Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Di kantor polisi, Inez pun keluar dari sel, dan langsung duduk di kursi, dia menghela nafas panjang, datanglah Syarif, pengacara keluarga Wijaya.
"Sini Tuan Angga, kita bicara bertiga"
Angga sebenarnya kesal, apalagi harus menatap wajah Inez , dan suatu saat jadi pendamping hidup selamanya.
"Dengarkan, nanti siang, ada rapat, untuk mengumumkan soal Warisan, Nona Inez harap datang ke kantor saya, ini alamatnya"
Inez pun mengambil kartu nama, pak Syarif, dan membaca alamat kantornya.
"Pak, apa reaksi Mama dan Papah, kalau mereka tak dapat Warisan?" teriak Angga.
"Kakek Wijaya, ingin yang terbaik untukmu"
"Tapi tidak dengan memaksa menikahi Inez kan pak!, sama sekali aku tidak mencintai dia! dia bukan level kita"
Inez menatap wajah Angga, serasa di lecehkan. dia berdiri dan menunjuk muka Angga.
"Angga Wijaya, kamu tahu! akupun menolak menikah denganmu! tapi jika aku menolak maka aku akan kaya, dan kamu miskin, atas dasar itu, aku ingin menyelamatkan keluargamu! aku terima tawaran ini, selama pernikahan aku tak akan tinggal di rumahmu, jangan harap aku akan tinggal seatap dengan kalian!"
Pengacara Syarif menepuk pundak Angga.
"Tuan Angga, janganlah menghina ,Inez juga manusia, mungkin Kakek Wijaya ingin mendidik tuan agar bisa menghargai sesama manusia"
"Tapi memang dia bukan level kita, kita pengusaha sedangkan dia hanya perawat lansia, dari pendidikan saja jauh"
Kesombongan Angga dan Arya, tidak bisa di kendalikan kakek Wijaya lagi, makanya dia memberi wasiat harus menikahi Inez, agar Angga bisa menjadi lelaki bijaksana.
"Tuan, pokonya jika anda mau memiliki warisan kakek Wijaya, menikahlah dengan Inez , cuma itu satu satunya cara"
"Aaaahhkk! pokonya apa pendapat papah dan mamah! aku setuju apa pendapat mereka! mereka pasti tak akan mengizinkan aku untuk berkorban menikahi wanita miskin seperti Inez"
"Baiklah, nanti siang, aku tunggu semuanya hadir, aku pamit kembali ke kantor lagi, aku tunggu kedatangan Tuan Arya dan Anda"
Pak Syarif pun kembali ke kantornya, untuk menyiapkan rapat warisan nanti siang.
Sementara itu,
Inez pun kembali ke kos kosan. Saat sampai terlihatlah kak Erni di depan tapi, Erni pun ketakutan, dia pun langsung masuk kamar.
"Bagus ya! sudah berbuat kejahatan, masih bisa hidup lo! woy Erni! jika lo berbuat begini lagi, lo akan gue penjarakan!" teriak Inez.
Inez langsung ambil koper dan dia pergi ke Toko Anita Cake.
Saat sampai, Inez memandang toko kue ibunya, yang sudah terkenal di kotanya, gaya klasik toko kue membuat pembelinya tertarik membeli ,bahkan keluarga Wijaya adalah langganan toko Anita Cake.
Inez masuk, ternyata Ibunya sedang di dapur membuat kue bersama 3 karyawan lain, melihat Inez membawa koper, Ibunya langsung menghampiri.
"Inez? kamu bawa koper ke sini? kamu pulang nak?"
"Seperti yang ibu lihat, aku pulang"
Anita langsung memeluk Inez,
"Ibu bersyukur, kamu mau pulang, soalnya ibu butuh kamu, ibu beri kabar baik untukmu, ibu akan menikah"
Dengan Alis mengkerut, tanda ga setuju, wajah marah jelas terlihat di wajah Inez.
"Ibu bisa ga sih? ga mikirin begitu? ibu bisa ga sih mikir soal masalah aku?"
"Maaf sayang, ibu sangat mencintai Doni, dia sangat memahami ibu"
"Bu please, Doni itu hanya manfaatkan uang ibu untuk foya foya, please ibu mengerti, ibu di manfaatkan, jika ibu udah miskin dia akan pergi bu"
"Enggak, dia ga akan seperti itu sayang, kamu jangan khawatir ya!"
"Aku juga akan menikah!" teriak Inez.
Semua karyawan melongo mendengar kata kata Inez barusan.
"Dengan siapa sayang? ko ibu ga tahu, kalau kamu punya pacar?"
"Ibu kan ga pernah tahu, siapa pacarku, maka dari itu, aku akan menikah"
"Kenapa buru buru nak, biarlah ibu dulu yang menikah"
"Terserah, aku udah cape bu! ibu ga pernah mengerti aku"
Sambil ngeloyor saja ke kamar toko, Inez pun meninggalkan pembicaraan.
"Inez kamu harus dahulukan orang tua, ibu dulu yang menikah" Teriak Anita.
Di kamar, Inez menangis, dia ingin memahami kondisi ibunya, tapi sampai sekarang ibunya hanya memikirkan dirinya sendiri.
"Andai ,Ayah masih di sini, aku pasti memiliki solusi, dan Ayah tidak akan membiarkan aku mendapat hinaan dari keluarga Wijaya, sungguh aku menolak pernikahan ini, tapi apa daya, jika aku mau melepaskan diri maka aku harus menikah dulu dengan Angga. Hidupku kenapa begini Tuhan, tidak henti hentinya kau memberi cobaan, padahal aku tak pernah menyakiti siapapun"
3 jam Inez Istirahat, diapun mulai membersihkan badan dan akan segera berangkat ke kantor Syarif.
Sambil berkaca,
"Aku harus menjalani ini, menikah lalu pergi, sudah Hanya itu yang akan aku lakukan! aku masih suci, aku tidak jadi di perkosa kemarin, aku harus bisa jaga diri"
Dengan penuh keyakinan, Inez memakai baju sedikit mahal, dia datang ke kantor Syarif, saat sampai, oleh satpam, Inez langsung di antar ke ruangan khusus.
Saat pintu di buka,
Terlihatlah,Pak Arya, Ibu Sinta dan Angga sedang duduk berhadap hadapan. Mereka menunggu Inez datang.
Inez pun di sambut Hangat oleh Pak Syarif.
"Selamat datang, Nona Inez"
Semua memandang dengan mata yang tidak enak.
"Apa maksudnya pak Syarif,dia kan perawat Ayah, kenapa dia harus ada di sini" bentak Pak Arya.
"Tenang pak Arya, semua sudah lengkap maka akan saya bacakan surat wasiat dari Kakek Wijaya, atau Pak Wijaya"
"Mulailah, aku mau dengar , apa alasan Ayah, memasukan perawat ini ke sini" ucap Pak Arya.
"Saya akan bacakan, silahkan di simak"
"Aku membuat ini , sebelum aku meninggal dan secara sadar aku buat, untuk semua keluarga ku. Aku tidak mau bertele tele, Warisan harta ku akan ku serahkan pada satu orang, Yaitu Nona Inez Perawatku, Arya dan Angga tidak mendapatkan sepeserpun"
Belum selesai di bacakan, Pak Arya ngamuk, begitupun bu Sinta.
"Apa ini? apa maksudnya? kenapa kamu membacakan hal aneh? masa aku sebagai anaknya tidak mendapatkan warisan, pak Syarif jangan bercanda, terus kenapa harus dia? dia itu siapa? dia hanya perawat!" bentak Arya.
"Aku tidak tahu pak, aku tidak tahu, aku hanya membacakan sesuai keinginan kakek Wijaya, silahkan anda diam dulu, saya akan selesaikan semua surat wasiat ini"
Sinta membisikan sesuatu, hingga pak Arya mulai tenang.
"Jika Arya dan Angga ,ingin mendapatkan harta Warisanku, maka nikahkan lah Inez dengan Angga, maka 25%harta akan di berikan pada Angga dan Arya, jika memiliki banyak anak maka masing masing anak juga akan mendapatkan Warisan, jika pernikahan Angga dan Inez langgeng selama 20 tahun maka 50%harta ku serahkan pada Arya, pernikahan Inez dan Angga tidak boleh di gagalkan, jika gagal maka, seluruh harta warisan sepenuhnya milik Inez"
Setelah membacakan isi surat wasiat itu, Pak Syarif memberikan Surat persetujuan pernikahan antara Angga dan Inez.
Arya pun berdiri.
"Sungguh rencana gila! harusnya harta itu semua jatuh ke tanganku, kenapa Ayah malah mempersulit ku?"
"Tuan Syarif ,tak ada warisan untukku?" tanya Sinta.
"Maaf ibu Sinta, Pak Wijaya tidak meninggalkan sepeserpun untuk anda, jika anda ingin bercerai dengan pak Arya maka, anda tidak akan membawa apa apa, semua harta pak Wijaya sudah menjadi milik Inez"
Sinta mendekati Inez dan menamparnya.
Plaaaaaaaaakkkk
"Hei Wanita Jalang! kamu telah berbuat apa pada Ayah? hingga beliau rela memberikan hartanya padamu! kau jalang!"
"Sinta diam!" bentak Arya.
"Ayah aku tidak mau menikah dengan Inez Ayah, aku tidak mencintai Inez!"
"Ayah tahu, kamu mencintai Wina, kita ikuti saja permainan kakekmu, menikahlah kamu dengan Inez"
"Ayah, aku tidak mencintai dia! aku tidak mau menikah dengan dia!"
"Angga! sekali saja kau berguna bagi Ayah! selama ini kau membangkang terus! Nikahi Inez dan dapatkan warisan itu!" perintah Arya.
"Aku kira Ayah, akan membelaku, dan menyelamatkanku, ternyata demi harta juga, Ayah mau mengorbankan aku menikah dengan Wanita kampung ini?"
Ibu Sinta pun merangkul Angga.
"Menikahlah nak, yang penting harta itu kembali pada kita"
"Tapi Ma?"
"Tidak ada tapi tapi, turuti saja mau Ayah dan Mama"
Angga melotot Inez lagi.
"Tuan Nyonya, aku pun tidak mau ko harta ini, segeralah nikahi aku, dan aku akan pergi" ucap Inez.
"Halah, munafik!"
"Jika aku munafik, aku akan pergi, dan membiarkan kalian jadi miskin" ucap Inez.
"Sudah cukup semua! selama Wasiat ini tidak dilaksanakan maka, luka sekecil apapun yang di alami Inez maka wasiat ini gugur, dan Inez berhak menolak pernikahan"
"Kurang Ajar! " Arya pun pergi ,keluar! dia sangat jengkel.
Sinta pun mengikuti Arya keluar.
"Bagaimana ini? ternyata kita tak berharga di depan mata Ayah!" ucap Sinta.
"Diam kau, ini semua karena kau!, ayah selalu melihat kita bertengkar, dan kau tak becus mengurus anak, jadi Ayah yang mengurus Angga selama ini! jangan kau kira dengan kita mencuekan Ayah , ayah akan diam sja? Ayah itu tahu, kita tak akan bisa mengelola perusahaan, makanya dia berbuat begini!".
"Jadi semua salah aku? kamu yang selingkuh!"
"Kamu juga selingkuh! jangan sok alim! aku sering lihat kamu ke hotel Alexis di sana banyak lelaki bayaran"
"Kurang Ajar kamu! bisanya membalikan kesalahan pada orang lain, aku ke sana bersama teman temanku"
"Iya dengan ibu ibu sosialita tukang jajan cowo gigolo kan! jangan dikira aku gak tahu! kamu itu wanita munafik!"
"Terus kamu selingkuh dengan sekertaris Susi itu apa? dengan jelas aku lihat dengan mataku, kau berkamar dengan dia! kau bertelanjang dengan dia"
"Sudahlah, kamu jangan begitu, kita sama sama selingkuh, tapi kita belum bercerai, jika kau mau pergi silahkan, warisan Ayahku kau tak akan pernah mendapatkan juga!"
"Entahlah, pokonya aku mau Warisan itu!" Rengek Sinta.
"Sayang, kamu tahukan, kita harus memaksa Angga menikahi si Inez itu, jika semua sudah kita dapatkan, kita bunuh saja Si Inez Itu"
"Baguslah, kasihan Angga harus menikah dengan gadis miskin itu"
Apakah Angga akan menerima pernikahan ini?