Deal, Kita Menikah!

Setelah keluar dari perusahaan milik Kenan, Cleo tidak langsung pulang ke mansion keluarga Meyer. Ia lebih memilih pulang ke mansion milik keluarga besarnya yang ditempati oleh Agam Mateo dan Baby, karena males jika bertemu dengan adik iparnya yang menyebalkan itu. Bukannya apa-apa, tapi Cleo lebih sayang pada kulit wajahnya yang sempurna, dan tidak mau merusaknya menjadi sebuah kerutan-kerutan kecil jika bersitegang kembali dengan Kaylin.

"Hai kakak iparku yang gemuk," sapa Cleo saat melihat Baby tengah duduk bersandar di atas sofa.

"Cleo..!" Baby sedikit terkejut saat melihat kedatangan Cleo, karena wanita yang baru menikah kemarin itu tiba-tiba berada di mansionnya. Bukankah seharusnya Cleo berada di mansion suaminya, atau pergi berbulan madu seperti kebanyakan pasangan pengantin baru. "Kenapa kau kesini?" tanya Baby setelah lelah berpikir.

"Ck, kau lupa mansion ini Milikku juga?" jawab Cleo sembari merebut coklat yang ada ditangan kakak iparnya.

"Ih jangan dima..." ucapan Baby tenggelam saat coklat miliknya berakhir di dalam mulut Cleo. "Kau itu menyebalkan! itu coklat terakhir ku," Baby yang kesal reflek mendorong bahu adik iparnya, hingga Cleo hampir terjungkal dari atas sofa.

"Oh my God, Baby..." pekik Cleo. "Tenagamu sudah seperti petinju saja," lanjutnya sambil tertawa mengejek.

"Ck..." Baby berdecak dengan kesal. "Kau itu selalu membuat aku marah, aku sumpahi kau—"

"Jangan...!" Cleo langsung membekap mulut Baby. "Jangan menyumpahi aku lagi!" dia tidak mau sesuatu yang buruk kembali datang di hidupnya. Sudah cukup dengan memiliki suami yang sangat dingin, dan adik ipar yang sangat menyebalkan. Jika ditambah lagi bisa mati berdiri seorang Cleopatra Mateo.

"Kenapa kau takut?" tanya Baby setelah terbebas dari bekapan tangan Cleopatra. "Jangan-jangan apa yang aku katakan tempo hari, sudah kau rasakan?" tanyanya dengan menyelidik.

Cleo menganggukkan kepalanya dengan pasrah. "Aku tidak pernah menyangka ucapan seorang ibu hamil itu akan menjadi kenyataan, sekarang aku memiliki suami yang sangat dingin, dan adik ipar yang menyebalkan." ketusnya dengan kesal. Karena mengingat kembali bagaimana wajah dan sikap Kenan yang begitu dingin, dan sikap Kaylin yang begitu menyebalkan karena membenci dirinya.

"Kau baru tahu ya, kalau ucapanku itu bisa menjadi kenyataan. Aku sendiri saja pernah merasakan akibat dari ucapanku." Baby teringat kembali ketika mengalami kecelakaan di saat hari pernikahan Agam, karena ucapannya yang mempertanyakan pada pria itu apa yang akan dilakukan Agam saat dirinya kecelakaan di hari pernikahan pria itu.

"Memangnya apa yang kau alami?" tanya Cleo penasaran saat melihat wajah Baby yang serius.

"Ah lupakan saja, sekarang katakan apakah kepulanganmu ini ada kaitannya dengan Kenan? Atau karena adik iparmu yang bernama Kay...?"

"Kaylin," sahut Cleo dengan ketus. Menyebut nama adik iparnya saja sudah membuat emosinya naik, apalagi bertemu dengan wanita itu.

"Ya Kaylin, dia itu sangat cantik. Dan mirip sekali dengan wajah Kenan yang sangat tampan," Baby tersenyum saat mengingat bagaimana tampannya seorang Kenan. Dan entah mengapa sosok Kenan, membuatnya teringat pada sosok kakeknya Kenzo Arbeto.

"Jangan membayangkan Kenan, dia itu suamiku!" Cleo menoyor kepala Baby karena tahu betul apa yang ada di dalam isi kepala kakak iparnya.

"Ck, kau itu." Baby mengusap kepalanya. "Kakak sama adik sama saja, hobinya menoyor kepalaku." gerutu Baby dalam hati. "Ayo cepat ceritakan ada apa sebenarnya? Setelah itu segera pulang!"

"Kau mengusirku?" Cleo tidak terima di usir dari mansion miliknya sendiri.

"Aku mengusirmu karena takut Mom Mini pulang, dan melihat putri kesayangannya ada di sini tanpa suaminya. Apa yang akan dipikirkannya nanti? Kau baru menikah kemarin, bukannya berbulan madu tapi justru pulang." Jelas Baby panjang lebar.

Cleo terdiam karena setuju dengan perkataan kakak iparnya, dia tidak menyangka wanita yang usianya jauh lebih muda darinya bisa berpikir jauh sampai kesana. Dan karena tidak mau terpergok oleh Mommy apalagi Daddy nya, Cleo pun memutuskan untuk segera pulang setelah mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di kepalanya.