Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Kenzo
Belva keluar mobil dengan menenteng banyak belanjanya lumayan ribet di saat ingin meminta bantuan tapi dirinya di herankan saat melihat tak ada satu orang pun yang berada di depan pintu utama mansion saat terakhir dia melihat penjaga yaitu penjaga pintu gerbang dan selebihnya tak ada lagi.
Namun tak ingin memikirkan apapun dia masuk ke kamarnya dengan perasaan tenang aja,setelah membersikan tubuhnya dia merasa haus namun sama sekali tak ada minum di kamar membuat ia terpaksa keluar dari kamar. Biasanya Belva hanya akan berteriak namun entah kenapa dia tak ingin melakukannya.
Menelusuri setiap lorong yang memang sepi dan sunyi bahkan ruang dapur saja tak berpenghuni. "Kemana sebenarnya mereka semua?."entah bertanya kepada siapa namun suara tiba-tiba belakangnya membuat belva jelas tersentak kaget.
"Maaf nyonya saya mengagetkan anda"pria serba hitam itu menunduk.
Belva mengernyit heran,sejak kapan pria ini ada di dapur padahal belva yakin bahwa dia sendiri.
"Apakah yang kau katakan benar?.." Menatap curiga pria itu.
"Benar nyonya,tuan Kenzo telah pulang dan membuat semua orang berkumpul di aula "
"Aula? ada masalah apa mereka di kumpulkan di sana?.." Tanya belva penasaran namun menatap tajam pria itu lagi. " Lalu kenapa kau di sini"
Pria itu menunduk hormat." Saya petugas gerbang nyonya hanya saya merasa lapar dan ingin mengambil sesuatu yang bisa di makan di dapur." Balas pria itu yang di balas 'oh' oleh belva dan meminta tunjuk ruang aula yang di maksud.
Baru saja sampai dia di buat emosi saat mendengar apa yang ia dengar,"Lima puluh cabuk untuk mereka,dua puluh untuk pelayan
Kecuali pelayan pribadi wanita itu,saya ingin dia di pegal"
Tanpa banyak bicara di masuk dengan emosi meluap beraninya mereka ingin memenggal pelayannya,nyari mati sekali!. Tanpa tau siapa yang akan ia hadapi saat itu.
BRAK!!
"Siapa yang berani menghukum pelayanku?.."
.....
Beberapa jam yang lalu semua petugas rumah mendapatkan kabar bahwa sang tuan pulang tiba-tiba. Hal itu membuat semua orang panik dan bingung. Panik karena sang nyonya pergi tanpa ada pengawal sama sekali dan bingung harus bagaimana mereka dapat lolos dari hukuman kali ini.
Jadi setelah mendapatkan kabar kepulangan sang tuan. Mereka harap harap cemas semoga nyonya Belva pulang lebih dahulu dari pada sang tuan.
Tapi Harahap mereka seketika musnah melihat mobil mewah tuannya sudah berhenti di pekarangan mansion. Jantung mereka berdetak lebih cepat dari biasanya. Tidak ad yang berani membuka suara satu pun, bernafas saja mereka sengaja perlahan lahan agar tidak terdengar di telinga sensitif sang tuan mafia.
semua orang di mansion tau. Wajah tampan dan rupawan itu memiliki perangai yang mengerikan, mungkin kalau hanya sekilas lihat Kenzo terlihat tidak berbahaya tapi bagi mereka ketenangan itu lah yang paling mengerikan.
"SELAMAT MALAM TUAN KENZO!!." Kompak mereka berbaris rapi menyambut Kenzo yang berjalan dengan gagah tanpa menjawab apalagi melirik ke kanan dan ke kiri. Pandangannya lurus ke depan dengan di belakangnya Andre yang mengikuti.
Setelah badan Kenzo dan Andre menghilang di balik lift barulah mereka bisa bernafas dengan baik.
"Gila-gila aku hampir merasa mati tidak bernafas." Celoteh salah satu pelayan.
"Benar. Kau tau rasanya aku tadi di cekik sama aura tuan Kenzo yang gak main kuatnya. "
" Kalian lihat tatapan tuan Kenzo sepertinya lebih menyeramkan dari pada sebelum nya. "
"hih serem banget!." si pelayan dengan sengaja memeluk tuh teman nya.
" Ih apasih peluk peluk bau tau." ketus nya dengan menjauh.
"eh iya aku lupa tadi habis buang sampah,hehe belum sempat cuci tangan."
"ihhh,jorok banget sih."
tawa si pelayan pecah melihat temannya yang mau muntah.
pelayan pelayan di mansion masih sempat untuk bercanda beda cerita kalau pengawal yang sudah berkeringat dingin.
"Tamat riwayat kita. Nyonya belum pulang."
" Aku belum mau mati!."sahut yang lain sudah ketakutan.
"untuk sementara kita diam dan jangan ada yang membicarakan nyonya di depan tuan.
Itu sama saja kita memberi peluang tuan untuk menanyakan nyonya Belva." sahut yang lain memberi saran untuk keamanan mereka.
"apa setuju dengan mu ton. Cukup diam pasti tuan enggak bakal bertanya secara kan nyonya itu istri terabaikan. "
" Sut! Jangan keras keras. "tegur temannya.
" Harusnya kita kurung saja dia, Wanita gila itu benar-benar menyusahkan."
seketika semua mata tertuju pada bodyguard yang sudah merasakan pukulan Belva tadi ternyata masih punya dendam padanya.
"Kau__"
"Ngapain kalian masih berkumpul di sini?. BUBAR!!."
Semua orang langsung mengarah kan pandangannya ke arah bik Ina yang seakan siap menerkam mereka. Seketika ruangan langsung ricuh karena mereka langsung pergi ke tempat masih masih bekerja.
Bik Ina yang baru kembali setelah mengikuti tuan Kenzo ke atas tadi tapi saat kembali ternyata para pekerja mansion masih di depan pintu dengan acara gosip. Membuat bik Ina dengan cepat membubarkan sebelum sampai tuan Kenzo sendiri yang membubarkan mereka bisa lain ceritanya nanti.
" Kamu di mana nyonya!." bik Ina sangat khawatir karena istri tuan rumah belum juga kembali. Bisa gawat kalau tuan Kenzo tau. Dan ternyata oh ternyata semuanya terlambat.
Mereka semua bahkan di kumpulkan di aula membuat udara terasa sesak.
Tatapan semua orang bergetar ketakutan,tak ada suara dari sekian banyaknya orang itu,badan mereka kaku untuk beberapa menit karena orang yang duduk santai itu tak kunjung membuka suaranya hanya tatapannya saja yang menusuk seolah bisa menembus tubuh mereka.
"Andre?."
"Saya tuan." Si asisten langsung tegak di samping tuannya yang tampak tenang namun menghanyutkan.
"Hukum semua bodyguard termasuk pelayan itu"
Glekk! semua orang menelan saliva nya dengan susah payah apalagi pelayan yang di tunjuk membuat dirinya hampir pingsan karena syok.
"Tuan ampuni saya,saya tidak bermaksud untuk melepaskan nyonya sendiri di sana,saya tadi dia ajak tapi anak buah anda yang salah telah berbicara tidak sopan hingga membuat nyonya marah dan meninggalkan sa_saya..."badan Ica gemetaran hebat sekarang,buk Ina dan pelayan lainnya juga ada di sana menyaksikan betapa malangnya pelayan muda itu. Tapi tak urung banyak yang merasa itu pantes bagi Ica apalagi pelayan yang di tampar belva di ruang makan saat itu. Dia merasa Ica pantes karena dia pelayan wanita gatel itu,kalau bisa wanita gatel itu juga kena amuk tuan Kenzo jadi dia bisa bergerak pelan pelan merebut hati tuanya itu, memikirkan itu si pelayan itu tersenyum senang.
Kenzo menaikan alisnya namun saat mendengar bisikan andre barulah Kenzo paham,Kenzo sebenarnya hanya ingin memberikan pelajaran pada orang-orang yang sudah meremehkan tugasnya untuk mengurung belva apalagi saat dia mengetahui apa yang wanita itu lakukan membuat Kenzo merasa ada hal aneh di sini, membuatnya pulang namun saat tiba apa yang ia dapatkan hanyalah omongan anak buahnya yang mengatakan belva pergi tanpa pengawal.
Kenzo tau kemana perginya belva karena suara hpnya terus berbunyi tanda notifikasi pengeluaran biaya,dari sana Kenzo bisa mengecek belva berada di mana.
"Lima puluh cabuk untuk mereka." Kenzo mengarahkan pandangannya pada anak buahnya yang tampak pasrah. "Dua puluh untuk pelayan." Jantung para pelayan terasa dag dig dug karena berfikir mereka lepas dari hukuman namun tuannya menang lah seorang pemuda yang kejam dan tak berperasaan.
"Kecuali pelayan pribadi wanita itu,saya ingin dia di pegal"
Ica langsung lemes dan ambruk ke bawah dia menangis tersedu-sedu meminta ampunan.
BRAK!!
"Siapa yang berani menghukum pelayanku?.."
Pandangan semua orang terarah pada wanita yang terlihat segar dan cantik itu,tubuhnya Bahkan seperti memiliki daya tarik membuat semua orang tak ada yang berkedip saat itu juga.
Deg
Kenzo seperti memiliki sengatan aneh di dadanya namun di tepis dan menatap kejam ke arah wanita itu yang menatapnya menantang.
dan membuat orang penasaran dengan cerita nya
oh iya tetep semangat ya kak 💪🏻💯