biar bisa percaya kalau bapak beneran laki-laki?” sewot pak Gatot dengan ekspresi kesalnya.
Arabela Mellani, gadis yang duduk di sebelah Rhea menyahuti ucapan dosen itu setelah bibir pucatnya diolesi gincu biar kelihatan bewarna.
“Tunjukin kalau bapak punya tongkat, baru si Rhea percaya ucapannya bapak.” tantang Bela.
“Anjir! Tongkat apaan tuh?! Tongkat bisbol kah Bel?” sahut Vinandita Lauze, mahasiswi yang suka aktif di website universitas XXX mencari gosip viral.
Sontak seisi ruangan itu tergelak mendengar sahutan Dita yang berhasil bikin otak mereka traveling ke mana-mana.
Mereka sontak tertawa terbahak-bahak, bahkan Rhea memegangi perutnya yang kram dan tidak berhenti tertawa ngakak.
Pak Gatot menggebrak meja sehingga terdengar suara keras dan membuat semuanya terdiam bak patung, lalu suasananya menjadi hening kembali.
“SEMUANYA DIAM! MAU BAPAK BUANG KALIAN KE SUNGAI AMAZON BIAR DIMAKAN IKAN PIRANHA?!"
Semuanya pura-pura sibuk urusan masing-masing dan tidak berani membuka mulut, apalagi melihat wajah dosen itu.
“Nahh... begini kan sudah nggak ramai lagi kayak pasar. Rhea, ayo jelaskan pertanyaan bapak tadi!”
"Layanan bisnis artinya mengacu ke arah segala layanan yang digunakan suatu perusahaan untuk menjalankan aktivitas setiap harinya."
"Layanan ini tidak menghasilkan komoditas nyata karena layanan bisnis berperan sebagai integral di suatu perusahaan, misal meningkatkan kepuasan pelanggan yang datang ke perusahaan."
"Bagaimana pak? Apa jawaban saya memuaskan rasa penasaran bapak?" goda Rhea menaik salah satu alisnya ke atas.
Pak Gatot mengelus dagunya yang sudah tumbuh jenggot sambil mengangguk. "Lumayan lah."
Rhea sontak merasa tidak terima. Padahal jawaban penjelasannya sudah diringkas dari seluruh website google dan dibuat dengan kalimat sendiri malahan.
"Lah? Kok lumayan, pak? Nilainya berapa pak?"
"Terus maunya kamu dikasih nilai berapa, Rheasya Livynzea Quitteirn?" tanya beliau sembari menekan nama lengkap mahasiswi satu ini.
"Kasih nilai A+ saja pak. Sekali-kali jangan pelit kalau ngasih nilai biar ngurangin dosanya bapak."
"Jangan nilai A+ doang napa, minta ditraktirin mie ayam dari warung Mang Wawan juga.." sahut Erza Zakia Pratama. Sang ketua kelas jurusan bisnis.
Pak Gatot geleng-geleng kepala saat mendengarkan penuturan nyeleneh Rhea dan Erza.
Entah sebuah kebetulan atau tidak, mereka menjadi teman sekelas jurusan bisnis. Nama mereka sangat terkenal di Universitas XXX dan bahkan disebut duo pembuat masalah.
Jika diibaratkan, Rhea induk ayamnya dan Erza anak bebek yang mengikuti ibunya.
Kemana-mana mereka selalu ada berdua, terus tidak bisa dipisah seperti perangko dan amplop.
Jika ditanya pacaran atau nggak, mereka hanya sahabat, lebihnya kayak kakak adik gitulah.
"Kamu ini, ibarat dikasih HP apple malah mintanya HP nokia. Apalagi kamu, Erza. Ja--"
Belum selesai menceramahi mereka, tiba-tiba terdengar suara kentut yang terdengar sangat nyaring hingga membuat seisi ruangan kaget.
Preeett... Preeett.. Duutt.. Duuuuttt...
Asal suaranya dari beliau yang buru-buru keluar dari ruangan menuju ke toilet karena sudah kebelet BAB sambil memegangi pantatnya.
Beliau bahkan masih mengeluarkan suara kentut saat berlari di sepanjang lorong koridor.
Semua mahasiswa termasuk si Rhea dan Erza segera menutup hidung masing-masing.
"Iiihh... Bau banget. Pak Gatot makan apa sih tadi pagi? Mau muntah gue ini." tanya Tasya Alldeitza, gadis yang suka ngehaluin cowok fiksi di aplikasi baca oranye sambil mengibaskan tangannya.
“Huwekk!! Huwekk! Gue tau banget bau ini kayak habis makan jengkol. Nggak bohong gue!”
"Semprot minyak wangi, ini beneran bau. Hidung gue nggak bisa nahan lebih lama lagi. Suwer!"
"Jangan parfum gue njir, ini gue belinya mahal pake banget. Di Paris, limited edition lagi."
"Halah, gaya lo. Guys, stella parfumnya ada di mana sih?! Bantu nyariin dong. Cepetan!"
"Terakhir kali gue naruhnya di dalam lemari kaca dekat meja dosen pas habis piket kemarin."
"Cepetan disemprot anjir, ini bau kentut Pak Gatot nggak hilang! Gue bakalan meningsoy beneran ini kalau terus nyium baunya cok!"
Sedangkan si Rhea sudah jatuh pingsan.
Teman-temannya berdiri dan menghampiri Rhea yang sudah terkapar lemas di lantai.
Pantesan ya kok nggak ada suaranya tadi.
Erza segera membopong ala bridal style tubuh Rhea yang seringan kapas dan berlari ke UKS.
Mereka tidak tahu kalau Rhea pada saat itu sudah meningsoy, gara-gara dia tidak kuat mencium bau kentut pak Gatot.
Entah bagaimana nanti reaksi orangtuanya Rhea kalau mengetahui penyebab meninggalnya putri kesayangan mereka karena mencium bau kentut milik pak Gatot yang seperti racun mematikan.
-TBC-
Ceritanya beberapa udah direvisi jadi sedikit beda sama yang di wp. Tetap update setiap hari ya kak😂🥰
Aku kira bakal digantung ceritanya tapi dugaan aku salah, semoga ceritanya happy ending kak author. Semangat terus ya, jaga kesehatan💜
Bagi para pembaca lama di wp yang punya NT bisa mampir baca ulang. Pembaca baru boleh baca juga, siapa tau bikin ketagihan.
Last, jangan lupa follow akun aku, kasih like, vote dan subcribe biar semangat update cerita terus.