"Kita sudah ditakdirkan untuk bertemu. Kamu adalah milikku. Kita akan bersatu selamanya. Maukah kamu menjadi ratu dan permaisuri ku, Lia?" ucap Mahesa.
Dia di lamar oleh Mahesa. Pemuda tampan itu dari bangsa jin. Seorang pangeran dari negeri tak terlihat.
Bagimana ini...?
Apa yang harus Lia lakukan...?
Apakah dia mesti menerima lamaran Mahesa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minaaida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32 Pingsan
Dia tak ingin terlihat aneh, berbicara sendiri sementara orang - orang akan melihat aneh Karena selain dirinya tak ada yang bisa melihat Mahesa kecuali orang yang memiliki anugerah atau indra ke enam.
Mahesa terlihat menarik napas dalam-dalam sebelum berucap. Dia tahu apa yang ada di pikiran sang istri. "Dinda,... ada yang ingin kanda tunjukan pada mu sebelum aku pergi."
Lia tertegun dan menoleh. "hmm, kanda ingin pergi, pergi ke mana?" tanya Lia heran.
"Aku harus menyelesaikan sesuatu", jawab Mahesa ambigu. Pemuda itu diam tak bergerak ketika merasakan keresahan hati Lia. Bukannya dia tak tahu apa yang dipikirkan Lia. Namun saat ini ada hal yang lebih penting dari semua itu.
Mahesa mendesah dan melepaskan pelukannya. Dia membalikkan tubuh Lia hingga menghadap ke arah nya. Menatap lekat manik Lia yang berwarna hitam legam.
"Maaf jika kamu terpaksa harus menjalani semua ini, Dinda. Aku berharap Dinda bisa bersabar menghadapi semua ini. Aku tahu apa yang kamu inginkan. Percayalah, Kanda sangat mencintaimu. Namun keadaan ku belum memungkinkan untuk mewujudkan semua keinginan mu itu , Dinda ", ucap Mahesa.
Lia tertunduk mendengar ucapan Mahesa. Dia lupa, suaminya itu bangsa jin yang dapat membaca apa yang dia pikirkan.
"Iya,... aku tahu. Tapi kanda, apa selama nya hubungan kita akan seperti ini. Kanda tak pernah menjelaskan semua hal yang terjadi padaku ", ujar Lia sedikit putus asa.
Dia tak pernah bermimpi memiliki hubungan dengan seorang pria yang tak bisa terlihat.
Lantas bagaimana kelak dia akan menjelaskan tentang hubungan nya kepada semua orang.
Kehidupan nya kini berubah total. Sejak menikah dengan pemuda yang berasal dari bangsa jin, kini dia pun bisa melihat berbagai penampakan makhluk ghaib seperti hantu, dedemit, bahkan makhluk kegelapan lain.
Yang paling membuat Lia susah, kini dia bahkan juga bisa melihat semua makhluk yang di pakai orang - orang untuk penglaris usaha. Maka sudah tentu, dia jadi susah mendapatkan makanan yang tidak terkontaminasi dengan hal - hal yang berbau mistis seperti itu.
Banyak rumah makan menggunakan pesugihan untuk menarik pengunjung. Jadi sekarang ini dia semakin sulit mencari rumah makan yang tidak memakai jin untuk menarik penglaris yang bentuknya amat sangat menjijikan itu.
Hari sudah semakin sore, Iteung sudah datang dan dia juga sudah mandi dan berganti pakaian sejak tadi.
Sejak tadi Rendi masih tertidur pulas dan belum juga bangun. Tadi ada seorang perawat yang menyuntikkan obat pada selang infus sehingga semakin membuat pemuda itu terlelap pulas.
"Lia,... aku mau curhat sama kamu", ucap Iteung pada Lia dengan suara pelan.
Mereka berdua sedang duduk lesehan di tikar di kamar Rendi.
"Apa yang kamu mau curhatin, Teung?" , tanya Lia penasaran.
Dengan suara pelan setengah berbisik, Iteung menceritakan semua yang dia dan Rendi tadi perbincangkan.
"Benaran dia bilang seperti itu, Teung?", tanya Lia yang masih shock setelah mendengar cerita Iteung.
"Benar, Lia. Aku nggak pernah bohong padamu. Serius,... ini beneran loh", jawab Iteung sedikit kesal. Sepertinya Lia tak percaya dengan apa yang dia katakan.
"Terus,... bagaimana dengan kamu. Apa kamu juga punya perasaan yang sama dengan Mas Rendi?", tanya Lia lagi.
Wajah Iteung tiba - tiba muram. "Entahlah,.. aku juga tidak tahu, Lia..", ujar nya lirih.
Lia terdiam mendengar jawaban Iteung. Dalam hati dia hanya bisa memahami bagaimana cara pandang Iteung terhadap Rendi. Pasti sulit bagi Iteung mengakui jika dia pun mencintai Rendi. Temannya itu mungkin sudah melihat siapa dirinya dan Rendi.
Kisah cinta Iteung sebenarnya tak jauh berbeda dengan dirinya. Dia mencintai lelaki yang tidak bisa terlihat. Hanya dia seorang yang tahu seperti apa wujud orang yang dia cintai. Sementara Iteung, dia hanya bisa mencintai Rendi tapi tak bisa memiliki pemuda itu karena sadar dirinya yang tak sepadan.
Hari sudah semakin malam. Lia kembali ke kamar perawatan Enah karena para pekerja rumah makan yang membesuk Enah mengatakan jika mereka juga ingin membesuk Rendi.
Akhirnya para pekerja itu membesuk Rendi sebelum pulang kembali ke mes.
Setelah semua para pekerja itu pulang, tinggal lah Lia dan Iteung di kamar masing - masing.
Selang beberapa saat kemudian, tubuh Rendi mengejang hebat. Demikian pula halnya dengan tubuh Enah. Baik Lia dan juga Iteung kini menjadi panik di buat nya.
Di ruangan Enah...
Lia melihat tubuh Enah mengejang hebat membuat gadis itu menjadi kebingungan dan juga takut. Mata Enah tiba - tiba terbuka lebar dan melihat ke sekeliling ruangan dengan nyalang. Mata itu terlihat seperti ketakutan.
Lia yang takut akhirnya menekan tombol darurat untuk memanggil perawat. Tak lama kemudian, beberapa dua orang perawat datang ke ruangan Enah.
Mereka juga merasa bingung dengan kondisi Enah.
"Cepat panggil dokter, kita tidak tahu apa yang terjadi!", teriak salah seorang dari perawat itu.
Salah seorang rekannya berlari ke luar untuk memanggil dokter .
Di dalam ruangan Rendi, hal yang sama terjadi juga pada pemuda itu. Tubuh Rendi mengejang hebat. Matanya membelalak lebar dan mulutnya bergerak seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Iteung yang melihat hal itu dengan cepat memanggil perawat. Dalam sekejap perawat berdatangan ke kamar Rendi.
Sama halnya dengan Enah, perawat yang mengurus Rendi pun tak mengerti mengapa pasien bisa mengalami hal seperti itu. Mereka pun akhirnya memanggil dokter karena tidak tahu apa yang yang harus mereka lakukan.
Di ruang perawatan Enah, perawat yang merawat Enah kelimpungan melihat hal itu. Lia menatap Enah yang terlihat sangat ketakutan. Dia memperhatikan ke sekeliling ruangan. Arah pandangnya mengikuti tatapan mata Enah.
Deg,... jantung Lia berdegup kencang.
Kini dia paham apa yang menyebabkan Enah berperilaku demikian.
Lia bisa melihat dengan jelas sosok berwarna hitam legam dan bertubuh besar sedang berada di atas tubuh Enah. Sosok itu hanya memakai celana ponggol berwarna hitam. Sosok itu terlihat begitu mengerikan. Kepala nya botak, kulitnya hitam dan matanya menyala merah seperti i keluar dari rongganya. Sosok itu bertaring panjang dengan bibir lebar berwarna merah seperti darah. Mata Lia terpaku tak berkedip menatap ke arah makhluk itu.
Merasa di perhatikan, sosok itu pun akhirnya menoleh menatap ke arah Lia
Deghh,....
Jantung Lia berdegup kencang. Sosok itu menyeringai dan kini bangkit menghampiri Lia.
Mata Lia terbelalak melihat makhluk menyeramkan itu berjalan menembus beberapa perawat yang sedang mengurus Enah, menuju ke arah nya.
Setelah sosok itu pergi meninggalkan Enah, Enah akhirnya pingsan. Tapi sialnya, kini sosok itu malah mendatangi Lia. Sekarang Lia lah yang kini terancam dalam bahaya tanpa seorang pun yang tahu.
Lia tak mampu bersuara ketika makhluk itu sudah berdiri di hadapannya. Pita suara nya seperti di cekik. Dia ingin berteriak tapi suaranya seolah - olah hilang. Lagi pula tak ada yang melihat keberadaan makhluk itu selain dirinya. Para perawat dan dokter sedang fokus merawat Enah yang kini dalam keadaan pingsan.
Lia semakin ketakutan. Lama kelamaan, ... Lia mulai hilang kesadaran. Pandangan nya mulai gelap. Setelah itu dia tak ingat apa-apa lagi. Lia pingsan.
Nahhhh,....apa yang terjadi berikutnya? Penasaran kan???
Kalau begitu jangan lupa beri like dan berikan cerita ini subscribe. Terima kasih, atas semua dukungan yang diberikan oleh reader semua. Dukungan kalian sangat berarti bagi ku. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻