Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #3
Keesokan harinya, Yun Li An berhasil keluar dari hutan di mana dia dibuang oleh pasukannya.
"Akhirnya aku keluar juga!" ucap Yun Li An.
Tubuhnya sudah jauh lebih baik, bahkan rasa sakit yang kemarin dia rasakan sudah tidak lagi, berkat obat yang dia minum.
"Baiklah, sepertinya aku harus berlari dari sini untuk...."
Srak! Srak! Srak!
Suara terdengar dari balik semak tinggi yang berada di belakang Yun Li An. Dia lalu berbalik untuk melihat siapa di yang ada balik semak itu.
Srak!
Kedua mata Yun Li An membulat ketika dia mengetahui siapa yang ada di balik semak.
"Kuda!" ucap Yun Li An.
Yun Li An berjalan mendekati kuda itu, dilihat kuda itu memiliki tunggangan yang cukup bagus. Kedua matanya pun memiliki penutup dari perak.
"Sepertinya ini adalah kuda perang milik wanita yang dibunuh itu. Baiklah, karena kamu adalah kuda miliknya, dan aku berada pada tubuhnya, maka sekarang kau adalah kuda milikku!" Yun Li An mengusap kepala kuda itu.
Bruk!
Kuda itu secara tiba-tiba jatuh di atas tanah, napasnya terlihat sangat berat.
"Ternyata dia juga diberi racun!" ucap Yun Li An ketika memeriksa kuda itu.
Tanpa menunggu lagi, Yun Li An memberikan obat yang sebelumnya dia minum untuk mengeluarkan racun yang berada di dalam tubuh kuda perang itu.
Tak berselang lama, kuda itu pun mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Istirahatlah dulu, aku akan mencarikan rumput untuk mengisi perutmu," Yun Li An mengusap kudanya sebelum pergi.
Di kehidupan ketika dia menjadi seorang ketua mafia dulu, Li An termasuk penjinak hewan yang sangat handal. Bahkan dia pernah menjinakan harimau besar yang dia beli di pelelangan setelah harimau itu menjadi miliknya, dan itu hanya dalam waktu satu jam.
Jadi dapat dikatakan, jika Li An memiliki bakat yang sangat bagus.
Setelah beberapa saat, Yun Li An kembali dengan membawa rumput yang dia dapatkan dari dalam hutan.
"Makanlah, setelah itu kita pergi dari tempat ini. Kita harus bergegas ke ibukota, sebelum orang-orang itu membuat Kaisar memutuskan hal yang seharusnya tidak dilakukan!" Yun Li An meletakan rumput itu di depan kudanya.
Kuda itu seolah mengerti apa yang dikatakan oleh Yun Li An, dia mencoba berdiri lalu memakan rumput itu dengan lahap.
Yun Li An yang melihat itu hanya mengangguk.
Setelah menghabiskan rumputnya, kuda itu berjingkrak dan mengangkat kedua kaki depannya ke atas. Seperti memberitahu jika dirinya sudah sangat baik.
"Sepertinya kau sudah siap untuk melakukan perjalanan, kalau begitu kita pergi sekarang!" ucap Yun Li An.
Dengan gerakan cepat, Yun Li An naik ke atas kudanya. Kemudian kuda itu berlari dengan cepat menuju ibukota.
"Aku harap kita bisa menyusul mereka, dan tiba di ibukota dengan tepat waktu!" ucap Yun Li An.
Kuda yang dia naiki terus berlari dengan cepat, seolah kuda itu tidak pernah keracunan sebelumnya.
...----------------...
Brak!
"Apakah kabar itu benar?" ucap seorang Pangeran di ruang bacanya.
"Benar, Yang Mulia. Orang yang kami perintahkan untuk berada di kota yang mereka lewati berkata, jika Jenderal Yun tidak kembali bersama dengan pasukannya. Dan hanya ada kepala pasukan yang berada di depan sambil membawa bendera kerajaan kita,"
"Tidak mungkin, jika Jenderal Yun mati dalam peperangan, mereka pasti kembali dengan membawa mayatnya. Karena peperangan dimenangkan oleh kerajaan kita,"
"Yang Mulia, mohon tenangkan diri anda!"
Pangeran itu terlihat sangat khawatir, karena orang yang sangat dekat dan dia percayai tidak terlihat kembali bersama pasukannya, setelah lebih dari satu minggu berperang melawan kerajaan musuh.
"Pergi! Cari Jenderal Yun sampai ketemu! Jika dia benar-benar mati, aku harus melihat mayatnya dengan kedua mataku sendiri!" ucap Pangeran itu seraya menatap pengawalnya dengan tajam.
"Ba....baik. Yang Mulia!"
Pengawal itu segera pergi dari ruang baca, sementara Pangeran itu duduk dengan tidak tenang.
"Ini pasti sudah direncanakan oleh Kakak, dia pasti melakukan sesuatu pada Jenderal Yun! Karena hanya dia yang sangat menginginkan Jenderal Yun mati," ucap Pangeran itu.
Pangeran itu terlihat sangat tidak tenang, napasnya terlihat tidak beraturan karena merasa kesal atas berita yang didapatnya.
Pangeran kedua Choi, Choi Han Min. Dia adalah putra kedua Kaisar Choi dan Ratu Xuan. Dia memiliki sifat yang jauh berbeda dari kakaknya, Putra Mahkota Choi Hao Lu.
Choi Han Min lebih memiliki sifat yang hangat dan juga lebih memikirkan rakyatnya sebelum mengambil keputusan. Sementara Putra Mahkota tidak, dia akan melakukan apapun demi kerajaan yang akan dia pimpin setelah dia menjadi Kaisar nanti. Meskipun itu akan membuat rakyat menderita.
Karena itu antara Pangeran Choi Han Min dan Putra Mahkota Choi, selalu terjadi perdebatan dalam mengambil keputusan.
Di pihak Pangeran Choi Han Min berdiri Jenderal Yun, yang siap melindungi dan mendukung dirinya. Juga ada beberapa keluarga besar dan Perdana Menteri yang juga sangat mendukung tindakan Pangeran kedua, yang lebih mengutamakan rakyat.
Sementara di pihak Putra Mahkota berdiri Ratu, beberapa Perdana Menteri dan juga beberapa ribu pasukan yang dilatih oleh kepala pasukan miliknya.
Pangeran Choi Han Min keluar dari ruang bacanya, dia berjalan menuju paviliun milik Jenderal Yun, yang berada tidak jauh dari istananya.
"Aku akan memastikannya sendiri. Aku tidak percaya, jika kau mati begitu saja tanpa adanya bukti sedikitpun!" ucap Pangeran Choi Han Min seraya berjalan dengan cepat.
Putra Mahkota yang melihat adiknya berjalan ke arah paviliun, tersenyum lebar, "Dia pasti sudah mendapat kabar, jika Jenderal kesayangannya tidak ikut kembali dengan pasukan perangnya,"
"Yang Mulia, apakah kabar itu benar? Jika Jenderal Yun sudah..."
"Aku sendiri tidak tahu, dan tidak ada yang tahu apakah dia sudah mati atau belum. Lagi pula aku tidak memperdulikan hal itu," Putra Mahkota menatap Kasim yang selalu berada di sampingnya.
"Maafkan saya yang telah lancang, Yang Mulia!"
"Tidak apa-apa, semua orang juga pasti sedang bertanya-tanya tentang kabar itu. Lebih baik kita kembali, karena sepertinya saat ini adik sedang sibuk mencaritahu tentang kebenaran kabar itu,"
"Baik, Yang Mulia,"
Putra Mahkota dan para pengiringnya berbalik lalu kembali berjalan menuju istananya. Meninggalkan halaman istana milik Pangeran Choi Han Min.
Putra Mahkota tentu tidak akan mengatakan apapun kepada orang lain, tentang apa yang sudah dia lakukan pada Jenderal Yun. Karena dia dan kepala pasukan telah melakukan sebuah perjanjian.
"Aku harap kepala pasukan berhasil membuat Jenderal Yun mati di sana, agar tidak ada lagi yang dapat membantu Choi Han Min dalam melakukan tugas yang berat dari Ayah Kaisar!"
semangat terus Thor