Jeslyn wanita yang berprofesi sebagai Dokter Bedah, dipaksa menikah dengan Dave Christian Tjendra penerus dari Tjendra Group yang tidak lain adalah cinta pertama sekaligus anak dari sahabat ayahnya.
Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahannya karena selalu diacuhkan oleh suaminya, Jeslyn juga harus merelakan suaminya menikah lagi atas desakan ibu mertuanya karena dirinya belum juga hamil setelah satu tahun pernikahan.
Jeslyn yang tidak sanggup untuk melihat suaminya menikah lagi memilih untuk bercerai. Dave yang awalnya sangat ingin bercerai dari Jeslyn karena tidak mencintai istrinya, tiba-tiba berubah pikiran. Davetidak mau melepaskan Jeslyn. Dia tidak rela kalau nanti Jeslyn menikah dengan orang lain.
"Jika kau tidak mencintaiku, maka, lepaskanlah aku." -Jeslyn
"Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu." -Dave
Banyak konflik dan cerita berliku, jika tidak suka dengan cerita ini silahkan di SKIP. Harap bijak dalam memberikan bintang. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kedua
Jeslyn dan Dion membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke tempat acara pernikahan Dave. Sesampainya di tempat tujuan, Jeslyn mengaitkan tangannya di lengan Dion.
Dengan senyuman tipis, dia memasuki ruangan ballrom dengan percaya diri. Dia tidak mau terlihat sedih di mata Dave dan keluarganya, terutama di mata Felicia, istri kedua Dave.
Jeslyn dan Dion tidak langsung menghampiri pasangan yang sedang berbahagia yang sudah resmi menjadi pengantin baru. Pasangan yang baru sah menjadi suami istri itu terlihat sedang sibuk berbicara dengan tamu penting ibu Dave.
Jeslyn memilih mencari tempat duduk yang kosong sambil menikmati makanan dan mengobrol dengan Dion. Mereka terlihat akrab sekali. Beberapa tamu yang datang sempat memperhatikan Jeslyn dari kejauhan tanpa disadari olehnya.
Jeslyn dan Dion memutuskan untuk mengampiri Dave dan Felicia setelah melihat tidak ada tamu lagi yang menghampiri mereka.
“Dave, Felicia, selamat atas pernikahan kalian. Aku doakan semoga perjalanan rumah tangga kalian nanti selalu bahagia dan segera mendapatkan keturunan.” ucap Jeslyn tanpa mengulurkan tangannya.
Dave menatap tajam sejenak pada tangan Jeslyn yang sedang memegang lengan Dion. Beberapa detik kemudian tatapannya beralih pada Dion.
“Terima kasih Jeslyn karena kamu sudah mau datang ke pernikahan kami yang bahagia ini,” ucap Felicia lembut saat melihat Dave tampak hanya diam. Dia menampilkan senyum lebar pada Jeslyn sambil memegang lengan Dave.
Dave yang merasa risih langsung menepis tangan Felicia. Dia kemudian beralih menatap Dion. “Apa kau tahu siapa wanita yang berada di sampingmu ini?” tanya Dave dengan wajah meremehkan.
“Tentu saja aku tahu. Aku mengenal dia lebih dari siapapun,” jawab Dion mantap.
Dion tahu kalau Dave saat ini ingin memberitahukan padanya kalau Jeslyn sudah menjadi milik orang lain. Dave juga seperti secara terang- terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada dirinya.
Dave menyunggingkan bibirnya. “Benarkah? Sepertinya kau yakin sekali. Apa kau tahu kalau dia sudah menjadi milik seseorang?”
Jeslyn menatap tajam ke arah suaminya. “Dave cukup!” ucap Jeslyn dengan nada tinggi.
Dion mengusap lembut tangan Jeslyn yang berada di lengannya, berusaha menenangkan Jeslyn yang terlihat mulai marah.
“Tuan Dave, kau tidak perlu mengkhawatirkan dia. Lebih baik kau perhatikan istrimu yang cantik ini,” ucap Dion dengan senyuman smirknya.
Dion kemudian memajukan tubunya dan berbisik pada Dave. “Kau sudah menyia-nyiakan Jeslyn, jadi mulai sekarang aku akan mengambilnya darimu.”
Dion menjauhkan tubuhnya dari Dave lalu tersenyum sinis. Tidak ada yang mendengar bisikan Dion, selain Dave.
“Kami permisi dulu Tuan Dave. Kami harus menemui teman kami di sana,” pamit Dion sopan.
Dave tampak mengepalkan tangannya setelah melihat Jeslyn dan Dion pergi. Dia terkejut saat mendengar ucapan Dion tadi. Dave menebak kalau Dion sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Jeslyn, sebab itu mengatakan hal itu padanya.
Setelah Jeslyn dan Dion menghampirinya ke pelamin, tatapan Dave tidak pernah lepas dari Jeslyn. Dia selalu memandang Jeslyn dari kejauhan. Kalau saja ini bukan acara pernikahannya. Dia pasti sudah menyusul Jeslyn dan membuat perhitungan dengan Dion.
Selama acara berlangsung Dave tampak tidak pernah tersenyum sama sekali. Hanya Felicia yang terlihat sangat bahagia. Tentu saja dia bahagia, menikah dengan Dave adalah impiannya sejak lama.
Ketika Dion pergi ke toilet, Jeslyn mencari tempat duduk di sudut ruangan. Tanpa Jeslyn sadari kalau Dave sedang berjalan ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Dave menarik tangan Jeslyn menjauh dari tempat pesta. Jeslyn yang terkejut mencoba untuk melepaskan tangannya, tapi tidak bisa. Tenaga Dave lebih besar darinya.
“Dave lepaskan aku. Apa kau tidak takut kalau ada yang melihat?” pekik Jeslyn karena Dave terus saja berjalan menuju kamarnya dan tidak mau melepaskan tangan Jeslyn.
“Aku tidak peduli.” Dave membuka pintu kamarnya kemudian menghempaskannya ke tempat tidur. “Jadi kau sudah memiliki hubungan dengan laki-laki itu?” tanya Dave dengan wajah yang diliputi amarah. Wajahnya menggelap, rahangnya mengeras dan tubuhnya mengeluarkan aura mengerikan.
Jeslyn bangun dan duduk di tepi tempat tidur. “Kami hanya berteman Dave,” jelas Jeslyn pelan. Dia merasa takut melihat ekspresi Dave saat ini.
“Apa kau sudah memberitahu dia tentang hubungan kita?”
Jeslyn menggeleng. “Tidak Dave, tidak ada yang tahu kecuali kau dan keluargamu.”
“Lalu kenapa dia bisa tahu tentang hubungan kita? Dia bahkan berani berkata ingin merebutmu dariku.”
“Dia tidak mungkin tahu, Dave. Aku tidak pernah memberitahunya. Kalau dia tahu, pasti dia akan bertanya padaku lebih dulu. Dia tidak mungkin diam saja.”
Dave mendekati Jeslyn dengan sorot mata tajam. “Dengar Jeslyn, aku akan membuatnya cacat kalau dia berani merebutmu dariku. Aku peringatkan padamu, menjauh darinya atau akan kubuat dia merasakan akibatnya. Jangan berani menguji kesabaranku!”
“Dave aku mohon jangan libatkan Dion dalam urusan rumah tangga kita. Dia tidak tahu apa-apa.”
“Aku tidak suka kau dekat dengannya. Aku lebih tidak suka lagi kalau ada yang berniat merebut apa yang sudah menjadi milikku."
Jeslyn berusaha untuk menjelaskan pada Dave dengan hati-hati agar dia mengerti. “Dave kau salah paham. Kami tidak memilki hubungan apa-apa. Kami hanya berteman.”
“Kau kira aku tidak tahu kalau laki-laki itu menyukaimu? Jeslyn, sudah aku bilang, aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun. Kau adalah milikku, selamanya akan tetap menjadi milikku.”
Perkataan Dave memancing kekesalan Jeslyn. “Kau jangan lupa Dave, aku sudah menandatangi surat perjanjian itu, yang berarti kau harus menceraikan aku ketika Felicia melahirkan anak untukmu.”
Dave menyeringai. “Kau jangan yakin dulu. Belum tentu Felicia bisa memberikan anak untukku. Kalau dia tidak bisa, maka kau yang harus memberikan aku keturunan supaya aku bisa menceraikan Felicia nanti.”
Jeslyn menatap Dave dengan wajah bingung. “Apa maksumu, Dave?”
“Maksudku adalah kau harus menjadi istriku selamanya. Jangan pernah bermimpi bisa lepas dariku.”
“Dave jangan mempermainkan aku. Kau sudah berjanji untuk menceraikan aku nanti.”
“Kita lihat saja nanti, apa kau bisa lepas dariku.”
Karena suasana semakin memanas, Jeslyn kemudian berkata, “Dave lebih baik kau kembali ke bawah. Ibu dan istrimu pasti sedang panik mencarimu. Kita bisa bicara lain kali,” ucap Jeslyn sambil berdiri. Dia berusaha menghentikan perdebatan mereka karena tidak mau menimbulkan masalah baru lagi disaat pernikahan suaminya.
“Kau tidak boleh kemana-mana. Kau harus tetap di sini. Kalau sampai kau melangkah keluar dari sini dan pulang bersama laki-laki itu, percaya atau tidak aku akan membuatnya cacat seumur hidup,” ancam Dave dengan wajah yang penuh amarah.
“Jika kau tidak nyaman dengan bajumu saat ini, ganti gaunmu dengan bajuku yang yang ada di lemari. Aku akan segera kembali,” ucap Dave sebelum dia menutup pintu.
Setelah selesai berbicara, dia berjalan keluar tanpa menunggu jawaban dari istrinya. Jeslyn terpaksa menelpon Dion dan menyuruhnya untuk pulang sendiri. Dia meminta maaf pada Dion karena dirinya tidak bisa pulang bersamanya.
Jeslyn beralasan kalau dia memiliki urusan mendadak jadi harus segera pergi. Dia terpaksa melakukan itu karena tidak berani membantah perkataan Dave dan terpaksa menuruti kata-katanya.
Jeslyn hanya tidak ingin membuat keributan dengan Dave di hari pernikahannya. Setelah selesai menelpon Dion, dia memutuskan untuk mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakain Dave yang ada di lemari. Setelah mandi, dia memakai baju yang diambil tadi.
Dia sengaja memilih baju Dave yang berukuran besar untuk dipakainya. Panjang baju Dave yang dipakai oleh Jeslyn sampai di atas lutut, setidaknya pahanya tertutup oleh baju karena dia hanya memakai dalam saja. Dia tidak mungkin memakai celana pendek Dave karena ukurannya kebesaran.
Jeslyn memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan langsung menutupi tubuhnya dengan selimut supaya bagian bawahnya tidak terekspos.
Setelah acara pernikahan selesai digelar, Dave terlihat masuk ke dalam kamarnya sendirian. Dia lebih memilih kembali ke kamarnya dari pada ke kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh pihak hotel untuk pasangan pengantin baru itu.
Sementara di kamar lain, Felicia tampak kesal saat Dave tidak mau tidur dengannya pada saat malam pertama mereka. Felicia mencoba berpikir positif. Mungkin Dave memang kelelahan dan membutuhkan istirahat yang cukup sehingga Dave memilih tidur sendiri supaya tidak ada yang mengganggunya. Felicia tidak tahu kalau saat ini ada Jeslyn di kamar yang di tempati oleh Dave.
Dave yang baru memasuki kamarnya, perlahan berjalan ke tempat tidur dan memandang wajah Jeslyn yang tampak sudah tertidur. Dia kemudian melepaskan pakaian bagian atasnya lalu berjalan masuk ke kamar mandi.
Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Dave memutuskan untuk mandi agar tubuhnya segar. Dia merada sangat lelah hari ini karena harus menyambut banyak tamu undangan tadi.
Setelah mandi dan berganti pakaian Dave tampak mengeringkan rambutnya sambil berjalan menuju dinding kaca yang menghadap ke pemandangan ibu kota. Dave tampak sedang menelpon seseorang, tidak lama kemudian dia mengakhirinya.
Dave termenung sebentar kemudian melangkahkan kaki menuju tempat tidur lalu menaiki tempat tidur dengan hati-hati. “Jeslyn apa kau sudah tidur?” tanya Dave sambil memegang bahu Jeslyn dan mengguncangnya dengan pelan.
Jeslyn tampak tidak bergerak. “Jeslyn,” panggil Dave lagi. Karena tidak ada jawaban juga, Dave memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di samping istrinya.
Dave mencoba memejamkan matanya. Rasa kantuk dan lelah mendadak hilang. Mungkin karena dia baru saja selesai mandi jadi matanya kembali segar. Dave meraih ponselnya saat mendengar ada pesan masuk.
Dia tampak malas saat mengetahui pesan yang berasal dari Felicia. Felicia masih meminta Dave untuk tidur bersama dengannya di kamar pengantin. Felicia beralasan kalau dirinya takut tidur sendirian.
Dave memutuskan untuk mematikan ponselnya agar Felicia tidak menghubunginya lagi. Dave memilih untuk segera tidur. Dave tidur menyamping menghadap punggung Jeslyn, kemudian bergeser mendekatkan tubuhnya pada Jeslyn kemudian memeluknya dari belakang.
Bersambung...