Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 24
Staf tersenyum, lalu ia meminta staf lain untuk membungkus pesanan yang di beli oleh Alan.
"Totalnya jadi Rp. 90.750.000." Jelasnya dengan senyuman ramah.
"Oh.. Hanya 90 juta.." Ucap Alan santai, tapi sesaat kemudian dia langsung terdiam dengan mata yang menatap terkejut ke arah staf toko. "Apa enggak salah?" Tanya Alan.
"Tidak Pak, itu memang harganya." Jelas Staf yang masih mempertahankan senyuman di wajahnya.
Tapi Alan masih bisa bernafas lega, ia mengeluarkan kartu kredit miliknya dan Rosa. Staf toko tersenyum, "Maaf Pak kartu ini tidak bisa di gunakan." Ucap Staf toko yang mengembalikan kembali kartu itu pada Alan.
Alan terdiam sesaat, ia masih mencerna apa yang dikatakan oleh Staf. "Tidak bisa di gunakan?" Tanya Alan sekali lagi, memastikan jika yang ia dengar adalah kesalahan.
"Benar Pak, anda bisa menggunakan kartu yang lain." Ucap Staf.
Alan lalu mengeluarkan satu kartu lagi, tapi lagi dan lagi kartu itu tidak bisa di gunakan. Kini Alan mulai panik, Intan yang berada di samping suaminya nampak bingung.
"Mbak, saya gak jadi beli tas nya."
Alan langsung menarik tangan Intan dan membawanya keluar dari toko Dior, Intan terkejut dengan sikap Alan. Bukankah ia akan membelikannya tas, tapi kenapa pria itu malah tidak jadi membelikan dirinya tas.
"Mas, kenapa kita enggak jadi beli?" Tanya Intan dengan nada sedikit marah, ia sangat menyukai tas yang tadi. Tapi rupanya Alan malah tidak jadi membelinya.
"Kartu ku tidak bisa di gunakan, ini pasti perbuatan Rosa. Ia ingin membuat ku hidup menderita dengan memblokir semua aset ku." Jelas Alan kesal.
Mendengar hal Rosa, Intan terdiam ia sangat marah dengan perbuatan Rosa yang membuat mereka semua menderita.
"Nanti kita beli lagi yang lain yah, lagi pula tas yang tadi tidak terlalu bagus." Ucap Alan dengan senyuman, ia berusaha untuk menghibur Intan yang nampak sangat marah.
Alan dan Intan memilih untuk segera pulang ke apartemen mewah milik mereka, di saat Alan tengah sendiri. Pria itu langsung menelpon Rosa, tapi tidak ada satupun panggilan yang di jawab oleh wanita itu.
Alan memilih untuk segera pulang ke rumah untuk bertemu dengan Rosa, saat berada di rumah Alan melihat Rosa tengah bersama Winda.
Beberapa tas branded dengan merek Dior terjajar rapi di atas meja dan sofa, mata Alan menatap kesal Rosa.
Melihat Alan yang baru datang, Rosa tersenyum mengejek, "Ada apa kau datang ke sini?" Tanya Rosa dengan mata yang menatap ke arah Alan.
Alan melihat ke sekeliling, ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Amanda. "Ada hal penting yang ingin ku bicarakan, sebaiknya kita bicara di tempat lain." Ucap Alan yang hendak berjalan ke arah kamar merek.
"Apa kau ingin membicarakan alasan ku memblokir kartu kredit mu?" Tanya Rosa yang seakan tahu, tentang arah pembicaraan yang akan di bicarakan oleh Alan.
Mendengar hal itu Alan terdiam, ia sangat marah melihat senyuman mengejek Rosa kepadanya.
"Rosa! Harusnya kau jangan melakukan hal itu, itu kartu kredit ku." Ucap Alan marah.
Rosa tersenyum, "Iya memang itu kartu kredit mu, tapi aku yang membayar setiap tagihannya. Jadi bukankah hak ku, jika memblokir nya. Lagi pula, aku bukan orang dermawan yang suka menghambur-hamburkan uang ku untuk selingkuhan suami ku." Jawab Rosa dengan senyuman.
Mendengar hal itu Alan sangat marah, tapi Winda segera bangkit dan memaki pria itu.
"Ini bukan urusanmu! Ini urusan ku dengan Rosa, dan kau yang tidak tahu apapun sebaiknya jangan ikut campur." Jelas Alan kesal.
"Dasar pria tidak tahu malu!" Maki Winda yang kesal.
Alan berjalan mendekat ke arah Rosa, ia menarik tangan Rosa. Tapi wanita itu langsung menepis tangan pria itu, "Bagaimana jika kita bicarakan semua ini dengan tenang." Jelas Rosa dengan senyuman.
melihat Rosa yang melembut, Alan tersenyum puas. Ia yakin, hal yang Rosa lakukan hanyalah kekesalannya saja. Tapi sebenarnya wanita itu sangatlah mencintai nya.
Rosa memberikan segelas air minum untuk Alan, ia tersenyum manis dan memberikan air itu untuk suaminya.
"Aku tidak suka kau marah seperti itu, bagaimana jika kau minum dulu. Lalu kita bicarakan semuanya di kamar."