6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.34
Akhirnya setelah menempuh 4 jam perjalanan sampai juga di rumah bulek Halimah. Bahkan Aruna dan juga Faris disambut hangat oleh wanita paru baya itu.
"Bulek, maaf ya merepotkan." ucap aruna dengan wajah segan nya
"Ihh, kayak sama siapa aja kamu. Bulek senang kalian nginap disini, bulek ga nyangka Faris ternyata orang kaya ya!" ucap nya sambil terkekeh kecil
"Saya cuman orang biasa bulek, lagi pula kita masih sama sama manusia kan!" ucap Faris dengan tersenyum tipis
"Haha, suami mu rupanya bisa bercanda juga Yo nduk. bulek senang kalian bahagia bersama, jujur dari dulu tuh bulek ga suka kamu pacaran sama pak kades. Orang nya itu sok berkuasa gitu, bulek kurang sreg lah." ucap bulek Halimah
"Alhamdulillah ya bulek, akhirnya Aruna nikah nya sama saya. Kalau ga ada Aruna hidup saya ga berwarna." gombal nya di depan bulek Halimah yang langsung mesem mesem melihat kelakuan pengantin baru itu
"Aduh aduh pengantin baru bawaan nya ga bisa jauh ya nduk, suami mu untung nya ganteng poll, bulek ga nyangka kamu dapat nak Faris." puji nya dengan cengengesan
"Bulek bisa aja."
Mereka bahkan terkekeh bersama.bulek Halimah itu memang seperti itu tukang bercanda, jadi dia orang nya sedikit cerewet juga.
lalu Aruna menceritakan tentang kedatangan nya ke desa itu dengan maksud dan tujuan tertentu.
Hal itu membuat bulek Halimah melotot tak percaya dengan ucapan Aruna yang saat ini tengah terisak
"Oalah nduk nduk, kasihan nasib mu cah ayu. Jahat sekali si beni. kurang ajar memang dia ya. Bulek ga nyangka dia tega dengan ibumu nduk!" ucap Halimah memeluk tubuh Aruna.
"Aku selalu nurut kata ayah ku bulek, aku selalu berusaha agar ayah ku bahagia. Tapi ternyata dia tega sama aku bulek!" ucap nya mengadu seperti anak dan ibu
Halimah menenangkan Aruna, dia merasa kasihan dengan aruna. dia juga mau membantu Aruna untuk mengambil hak milik wanita malang itu
"Yowes, besok pagi kuat kesana. Bulek siap bantu kamu nduk, bulek siap melawan orang seperti Susi dan juga Beni!"
"Makasih ya bulek!"
"Sama sama nduk, gausah bilang seperti ini. Kamu udah bulek anggap anak sendiri. Kamu gausah khawatir lagi ya nduk, ajak istrimu ke kamar nak Faris. Dia pasti lelah pastinya.
Fari mengangguk patuh, dia sebenernya tak tega melihat air mata istri nya yang keluar. tapi bagaimana lagi dia hanya bisa mendukung dan mensupport dari belakang.
Keesokan harinya, mereka bertiga mendatangi rumah beni. Dan terlihat laki laki paru baya itu duduk sambil meminum kopinya.
Aruna, Faris dan bulek Halimah memutuskan jalan kaki, karena jalanan desa itu sangat rusak jadi bisa bahaya kalau memaksakan memakai mobil.
"Assalamualaikum." ucap Aruna dengan wajah yang terlihat menahan dirinya
"Walaikumsalam." jawab beni yang kaget melihat putri kandung nya pulang kerumah
"Kamu! akhirnya pulang juga, dasar anak ga tau diri. Sudah di urus malah pergi tanpa pamit!" hardiknya dengan emosi membara
"Astaghfirullah.."istigfar kamu Ben, anak mu baru datang malah dimarahin seperti ini!" ucap Halimah yang membela Aruna
"Cih, apa untung nya aku baik ke dia mbak yu, dia itu durhaka sama ayah nya sendiri. bukan nya balas Budi malah kabur ke Jakarta dan ga bisa dihubungi!" omel nya dengan keras
Saat ini hanya dia beni saja yang ada dirumah, sedangakan Susi berada di puskesmas ada pasien yang ingin melahirkan. Kalau Ketty tentu saja sudah keluar entah kemana.
"Astaghfirullah, jahat nya mulut mu Ben, ga nyangka mbak yu. Ini tuh anak kandung mu, istri mu pasti sedih kamu menghina dan juga membentak nya seperti ini. Sedangkan Ketty yang bukan anak kandung mu malah disayang seperti anak sendiri!" omel Halimah
"Diam mbak, jangan ikut campur masalah keluarga ku. Dan kamu Aruna bisa bisa nya kamu membangkang jadi anak, ga tau diri kamu!" sinis nya dengan suara yang keras
"Cukup! Jangan menghina istriku lagi." ucap Faris dengan wajah tegas nya
Susana menjadi semakin tegang, apalagi Faris dari tadi menahan emosi melihat istrinya di permalukan seperti ini.
"Mas, sudah ya jangan emosi biar aku yang selesaikan ini!" ucap Aruna dengan lembut
Mau tak mau Faris pun menahan dirinya untuk tak bertindak kasar. Kalau saja tak mengingat bahwa didepan nya itu orang tua Aruna sudah habis dia hancurkan.
"Apa ayah sudah selesai bicara nya?" tanya Aruna dengan tenang
dan si Aryo kepedean lagi, emang nya Aruna cewek apaan cewek bego gitu.. yg mau buang permata demi kamu yg cuma batu kerikil?
sudah nikmati saja rasa sakit yg seperti Aruna rasakan..
dan buat neng Ketty hati2 neng lambey mu di jaga nanti kena gampar orang aja baru tau rasa/Curse/
tapi gpp kok Thor soalnya Mak juga sering ngetik typo kaya gitu/Determined/