Bercerita tentang seorang kultivator tingkat tinggi yang juga merupakan seorang tabib hebat bernama Lin Feili. Ia bertransmigrasi ke dalam novel kuno favoritnya setelah mendapatkan cincin aneh saat menjalankan misi.
Namun, ia malah menjadi protagonis yang buta dan menikah dengan pangeran lumpuh. Bahkan, nama protagonis itu juga Lin Feili!
Apakah yang akan dilakukan Lin Feili selama menjalankan peran? Apakah ia akan mengubah alur cerita dengan kekuatannya? Atau ia akan tetap mengikuti alur cerita seperti akhir yang ia ketahui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Identitas yang Cukup Mengejutkan
Lin Feili telah mendapatkan bahan untuk membuat sebuah pil. Namun, ia masih kekurangan satu bahan, yaitu buah embun pagi. Ia tahu buah itu sangat mahal. Uang yang dimilikinya tak cukup untuk membeli buah itu.
Ia langsung teringat dengan wajah tampan tadi. Jika saja Wu Yanshi mau memberikan 100 koin emas padanya, ia tak akan kesusahan seperti ini.
"Huh," Lin Feili menghela napas.
Ia berjalan ke toko material untuk memesan jarum perak. Setelah selesai, ia akan pulang ke kediaman Jenderal karena uang tabungannya selama ini benar-benar sudah habis.
Ketika ia berjalan santai sambil menatap makanan-makanan lezat, tiba-tiba ia merasakan sesuatu.
Ada yang mengikutinya!
Lin Feili sedikit mempercepat langkahnya dan menghilang di belokan.
"Cih, dia menghilang! Di mana dia?" ucap salah satu orang yang mengikuti Lin Feili.
"Dia adalah gadis yang disukai oleh putra mahkota. Jika kita kehilangan jejaknya, putra mahkota akan membunuh kita," ucap orang satu lagi.
Mereka adalah Jun Qiyou dan Ge Pong. Mereka adalah orang yang disuruh oleh Ye Xuan untuk mengikuti Lin Feili.
Lin Feili yang berada di atas atap menatap dingin ke arah mereka. Ia ingat jika dua orang itu adalah pengikut Ye Xuan yang juga selalu mengganggunya. Berdasarkan novel, dua orang itu tidak berkultivasi, tapi mereka bisa sedikit bela diri. Tentu saja, mereka bukanlah lawannya.
Lin Feili meloncat dari atap dan menerjang mereka. Suara berdebum terdengar dan dua pria itu pingsan. Ia segera mengambil kantong koin mereka dan pergi.
"Lumayan. Saat aku butuh uang, uang datang sendiri padaku," ucap Lin Feili sambil berjalan. Ia melempar-lemparkan dua kantong koin itu ke atas.
Kemudian, ia mengecek isi kantongnya, "Cih, bahkan orang seperti mereka lebih kaya dariku."
*
Lin Feili menyelinap masuk ke kediamannya. Ia telah memikirkan bagaimana cara agar mendapatkan lebih banyak uang.
Ia masuk ke kamar dan mulai membongkar seluruh isi lemarinya.
Ia ingat jika Lin Feili memiliki beberapa perhiasan. Sepertinya itu cukup berharga dan bisa ditukarkan menjadi uang.
Namun, tentu saja perhiasan Lin Feili tidak akan sebanyak itu. Ia hanya anak terlantar yang mungkin ayahnya sudah melupakannya. Perhiasan itu adalah salah satu keberuntungannya.
"Sepertinya uang dari sini saja tidak akan cukup," ucap Lin Feili memikirkan cara untuk segera mendapatkan uang. Sekarang kultivasinya sangat penting. Ia harus meningkatkan kekuatannya sesegera mungkin agar mengalahkan Lin Xue. Dengan begitu, ia bisa membalaskan dendam.
Awalnya ia ingin menjual ramuan, tapi ia tidak memiliki panci khusus. Namun, saat memikirkan ini, matanya berbinar cerah karena ia mendapatkan sebuah ide.
"Bagaimana kalau aku bekerja di kebun ataupun kios herbal kekaisaran? Pasti gaji di sana sangat tinggi! Atau aku menjadi tabib saja?" ujar Lin Feili.
Ia sangat yakin dengan kemampuannya. Apalagi, pemiliknya sudah menyukainya. Pasti ia bisa masuk ke sana.
*
Di Kediaman Pangeran Wu.
Angin sepoi-sepoi bertiup menyebabkan daun-daun kering berguguran. Cahaya matahari mencoba masuk melalui sela-sela dahan yang rimbun.
Seseorang berwajah pucat dulu di belakang meja batu. Wajahnya begitu tampan. Ia selalu masa ekspresi tenang. Di depannya, teh hijau mulai mendingin.
"Ma Zheng, apa kau sudah mencari tahu identitas gadis itu?" tanya Wu Yanshi pada bawahan terpercayanya.
"Sudah, Pangeran. Identitasnya cukup mengejutkan," jawab Ma Zheng.
"Ada apa dengan identitasnya?" tanya Wu Yanshi tenang.
"Ternyata ia adalah anak Jenderal Kekaisaran dari istri pertama. Lin Feili!" ucap Ma Zheng.
"Feili ... Lin Feili. Hm, tidak heran jika Ye Xuan agak bingung saat melihatnya," ucap Wu Yanshi. Ia merapalkan nama Lin Feili di pikirannya.
"Lalu, bagaimana nasib dua pria yang dikirim Ye Xuan untuk mengikutinya? Apa yang dia lakukan pada mereka?" tanya Wu Yanshi yang mengetahui hal ini.
Ma Zheng memperbaiki posisinya dan mulai bercerita, "Pangeran, Lin Feili membuat pingsan dua pria itu. Setelah itu, ia membawa kantong koin mereka. Bahkan ia sempat menuliskan kata-kata ejekan di wajah mereka."
"Kata-kata apa itu?" tanya Wu Yanshi penasaran.
"Bokong Pangeran Kedua sangat putih, tapi Putra Mahkota lebih putih lagi," jawab Ma Zheng dengan jujur.
Wu Yanshi tersenyum. Ia tak berpikir gadis itu benar-benar berbeda. Ia sangat berani melakukan itu.
Ma Zheng berbinar. Baru kali ini ia melihat perubahan ekspresi Wu Yanshi yang biasanya selalu tenang. Padahal Wu Yanshi tak pernah tersenyum seperti ini saat ia melaporkan hal-hal lain.
"Pangeran, setelah kejadian ini, sepertinya Putra Mahkota akan semakin melawan Anda," ucap Ma Zheng teringat masalah di restoran tadi.
Ia kembali bertanya, "Pangeran, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita akan melawan kali ini?"
Ma Zheng sudah tidak tahan melihat tuannya terus menerus dihina. Padahal sebenarnya ia adalah orang yang sangat terhormat.
"Tidak perlu. Jika kita bergerak sekarang, kita akan tertangkap oleh mata-mata. Walau aku sudah bertahan selama bertahun-tahun di Kekaisaran Aglea dan menjadi pangeran lumpuh, mereka masih saja mengincarku," jawab Wu Yanshi memberi penjelasan pada Ma Zheng agar dia mengerti.
"Aku tidak bisa melihat Pangeran terus-terusan dihina. Setidaknya kita harus membalas. Kita bisa bergerak tanpa menunjukkan diri," ucap Ma Zheng bertekad.
"Tidak. Aku akan tetap menjadi pangeran lumpuh di Kekaisaran Aglea. Bahkan jika kita membunuh Ye Xuan, ia akan tetap ada penggantinya. Daripada bergerak dan melakukan hal sia-sia, lebih baik kita diam," jawab Wu Yanshi.
"Apa kau sudah tahu di mana Tabib Agung itu?" tanya Wu Yanshi teringat masalah kakinya.
"Belum ada kabar," jawab Ma Zheng sedih.
Jika saja kaki tuannya tidak lumpuh, mereka tidak akan menanggung penghinaan seperti ini. Ia berharap hari di mana mereka dapat membalas perbuatan mereka akan segera datang.
*
Lin Feili tidak tahu jika Wu Yanshi menyelidikinya. Lagipula ia sudah benar-benar mengubah alur novel. Mungkin kedepannya hanya akan ada beberapa alur yang akan tetap sama, tapi kebanyakan pasti berubah.
Saat ini, Lin Feili berjalan ke toko pegadaian. Ia mengurungkan niatnya untuk menjual perhiasan. Jika ia menggadaikannya, ia bisa mengambilnya lagi nanti agar jejak Lin Feili di dunia ini tidak benar-benar menghilang.
Walau sampai sekarang pun ia tidak tahu ke mana Lin Feili yang asli.
Lin Feili berhasil mendapatkan ribuan koin emas. Ia memikirkan cara agar bisa menjadi tabib terkenal di kekaisaran ini.
Pertama-tama, ia harus mencari sebuah tempat untuk menjadi rumah sakitnya. Namun, ia sama sekali tak memiliki koneksi untuk mendapatkannya.
Kini ia hanya bisa memikirkan suatu nama, yaitu Li Yu!
yuk diramaikan... tinggalkan jejak buat yang udah baca biar author y makin semangat update
seruuuuu.....ditunggu updatenya Thor /Good/