Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Menjadi Orang Ketiga Yang Diutamakan
...“Apakah kau sudah buta? Perlukah aku panggilkan dokter ahli mata terbaik di rumah sakit ini untuk memeriksakan matamu, hmm?”...
“Helena kenapa kau ….”
“Diam kau, Nath! Sebelum aku membuatmu menyesal karena berani membuka mulutmu itu untuk membelanya!” sentak Helena memotong perkataan Nathan yang berniat membela kekasihnya, “Kenapa kau bisa berhubungan dengan wanita ini? Bahkan lebih baik kau bersama dengan Zhea saja dibandingkan dengan wanita ini!” imbuhnya.
Benar sekali, Helena memang tidak pernah menyukai Giselle walaupun mereka bekerja di rumah sakit yang sama. Bahkan bukan hanya Helena, tetapi dokter ataupun perawat lainnya juga tidak menyukai Giselle karena sikapnya yang terkesan angkuh dan sombong.
“Mengapa kau berbicara seperti itu, Helena?” Nathan bersiap berdebat untuk membela kekasihnya.
Brakk ….
“Haish, bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk diam Nathan bodoh!”
Pukulan keras diatas meja dari Helena membuat perhatian semua orang yang berada di area kantin beralih kepada mereka. Nathan spontan terdiam, kerena untuk pertama kalinya dia melihat sahabatnya bisa semarah itu. Zhea dan Giselle juga memilih diam, karena tidak ingin memperkeruh suasana meskipun keduanya yang memulai.
“Zhea! Kau ingin mendapatkan cinta Nathan, bukan?” Helena beralih bertanya pada Zhea yang hanya mengangguk membenarkan, “Bagus, rebut saja Nathan dari wanita ini! Aku akan menjadi pendukung terbesarmu. Katakan saja, jika kau membutuhkan bantuan untuk memisahkan mereka berdua maka aku akan dengan senang hati melakukannya untukmu,” sambungnya.
“Sialan, aku jadi tidak nafsu makan lagi!” umpat Helena yang memilih pergi setelah mengatakan itu kepada Zhea.
Kini tersisa Nathan, Giselle dan Zhea yang masih duduk di salah satu meja kantin menjadi bahan bisikan semua orang. Tidak tahan dengan para penggosip, Nathan pun mengajak kekasihnya untuk pergi dari sana dan mengabaikan Zhea. Apalagi perkataan Helena malah dibenarkan oleh sebagian orang yang malah mendukung Zhea.
“Kak Nath, tunggu aku!”
Zhea yang merasa ditinggalkan begitu saja, tentu tidak diam saja. Dia segera menyusul Nathan dan Giselle, tapi kerena tidak berhati-hati alhasil Zhea malah terjatuh cukup keras karena tidak sengaja tersandung salah satu kakinya sendiri.
Brugh ….
“Arghh …. Sakit sekali!” Zhea merintih kesakitan sembari memegangi salah satunya kakinya yang sepertinya terkilir.
“Zhea, di bagian mana yang terluka?”
Tanpa memperdulikan kekasihnya, Nathan segera berbalik dan menghampiri Zhea untuk memeriksa keadaannya dengan raut wajah khawatir sekaligus cemas. Giselle hanya bisa terdiam menatap kekasihnya yang begitu memperdulikan wanita yang ingin memisahkan mereka. Sebagai kekasihnya, Giselle merasa bahwa dia bukan prioritas Nathan setiap kali ada Zhea diantara mereka.
“Kaki kananku sangat sakit, Kak Nath!” adu Zhea yang terus meringis kesakitan, apalagi ketika Nathan memegang kakinya yang terasa sakit.
“Sepertinya hanya terkilir,” ujarnya setelah memeriksanya secara sekilas, “Aku akan mengantarmu ke ruang perawatan lebih dulu dan ….”
“Nath, kita akan terlambat jika kau sendiri yang mengantarnya! Lebih baik kau suruh orang lain saja yang mengurusnya,” sela Giselle mengingatkan bahwa mereka sudah berjanji untuk bertemu dengan orang yang akan mempersiapkan pertunangan mereka minggu depan.
“Tapi—”
“Baiklah, terserah kau saja!”
Giselle kembali memotong ucapan Nathan dan pergi begitu saja, dia tahu bahwa Nathan pasti akan lebih mengutamakan cucu dari keluarga Xavier itu. Apalagi Zhea merupakan putri kesayangan dari Lucia, orang yang paling Nathan hormati dan segani. Namun, siapa sangka Nathan tetap mengejar Giselle dengan menggendong Zhea di punggungnya.
“Giselle, aku tidak bisa membiarkan Zhea begitu saja! Kau sendiri tahu ‘kan alasannya,” ujar Nathan berusaha membujuk kekasihnya.
“Kalau begitu batalkan saja fitting bajunya, dengan begitu kau bisa fokus merawat adik kecilmu itu” balas Giselle yang jelas sengaja mengatakan seperti itu untuk memancing emosi Zhea.
Namun, sayangnya Zhea sama sekali tidak peduli dan semakin memperat pelukannya pada Nathan. Dia bahkan berkata tanpa suara, “Pada akhirnya adik kecil inilah yang akan jadi pemenangnya! Jangan hanya batalkan fitting nya tapi putuskan juga hubungan kalian.”
“Kau ….”
“Ada apa?” tanya Nathan yang jelas tidak tahu apapun, mengingat Zhea berada di belakang punggungnya.
“Baiklah, ayo kita antarkan dia pulang lebih dulu. Dan setelah itu kita baru pergi untuk melakukan fitting baju pertunangan kita.”
Giselle berusaha menahan amarahnya, dia tidak boleh gegabah dalam menghadapi Zhea yang jelas memiliki kecerdikan diatas rata-rata untuk memisahkannya dengan Nathan.
“Tapi bukankah kau bilang kita akan terlambat jika mengantarnya ke kediaman Xavier lebih dulu?” Nathan hanya mencoba mengingatkan apa yang Giselle katakan.
“Lalu apa maumu sebenarnya? Apakah kau ingin dia ikut dengan kita, begitu?” Geram sudah Giselle menghadapi kekasihnya itu.
“Apakah kau tidak keberatan?” Zhea seketika tersenyum senang mendengar pertanyaan Nathan.
“Terserah!”
Maka kebalikannya dengan Giselle yang hanya bisa menahan kemarahannya atas sikap tidak peka Nathan. Namun, pada akhirnya Zhea menjadi orang ketiga diantara mereka yang selalu diutamakan oleh Nathan. Akan tetapi, kini Zhea sangat menyesal karena telah mengikuti keduanya. Dimana dia menyaksikan sendiri bagaimana Nathan dan Giselle melakukan sesi foto untuk dekorasi pertunangan mereka.
Zhea hanya bisa duduk menahan sesak di hatinya, ketika melihat pria yang sangat dia cintai berpose mesra dengan kekasihnya. Keberadaannya bahkan seolah tidak terlihat oleh orang-orang di sana yang terus memuji betapa cocoknya Nathan dengan Giselle.
“Seharusnya aku yang berada di posisi itu! Seharusnya aku yang menjadi wanita yang paling kau cintai, Kak Nath! Kenapa harus dia dan bukan aku? Kenapa?” Kata Zhea lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Bersambung....
kaboooorrr