Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Saling membandingkan menantu
Akhirnya, setelah menunggu ibu mertuanya selesai membereskan piring di dapur, kini Amira memakai sepatunya dan melihat ibu mertuanya keluar dari rumah.
"Hah,,, pokoknya, mulai nanti sore kau yang harus mengurus seluruh pekerjaan rumah!! Lihat tanganku jadi kemerah-merahan begini karena menyentuh sabun!!" Gerutu Aulia sembari memperlihatkan telapak tangannya pada Amira.
Amira tersenyum lalu dia juga memperlihatkan telapak tangannya pada ibu mertuanya, "Mau membandingkannya dengan tanganku?" Tanyanya sambil melemparkan senyum manisnya.
Tangan Amira penuh luka dan kulit tangan yang terkelupas-lepas karena harus mencuci pakaian setiap hari.
"Hais!! Kalau tanganmu yang terluka maka tidak akan ada yang mengeluh. Lagi pula hubunganmu dengan Putraku tidak terlalu baik, jadi Putraku tidak akan punya waktu untuk menyentuh tanganmu. Tapi berbeda denganku dan ayah mertuamu!! Kami begitu harmonis hingga--"
"Begitu harmonis hingga setiap hari aku mendapat omelan darimu." Sela Bayu yang keluar dari rumah sembari membawa makanan untuk burung peliharaannya di depan rumah.
"Kau!! Urus saja burung peliharaanmu itu!! Mengganggu orang yang berbicara saja!" Kesal Aulia melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.
Amira mengikuti di belakang ibunya lalu mereka menyetop kendaraan umum.
Supir mengantar mereka ke sebuah rumah yang menjadi markas ibu-ibu kompleks memulai aktivitas mereka setiap hari, selain menjadi ibu rumah tangga.
"Wah,, Aulia datang bersama menantunya!" Salah seorang perempuan langsung berkata dengan suara yang keras saat melihat Aulia dan Amira muncul dari gerbang.
"Wah,, ini kedua kalinya Aulia membawa menantunya ke mari, aku lihat menantunya semakin gemuk saja." Ucap yang lainnya lalu mereka semua tertawa terbahak-bahak.
Aulia mendengarkan semua ucapan teman-temannya, tetapi tidak ada niat baginya untuk menegur mereka.
Perempuan itu hanya melirik ke arah menantunya dan berkata, "Pergi ke belakang dan bantu pelayan Nyonya Milano menyiapkan makanan dan minuman."
Sesaat, Amira menyipitkan matanya menatap Ibu mertuanya, tetapi kemudian dia berkata, "Baik Bu."
Aulia nenghela nafas memandangi kepergian menantunya, ia kemudian duduk di sofa, bergabung bersama dengan teman-temannya lalu mereka mulai tertawa terbahak-bahak bersama.
Pembahasan mereka tak lebih dari acara pamer kekayaan dan juga pekerjaan anak dan menantu mereka.
Sesaat, Aulia hanya terdiam saja ketika mereka membahas menantu, karena dia tahu menantu sampah miliknya tidak akan bisa dibanggakan, bahkan jika hanya ingin membanggakan satu titik saja dari Amira.
Tetapi seorang teman Aulia yang tidak terlalu senang dengan Aulia kemudian berkata, "Jika kita membahas menantu seperti ini, satu-satunya orang yang tidak pernah berbicara adalah Aulia. Tapi sekarang dia berani membawa menantunya kemari. Sepertinya karena dia tidak pernah membicarakannya jadi dia membawanya secara langsung untuk memperlihatkan pada kita semua bagaimana bentuk sampah yang sebenarnya!!"
Sesaat, semua orang terdiam karena mereka tidak enak untuk menyinggung satu sama lain secara terang-terangan.
Tapi kemudian Aulia tertawa kencang, "Ha Ha Ha... Dinda benar sekali, Aku sengaja membawa menantuku untuk memperlihatkan pada kalian bagaimana sesungguhnya menantuku yang sampah itu. Ini terakhir kalinya aku akan memperlihatkannya pada kalian, karena sebentar lagi dia akan diceraikan oleh anakku."
"Benar kah?!" Semua orang menatap Aulia dengan tatapan terkejutnya.
Apalagi saat mereka melihat Amira kini muncul bersama pelayan membawa minuman untuk mereka semua.
"Hm,, untuk apa aku berbohong? Lihat saja ke depannya, aku akan membawa menantu yang lebih cantik dan lebih pintar serta lebih kaya daripada dia." Ucap Aulia tanpa memikirkan perasaan Amira yang sedang menuang minuman untuk semua teman-temannya.
"Astaga,, perempuan yang malang." Salah seorang berbicara sembari menatap kasihan pada Amira.
"Benar sekali, inilah sebabnya jika perempuan tidak merawat diri dengan baik. Jadinya suaminya melirik wanita yang lebih cantik daripada dia." Tidak ada lagi yang sungkan untuk menghina Amira.
Jika Aulia sendiri sebagai mertuanya sudah menghinanya, maka mereka pun tidak ada hak untuk membela perempuan itu.
Sementara Aulia, dia hanya diam saja melihat menantunya, sebab dia tahu menantunya hanya akan menurut padanya dan tidak akan mengatakan apapun.
Perempuan itu hanya akan menahan air matanya di sini tetapi ketika sudah sendirian, barulah akan menangis diam-diam.
Sudah berkali-kali Aulia memergoki Amira menangis di kamar mandi sendirian. Tetapi dia hanya tersenyum senang dan menunggu agar perempuan itu segera meninggalkan kediamannya.
Agar anaknya yang tampan bisa mendapat perempuan yang lebih cantik dan lebih baik dari Amira.