Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Anna mengambil ponselnya di atas nakas. Dia mengunggah foto-foto liburannya bersama Reyhan di media sosial. Anna juga menjadikan foto mesranya di status chat miliknya. Anna membuat foto Reyhan terkesan blur.
Dia tidak ingin Dimas mengetahui terlebih dulu siapa itu Reyhan. Anna akan perlahan-lahan menunjukan jika dirinya sedang berdekatan dengan seorang pria.
Di mata orang lain mungkin Anna telah melakukan dosa dengan berselingkuh. Membuat hatinya di penuhi dendam memang salah. Tapi Anna sudah banyak memberikan Dimas kesempatan.
Selama satu tahun, Dimas dan Lisa menjalin hubungan terlarang. Lalu mereka menikah secara diam-diam. Anna tidak di perlakukan secara adil. Setiap pertemuannya bersama Dimas pasti ada nama Lisa yang di sebut suaminya.
Perceraian, bisa saja Anna mengugat cerai Dimas. Tapi, itu tidak adil menurut Anna. Dia akan membalas Dimas dengan cara yang suaminya lakukan. Bagaimana Dimas merasakan sakit jika melihat istrinya berselingkuh dengan pria lain.
Anna menuruni anak tangga. Dia langsung menuju ruang makan untuk makan malam. Maya terlihat membereskan meja makan. Saat Dimas ke kamar Anna, ternyata Lisa meminta makanan yang sudah di buat oleh Maya untuk di bawa pulang. Untung saja dia memisahkan makanan lain untuk Anna.
"Nona ... makan malamnya sudah siap," ucap Maya.
"Apa Lisa membawa makanan dari sini?" tanya Anna.
Maya mengangguk. "Iya ... dia meminta makanan untuk di bawa pulang."
"May ... aku minta, kamu saja yang memasak mulai besok," pinta Anna.
"Baiklah," sahut Maya.
Selesai makan malam, Anna langsung kembali ke kamar tidurnya. Dia hanya ingin istirahat saja malam ini. Anna merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang kasur.
Di sisi lain Dimas termenung memikirkan ucapan dari Anna. Dia sendiri juga tidak bisa membagi waktu untuk Anna dan Lisa. Dimas juga menyadari jika dia tidak pernah memberi keadilan pada Anna.
Dimas mengambil ponselnya. Dia hendak menelepon Anna. Namun dia kaget saat melihat status di media social istrinya. Anna mengunggah foto-foto mesranya bersama seorang pria.
Dimas mengengam ponselnya dengan sangat erat. Dia begitu geram melihat foto itu. "Anna ... apa karna aku tidak mau bercerai, kamu selingkuh?"
Dimas memang tidak mau bercerai dari Anna. Dia juga sangat mencintai istri tuanya itu. Anna yang sudah Bertahun-tahun mendampingi dirinya.
Dimas mengambil kunci mobil untuk pergi ke rumah Anna. Dia akan meminta penjelasan mengenai foto mesra itu. Dimas bergegas menuju pintu rumah.
"Dimas ... kamu mau kemana?" pekik Lisa.
Dimas menghentikan langkah kakinya. "Aku ingin kerumah Anna."
"Jangan kesana! aku tidak mau di tinggal sendiri," kata Lisa.
"Lis ... kamu sadar tidak sih. Anna juga istriku. Dia juga membutuhkan aku sebagai suami," kesal Dimas akan sikap monopoli Lisa.
Lisa meraih tangan Dimas. Dia tidak ingin suaminya itu pergi ke tempat Anna. Lisa hanya ingin Dimas bersama dirinya. Dimas melepas paksa tangan Lisa. Dia segera berlari menuju pintu luar.
Lisa mengejar Dimas yang berlari menuju mobil. Kaki Lisa terpeleset saat mengejar suaminya. Dia jatuh terduduk di undakan tangga teras. Lisa meringis kesakitan.
"Dimasss," lirih Lisa.
Dimas langsung saja menghampiri Lisa yang terjatuh. Dia panik saat melihat darah mengalir di sela kaki Lisa. Langsung saja Dimas membawa masuk Lisa ke dalam mobil. Dia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Dimas berteriak kepada para suster agar membantunya. Dengan sigap para suster membawa brangkar. Dimas meletakan Lisa ke atas brangkar pasein. Segera suster mendorong brangkar menuju ruang tindakan.
Dokter segera menuju ruang tindakan untuk melakukan tugasnya. Dimas mondar-mandir menunggu di luar. Dia merasa khawatir akan keadaan anak di dalam kandungan Lisa.
Satu jam kemudian, Dokter keluar dari dalam ruang perawatan. Langsung saja Dimas, menghampiri Dokter itu.
"Gimana Dok, istri dan calon anak saya?" tanya Dimas.
"Syukurlah Anda dengan cepat membawanya kemari. Calon anak Anda masih bisa di selamatkan," ucap Dokter.
Dimas bernapas lega mendengarnya. "Syukurlah ... terima kasih, Dok!"
Dimas masuk ke dalam ruang perawatan Lisa. Dia duduk di kursi dekat ranjang pasein. Dimas mengengam tangan Lisa dan mengecupnya.
"Maafkan aku," lirih Dimas.
"Mas ... jangan pergi menemui Anna," ujar Lisa.
Dimas mengangguk. "Baiklah ... aku tidak akan menemui Anna."
Lisa mulai tertidur karna pengaruh obat yang di suntikan oleh Dokter. Dimas tersandar di badan kursi. Dia berada di dalam dilema. Dimas kembali melihat foto-foto mesra Anna bersama Reyhan.
"Ann ... aku yakin kamu tidak akan pernah berbuat jauh dengan pria ini. Aku akan membiarkan kamu bermain dulu. Mungkin kamu hanya ingin membalasku," gumam Dimas.
Entah Dimas yang terlalu cinta pada Anna. Atau dia memang percaya pada istri tuanya itu. Yang jelas Dimas tidak memusingkan foto-foto itu. Dimas yakin jika Anna masih menjaga kehormatannya sebagai seorang istri.
Dimas memang sempat merasa kaget saat melihat foto mesra Anna. Tapi saat itu juga dia sadar. Anna hanyalah ingin membalasnya saja. Anna sangat mencintai dirinya.
Dimas merebahkan dirinya di sofa yang tersedia di ruang rumah sakit. Dia memejamkan matanya lalu tertidur.
...****************...
Pagi harinya Dimas bersiap-siap untuk ke kantor. Untuk pertama kalinya Dimas tidak berkunjung ke rumah Anna. Dimas menuruti kemauan Lisa yang tidak menginginkan dirinya menemui Anna.
Anna melirik jam di dinding. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi. Tapi Dimas tidak datang kerumahnya. "Tumben ... Dimas tidak datang kerumah."
Anna sarapan sendiri setelah itu dia berangkat menuju butik. Anna masuk ke dalam mobil dan melaju menuju butiknya.
Sesampainya di butik, Anna kaget karna sudah ada sebuket bunga mawar yang menyambut kedatangannya. Buket itu di kirim oleh Reyhan.
Reyhan memang sudah memberi pesan kepada bawahannya agar setiap hari mengirimkan Anna bunga. Dia ingin selalu Anna merindukan dirinya.
Anna mencium aroma dari bunga itu. "Rey ... kamu romantis sekali. Jadi kangen deh sama kamu."
Dering ponsel Anna berdering. Itu panggilan dari Reyhan. Anna secepatnya mengangkat panggilan itu.
"Reyhan ... kamu sudah sampai?" ~ Anna.
"Sudah ... kamu sudah terima bunganya?" ~ Rey.
"Sudah ... makasih banyak." ~ Anna.
"Apa kamu baik-baik saja di sana?" ~ Rey.
"Aku baik-baik saja. Kamu kapan pulang?" ~ Anna.
"Baru sehari saja, kamu sudah kangen." ~ Rey.
"Hehehe ... cepatlah pulang." ~ Anna.
"Iya sayang." ~ Rey.
Anna mematikan sambungan teleponnya. Dia sangat senang akan panggilan telepon dari Reyhan. Pria itu sudah menjadi mood booster Anna di pagi hari.
Rey tersenyum bahagia setelah mendengar suara dari kekasih hatinya. Dia menjadi bersemangat menyelesaikan pekerjaannya. Rey ingin cepat pulang dan bertemu dengan Anna.
Tapi, ada satu orang yang sangat kesal akan hal itu. Dia adalah Diki kaki tangan sekaligus sahabat Reyhan. Karna sahabatnya sedang jatuh cinta, Diki harus ikutan lembur agar pekerjaan mereka cepat selesai.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.