Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.
Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.
Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.
"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa
HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Dua
Peluk jauh untuk setiap perempuan yang telah di sia-siakan. Untuk perempuan yang tulus tapi dipaksa harus mundur. Untuk perempuan yang rela merendahkan egonya, tapi akhirnya memilih menyerah dan untuk perempuan yang berusaha mencintai, tapi tak pernah dihargai. Mari kita rayakan setiap patahan menjadi kebahagiaan yang tak terduga. TETAPLAH MENJADI PEREMPUAN BAIK SEKALIPUN TAK DIPERLAKUKAN BAIK.
***
"Maafkan aku ...," ucap Dicky dengan terbata karena menahan rasa sakit. Dia berusaha kuat untuk dapat bicara dengan Aksa.
"Maaf, karena aku menolong Ghendis pergi ...." Dicky kembali mengatakan semua dengan terbata.
Aksa hanya diam, tak tahu harus berkata apa. Dalam hatinya juga tersimpan rasa marah dan kesal karena pria itu masih membantu Ghendis padahal tahu dia telah menikah.
Namun, dia juga harus mendengar penjelasan dan pembelaan dari Dicky. Tak ingin gegabah dalam bertindak. Pengalaman kemarin membuat dia harus lebih bijak dalam menyingkapi masalah.
"Aku menolong Ghendis, karena tahu tak ada yang bisa membantunya. Selama ini dia selalu memendam dan menyelesaikan semua masalah seorang diri. Kasihan Ghendis ...."
Dicky menghentikan ucapannya. Napasnya tampak tak beraturan. Aksa menjadi kasihan melihatnya.
"Sudahlah, jangan bicara lagi. Setelah kamu sadar, kita bisa bicarakan semua lagi," ucap Aksa.
Dicky menggelengkan kepalanya. Dia tampak menarik napas sebelum bicara.
"Tolong, jangan sakiti Ghendis. Sudah cukup penderitaannya selama ini. Baik Grace atau ibunya selalu memaksa kehendak mereka pada gadis itu ...." Kembali Dicky menghentikan ucapannya.
"Sudahlah, Dicky. Kamu jangan bicara lagi. Aku akan keluar, jika kamu tak mau berhenti bicara," ancam Aksa. Dia kurang suka karena nama Grace di sebut.
Dicky memegang tangan Aksa saat pria itu ingin pergi. Masih banyak yang ingin dia katakan. Tak ingin pria itu salah paham.
"Ghendis kemarin malam datang dengan baju basah karena hujan. Menangis karena tak bisa mengembalikan taman seperti semula. Dia sedih harus meninggalkan rumah terutama meninggalkan Alice. Tapi dia tak berani masuk karena kamu tak mengizinkan jika taman tak kembali bagus," ucap Dicky. Dia menahan sesak napas dan sakit di tubuhnya hanya untuk mengatakan semuanya.
"Aku mohon jangan sakiti Ghendis. Selama ini dia selalu menangis karena tak pernah dianggap dalam keluarga. Apa saja keinginannya tak pernah di kabuli. Sedangkan kemauan ibunya harus dituruti. Aku mohon jaga dia, sayangi dia ...."
"Dia harus tetap tertawa padahal hati menangis, dia harus tetap tersenyum walau hati terluka, tak ada seorangpun dalam keluarga yang mengerti dirinya. Tak ada yang mendengar tangisnya ... tak ada ...."
Dicky tak sanggup lagi bicara. Napasnya mulai tak teratur. Dia tampak sesak. Aksa lalu memanggil dokter. Jantungnya sempat berhenti, sehingga dokter harus menggunakan alat pacu jantung.
Di kamar lain, Ghendis ternyata juga dalam keadaan koma kembali. Jantungnya juga sempat berhenti berdetak seperti yang Dicky alami. Sehingga dokter juga tampak sibuk di kamar itu. Aksa menunggu di luar kamar dengan perasaan cemas.
Aksa gelisah menunggu dokter keluar dari ruangan tempat Ghendis di rawat. Ibu Novi duduk di kursi sambil bermain ponsel. Entah apa yang dia kerjakan. Sedangkan mama Reni terpaksa harus tetep di rumah untuk menemani Alice yang terus saja bertanya tentang keberadaan Mimi nya.
"Ya Tuhan, kemarin aku selalu meminta kepada-Mu untuk berikan aku satu keajaiban, buatlah orang yang telah meninggalkan aku kembali lagi kepadaku. Tapi sekarang akan aku ubah pintaku itu. Sembuhkan wanita di dalam sana. Apa pun akan aku lakukan jika dia kembali sehat seperti dulu. Jangan buat rasa bersalahku makin besar jika dia ikut pergi. Cukup sekali aku kehilangan wanita dalam hidupku," gumam Aksa dalam hatinya.
Aksa hanya pernah menangis saat istrinya meninggal dan saat ini dia kembali meneteskan air mata saat mengetahui Ghendis dalam keadaan koma. Kesehatan jauh menurun hari ini, padahal kemarin sudah melewati masa kritisnya.
Aksa tak mengatakan semua keadaan Ghendis pada mama Reni, kuatir mamanya itu cemas dan akan membuat kesehatannya juga menurun.
Dokter keluar dari ruangan Ghendis. Aksa dengan cepat menemui dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Aksa dengan suara yang penuh kecemasan.
"Kami telah berusaha mengembalikan agar organ vital di tubuhnya kembali bekerja dengan normal. Sepertinya alam bawah sadar nya tak ingin berjuang. Seperti pasrah dengan keadaan. Tapi Bapak jangan kuatir, kami semua akan berusaha membuat dia kembali bersemangat untuk hidup," ucap Dokter.
"Terima kasih, Dok," ucap Aksa. Dia kembali ke bangku. Menunduk menahan air mata agar tak tumpah. Jika Ghendis masih tak sadarkan diri dia ingin minta izin pada dokter agar membolehkan anaknya masuk.Siapa tahu dengan mendengar suara Alice, istrinya kembali sadar. Bukankah dia sangat menyayangi bocah itu.
Pasien-pasien yang dirawat di ICU umumnya merupakan pasien-pasien kritis yang tidak dapat bernapas dengan baik atau mengalami penurunan kesadaran. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran tersebut bukan berarti sepenuhnya tidak sadar, namun bisa jadi mengantuk atau gelisah. Suara yang akrab didengar pasien sebelum koma dapat membantu pemulihan kondisinya.
Saat Aksa sedang berpikir begitu, dia melihat dokter dan perawat berlari masuk ke ruang Dicky. Semua dokter itu tampak panik. Aksa jadi penasaran dan mendekati ruang ICU itu. Dia ingin tahu juga keadaan Dicky. Setelah bicara dengannya, keadaan pria itu memang semakin memburuk, sama seperti Ghendis.
...----------------...
Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini. Terima kasih.
thor. bikin aksa nyesel