NovelToon NovelToon
Luka Dan Pembalasan

Luka Dan Pembalasan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Janda / Konflik etika / Cerai
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni mardiana

Di hancurkan berkeping-keping oleh suaminya dan juga ibu mertuanya, kehidupan Laras sangat hancur. selain harus kehilangan anak keduanya, Laras di serang berbagai ujian kehidupan lainnya. Putranya harus di rawat di rumah sakit besar, suami mendua, bahkan melakukan zina di rumah peninggalan orantuanya.

Uluran tangan pria tulus dengan seribu kebaikannya, membawa Laras bangkit dan menunjukkan bahwa dirinya mampu beejaya tanpa harus mengemis pada siapapun. Akan dia balaskan semua rasa sakitnya, dan akan dia tunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Sehebat apa luka yang Laras terima? apakah dia benar-benar membalaskan rasa sakitnya?

Yuk simak terus ceritanya sampai habis ya 🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keadaan Langit

Sesampainya di rumah sakit besar yang berada di pinggir kota, Aiman langsung memarkirkan mobil dan meminta para perawat untuk mengambilkan bangkar. Setelah itu mereka semua berlari membawa Langit ke ruangan UGD.

Pintu UGD tertutup bersamaan dengan masuknya Langit. Laras yang sudah tidak tahu harus bagaimana langsung terjatuh di lantai dalam keadaan duduk dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Astagfirullah, Laras!” pekik Aiman segera menolong Laras dan membawanya untuk duduk di kursi tunggu.

Tak henti-hentinya Laras menangis sesegukan ketika hati sudah benar-benar hancur lebur. Bagaimana tidak, ketika sang anak sedang berjuang bertahan hidup sang ayah malah asyik-asyikan bertunangan sama wanita lain.

“Ujian apa lagi yang Engkau berikan padaku, Tuhan. Kenapa begitu berat ujian ini, kenapa hiks ….”

Menyaksikan Laras seperti itu Aiman mengeluarkan sapu tangan dari saku celana untuk mengusap air mata dari adik sahabatnya itu.

Aiman tak berani berkata apa-apa sebelum keadaan Laras tenang terlebih dahulu. Aiman izin pergi sebentar, lalu tak lama kembali dengan membawa air minum dan memberikan kepada adik sahabatnya.

Aiman begitu kasihan akan nasib malang yang telah dihadapi Laras seorang diri. Tak sedetik pun dia melihat keberadaan suaminya, padahal di saat seperti itu kehadiran Jefri sangat dibutuhkan oleh anak juga sang istri. Namun pria tersebut memilih untuk tidak hadir karena acaranya jauh lebih penting dari nyawa sang anak.

“Minumlah, tenangkan hatimu. Kita doakan saja semoga Langit bisa bertahan hidup. Dia anak yang kuat, bukan? Jadi sebagai Ibu kamu harus lebih kuat darinya. Ingat, saat ini kamu sedang hamil. Jangan sampai kamu stres itu akan berakibat fatal bagi janinmu. Kamu tidak mau perjuanganmu sebagai Ibu sia-bisa, ‘kan? Untuk itu tenanglah, minum dulu jangan sampai kamu drop. Kasihan Langit.”

Laras menatap Aiman dengan mata yang masih basah, kemudian menganggukan kepala dan perlahan meminum air putih yang sudah dibelikan.

Selepas Laras tenang, barulah Aiman memberanikan diri menanyakan sebenarnya apa yang telah terjadi pada Langit dan di mana ayahnya.

Awalnya Laras tak enak hati harus menceritakan masalah yang sedang dialaminya. Namun dia telah menganggap Aiman sebagai kakaknya sendiri, jadi apa yang terjadi selama ini diceritakan secara perlahan dan detail.

Aiman langsung syok berat. Dia tidak menyangka bila rumah tangga Laras dan Jefri sudah separah itu sampai mengkhianati cinta mereka.

Lebih parahnya kakak dari Laras, sahabat dari Aiman tidak mengetahui sedikit pun mengenai kondisi rumah tangga mereka. Bayu hanya mengetahui tentang adik juga ponakan yang selalu baik-baik saja tanpa adanya masalah.

Akan tetapi, siapa sangka selama ini Laras telah menyembunyikan masalah sebesar itu. Aiman yang tidak terima langsung menelepon Bayu untuk memberikan informasi penting ini.

Laras berulang kali menahannya, cuma Aiman tak menghentikan langkahnya. Jika bukan Bayu tidak ada yang bisa menyelamatkan hidup Laras juga kedua anaknya.

“Assalamualaikum, Bay. Ini Aiman. Saat ini aku ada di rumah sakit Sentral Medika. Kamu cepat ke sini, keadaan Langit tidak baik. Dan satu hal yang harus kamu tahu. Adikmu, Laras. Dia sedang ditimpa masalah yang cukup serius. Jadi aku harap kamu segera pergi ke sini temani Laras. Hanya kamu yang bisa menguatkan Laras saat ini.”

Bayu benar-benar syok campur bingung atas penjelasan yang Aiman berikan. Pantas saja beberapa hari ini perasaan seorang kakak tidaklah enak. Dia selalu memikirkan kondisi sang adik yang tinggal jauh darinya, ternyata benar. Jika Laras dan anak-anak sedang tidak baik-baik saja.

“Astagfirullah, kok, bisa? Memang langit sakit apa? Terus Laras ada masalah apa? Di mana Jefri, apa dia tidak ada di sana?”

Pertanyaan yang berulang kali Bayu lontarkan terhadap Aiman, membuat dia tidak tahu harus menjawab apa. Matanya melirik Laras yang sedari tadi terus menatapnya.

“Kamu bicaralah dengan Laras sendiri. Aku tidak bisa menjawabnya karena takut kesalahan,” ucap Aiman segera memberikan ponselnya kepada Laras.

Dengan tangan yang gemetar, air mata yang kembali menetes Laras memberanikan diri mengangkat telepon dari sang kakak.

“Ka-kakak ….” Hanya mendengar suara itu hati Bayu langsung hancur sehancur-hancurnya. Tangisan sang adik sama saja seperti sebuah tusukan untuknya.

“De-dek, ka-kamu kenapa? A-apa yang terjadi, hem? Ka-kakak mohon, to-tolong jujur sama Kakak. Apa yang terjadi selama ini? Kakak tahu saat ini kamu sedang rapuh, bukan? Jadi, Kakak mohon bicaralah, Dek, bicaralah.”

Air mata Bayu runtuh ketika kondisi adiknya tidak seperti biasanya yang ceria penuh canda tawa. Isak tangis Laras begitu pilu membuat hati sang kakak terasa disayat-sayat.

Laras perlahan memberanikan diri untuk menceritakan semua yang telah terjadi selama 7 tahun pernikahan dengan Jefri. Bayu tak bisa berkata apa-apa, tubuhnya langsung lemas jatuh di kursi setelah penjelasan dari sang adik berhasil menghancurkan setengah dari dunianya.

Aiman saja sampai berkaca-kaca hingga tanpa disadari tangannya mengepal keras mendengar semua penderitaan yang dialami oleh Laras.

Bagi Aiman, Laras sudah seperti adik sendiri yang harus dilindungi. Akan tetapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa selagi Bayu dan adiknya tidak meminta tolong kepadanya.

Tak lama dokter keluar dari ruangan UGD. Laras langsung memberikan ponsel kepada Aiman, lalu pria itu mematikannya setelah mendengar Bayu akan menyusulnya.

“Dok, bagaimana keadaan anak saya? Dia baik-baik saja, ‘kan? Langit gapapa ‘kan, Dok? Langit tidak pergi, ‘kan? Iya, ‘kan? Jawab, Dok, jawab!”

Laras menggoyangkan tangan kanan sang dokter saking cemasnya sampai tak bisa mengontrol rasa paniknya.

“Ras, sabar. Kita dengarkan dokter dulu ya, biar dokter jelasin satu-satu dulu. Oke?”

Laras menoleh ke arah Aiman yang tersenyum kecil berusaha untuk menenangkan. Dia sangat tahu bagaimana perasaan wanita itu saat ini.

“Tenang ya, Nyonya. Saat ini kondisi pasien sudah kami tangani. Dia harus melakukan perawatan intens lebih dalam lagi karena saya menduga paru-paru pasien mengalami peradangan. Cuma tenang saja, Nyonya sudah membawa pasien dengan cepat jadi kita semua bisa segera menanganinya. Jika tidak keadaan pasien akan semakin buruk. Beruntung sekali Nyonya memiliki anak yang super kuat, sehingga dengan keadaan seperti ini pasien masih tetap stabil meski tadi dalam masa kritis.”

Penjelasan dari dokter membuat Aiman sedikit lega. Setidaknya dokter sudah melakukan tugasnya dengan baik, sampai akhirnya Langit berada di tangan yang tepat dan nyawanya pun tertolong.

Entah Laras harus bahagia atau tidak karena dari perkataan dokter tidak ada yang membuat hatinya merasa senang.

Mungkin kondisi Langit yang tertolong adalah suatu hal yang sangat diharapkan oleh Laras, tetapi ketika tahu keadaan sang anak membuat hatinya kembali hancur.

“Terus saya harus bagaimana, Dok? Apakah anak saya harus melakukan operasi? Donor paru-paru atau bagaimana?” tanya Laras.

“Nyonya tenang saja. Sejauh ini keadaan pasien masih baik-baik saja. Kita bisa lihat perkembangannya nanti karena kami akan melakukan pengecekan keseluruhan melalui rontgen dan sebagainya. Kalau keadaannya baik, maka kurang lebih tiga hari pasien sudah boleh kembali pulang. Namun jika ada penyakit serius kita harus segera menanganinya terlebih dahulu sebelum penyakitnya menyebar. Sampai sini Nyonya dan Tuan sudah mengerti?”

Dokter tersenyum kecil menatap mereka, meski sangat tahu bagaimana perasaan seorang ibu yang harus menyaksikan sang anak dirawat akibat penyakit yang sering sekali ditakuti banyak orang.

“Baik, Dok. Lakukan yang terbaik, saya akan membayar uang masuk dan kamar inapnya. Intinya saya mau Langit itu bisa sehat kembali,” ucap Aiman tegas.

“Baiklah, Tuan. Kalau begitu saya permisi ke dalam dulu untuk menyiapkan pasien supaya bisa segera dipindahkan ke ruangan nginap. Permisi,” jawab dokter, lalu pergi kembali memasuki ruangan UGD.

Laras menatap Aiman, tetapi pria itu menahannya untuk tidak berkata apa pun atau menolaknya. Semua ini murni karena dia merasa kasihan terhadap nasib malang yang dirasakan oleh adik dari sahabatnya.

Sementara Langit sudah dianggap seperti anaknya sendiri, apalagi melihat anak sekecil itu harus dirawat membuat hati Aiman merasa sedih.

Aiman meminta Laras untuk tetap bersabar dan menunggu di depan UGD supaya bisa menemani Langit pindah kamar. Sementara dia akan mengurus semua biaya administrasi tanpa menjadikannya hutang karena murni dari hati yang paling dalam untuk menolong adik dari sahabatnya.

*****

Bersambung.

1
Elena Sirregar
bagus kak
Maria Magdalena Indarti
Nando bener bener kacau
Maria Magdalena Indarti
Nando n Zoya sableng
Maria Magdalena Indarti
laras hamil
Maria Magdalena Indarti
Langit n Nando setali 3 uang. podo wae
Maria Magdalena Indarti
Nando langit kocak deh
Maria Magdalena Indarti
enak aja. kembali gundulmu
Maria Magdalena Indarti
dalangnya adik Senja, adik ipar Aiman
Maria Magdalena Indarti
sm Aiman aja Laras. langit sdh cocok
Maria Magdalena Indarti
yg mana nih jodohnya Laras
Maria Magdalena Indarti
siapa lg nih orang
Maria Magdalena Indarti
suami durjana. ceraikan saja.
Maria Magdalena Indarti
jefri hianat selingkuh dosa ya. karma akan datang
Maria Magdalena Indarti
istri dikasih 700 rb pd hal gaji 20 jt. Suami edan tenan
Nur Aqilah
Luar biasa
Janneke Parera
walah kenapa ada iklan kampanye yach
Elly Atmawati
Luar biasa
Allenn
Laras
Komang Diani
Luar biasa
Evi Lusiana
ni mah judul ny diantara 3 duda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!