Berbagi Cinta : Cinta Sesungguhnya
Jeslyn berjalan keluar dari rumah sakit dengan langkah terburu-buru setelah mendapatkan pesan dari suaminya yang memintanya untuk segera pulang ke rumah. Setelah masuk ke dalam mobilnya, dia melepas jas putih yang melekat pada tubuhnya kemudian meletakkan di tempat duduk kosong di sebelahnya, setelah itu, dia baru melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit tempatnya bekerja.
Jeslyn, wanita berumur 30 tahun yang bekerja sebagai Dokter Bedah di rumah sakit terbesar yang ada di jakarta. Dia adalah salah satu dokter muda terbaik yang ada di rumah sakit tersebut. Dia menikah dengan dengan ahli waris dari Tjendra Group yaitu Dave Christian Tjendra yang tidak lain adalah cinta pertamanya sekaligus anak dari teman dari ayahnya saat masih hidup.
Pernikahannya sudah menginjak 1 tahun tetapi pernikahannya tidak berjalan mulus karena Dave tidak mencintainya. Mereka menikah karena dijodohkan oleh ayah Dave yaitu Rolan Christian Tjendra.
Berbeda dengan Jeslyn menerima pernikahan itu dengan perasaan bahagia karena akan menikah dengan laki-laki yang dicintainya, Dave justru menolak keras perjodohan yang ditentukan oleh ayahnya, tetapi Dave terpaksa menerimanya karena ancaman dari ayahnya.
Dulu ayah Dave pernah berhutang budi pada ayah Jesyn, ketika masih hidup. Kala itu perusahaan ayahnya Dave terancam gulung tikar. Dia sudah berusaha mencari ke sana-kemari pinjaman untuk menutupi kerugian perusahaanya, tetapi tidak ada satupun yang mau membantunya.
Hingga akhirnya ayah Dave tidak sengaja bertemu dengan ayah Jeslyn di rumah sakit saat istrinya melahirkan anak perempuan cantik yang tidak lain adalah Jeslyn. Saat itu usia Dave masih menginjak umur 5 tahun.
Ayah Dave dan ayah Jeslyn adalah sahabat ketika mereka masih duduk di bangku SMA, kedekatan mereka bertambah saat mereka sama-sama menempuh pendidikan di luar negri di kampus yang sama.
Mereka terpisah saat Antonio menikah dengan gadis yang berasal dari Surabaya. Antonio memutuskan untuk pindah ke kota asal istrinya, semenjak itulah mereka terpisah dan hilang kontak.
Antonio dan Rolan tampak bahagia saat bertemu lagi setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Saat itulah Rolan menceritakan masalahnya pada Antonio, tanpa pikir panjang Antonio langsung memberikan pinjaman dana kepada Rolan.
Rolan sangat terkejut saat Antonio menawarkan bantuan kepadanya, karena sangat sulit untuk mendapatkan pinajaman uang dalam jumlah yang besar. Bahkan Antonio tidak menanyakan kapan Rolan bisa mengembalikan uangnya.
Dia justru mengatakan untuk memberitahunya jika memerlukan bantuan lain. Saat itulah dia memutuskan untuk menjodohkan anaknya saat dewasa nanti untuk memperat hubungan kekeluargaan mereka.
Lambat laun perusahaan Rolan menjadi perusahaan terbesar di indonesia. Saat mendengar kabar kalau sahabatnya meninggal karena serangan jantung, Rolan langsung menemui keluarga Jeslyn. Saat itu, Jeslyn baru saja menyelesaikan kuliah spesialisasinya. Dia memang sudah bekerja di Rumah Sakit Victoria, tetapi masih sebagai Dokter Umum.
Setelah kepergian ayahnya, sebulan setelahnya ibunya ikut menyusul ayahnya, karena kondisi ibunya memburuk setelah kepergian ayahnya. Rolan memutuskan untuk langsung menikahkan anaknya dengan Jeslyn supaya ada yang menjaga Jeslyn setelah kepergian kedua orang tuanya.
Jeslyn memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah. Dengan langkah cepat Jeslyn berjalan masuk ke dalam rumahnya. “Kenapa kamu lama sekali? kamu tidak lihat ini sudah jam berapa?” terdengar suara berat yang berasal dari depan Jeslyn.
Jeslyn menyampirkan jas dokternya di lengan sebelah kirinya, lalu menatap takut pada suaminya. “Aku baru selesai melakukan operasi, saat aku melihat pesan darimu aku langsung bergegas pulang,” ucap Jeslyn dengan nada pelan.
Rasa cinta yang begitu besar membuatnya tidak bisa marah dengan pria di depannya, meskipun Dave selalu bersikap dingin kepadanya. Semenjak menikah dengan Dave, Jeslyn selalu mengalah pada Dave agar pernikahannya tetap bertahan.
Dave tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan dengan istrinya karena Dave sudah membuat perjanjian untuk tidak saling mengusik masalah pribadi masing-masing, asalkan tidak mencoreng nama keluarga.
Walaupun Dave tidak mencintai Jeslyn, tetapi dia tidak pernah bermain gila dengan wanita di luar. Dave selalu menjaga jarak dengan wanita lain karena sudah ada wanita yang sangat Dave cintainya. Meskipun, Dave tidak pernah mencintainya, tetapi Jeslyn selalu berharap suatu saat lambat laun Dave bisa mencintainya.
“Mandilah cepat, aku tidak mau terlambat. Kita akan pergi 20 menit lagi.” Dave berjalan meninggalkan Jeslyn tanpa menunggu jawaban dari istrinya.
“Kita mau kemana?” tanya Jeslyn yang mulai menyusul langkah kaki Dave.
Dave berhenti dan menoleh pada Jeslyn. “Ke rumah orang tuaku.” Dave berjalan pergi meninggalkan Jeslyn yang tampak terkejut saat mendengar jawaban dari Dave.
Jeslyn meremas kedua tangannya. Ada guratan kekhawatirtan di wajahnya tirusnya. Mata sipitnya terlihat menutup sebentar, Jeslyn berjalan menuju kamarnya setelah menghela napas dalam.
Jeslyn masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Dave sedang duduk di tepi tempat tidur sambil memainkan ponselnya. “Kamu mandi di sini, aku akan mandi di kamar sebelah,” ucap Dave saat mellhat Jeslyn masuk ke kamar mereka.
Dave berjalan menuju lemari pakaian kemudian berjalan meninggalkan kamar mereka. Jeslyn menghela napas kembali. Dia sebenarnya sudah terbiasa dengan sifat Dave yang cuek, tetapi terkadang dia merasa capek menjalankan rumah tangga yang tidak dilandasai oleh cinta antar kedua pasangan suami istri itu. Adakalanya Jeslyn ingin menyerah dengan rumah tangganya, tetapi dia masih sangat mencintai suaminya.
Jeslyn kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Dia memutuskan untuk segera mandi sebelum Dave memarahinya lagi karena terlalu lama di dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi, Jeslyn menuju walk in closet dan kembali keluar setelah selesai berpakaian. Dia mengenakan dress berwarna hijau zamrud yang membuat Jeslyn tampak terlihat anggun.
Jeslyn sedang mematut dirinya di depan cermin dan melihat pantulan wajahnya yang sudah dirias dengan makeup tipis justru karena makeup tipisnya membuat kecantikan alami Jeslyn semakin terpancar jelas.
“Kita hanya pergi makan malam. Kenapa kamu berdandan seperti akan pergi kencan.” Suara berat di belakangnya membuyarkan lamunan Jeslyn.
Jeslyn menoleh pada Dave, yang terlihat tampan saat mengenakan setelan kemeja hitam yang fit body dan celana panjang berwarna senada dengan bajunya. Dengan tinggi 180 Cm, membuatnya terlihat seperti model pria yang memiliki postur tubuh tegap.
“Maaf Dave, spa aku harus ganti baju yang lain?” tanya Jeslyn saat melihat mimik tidak suka dari wajah Dave.
“Tidak perlu. Nanti kita bisa terlambat. Lain kali, jika pergi keluar tanpa aku, kamu jangan berdandan seperti ini,” ucap Dave dengan wajah datar.
“Aku hanya memakai makeup yang tipis, baju yang kugunakan juga yang simpel,” jelas Jeslyn dengan nada pelan.
Dave menatap Jeslyn dengan tajam. “Seperti itu kamu bilang simpel? Yang benar saja? Kau bisa menggoda laki-laki lain diluar sana dengan dandananmu itu.”
Jeslyn sebenarnya ingin membalikkan kata-kata Dave. Selama ini dia selalu bilang tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing dan tidak berhak mengatur segala sesuatu yang bersifat pribadi, tapi sekarang dia mulai memprotes pakaian yang dia kenakan.
Selama ini Dave selalu mengatakan untuk tidak ikut campur dan tidak boleh bertanya hal pribadinya karena mereka sudah membuat perjanjian tertulis, tetapi dia tidak sanggup untuk mengatakannya. Dia hanya memendamnya dalam hati.
“Maaf.”
Hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Jeslyn. Sebisa mungkin dia tidak mengeluarkan perkataan yang memancing pertengkaran di antara mereka.
“Aku tidak peduli kau berhubungan dengan siapa. Tapi ingat, jangan melewati batasmu sampai perjanjian kita berakhir.”
Jeslyn hanya menunduk. “Baik.”
Dave pernah mengatakan mereka boleh memiliki hubungan dengan orang mereka cintai karena mereka memang hanya menunggu sampai perjanjian habis, perjanjian yang mereka buat sebelum menikah yang berisikan kalau mereka akan bercerai setelah 3 tahun menikah. Sisa 2 tahun lagi sebelum perjanjian itu berakhir, Dave dan Jeslyn masih tampak seperti orang asing, mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing.
“Kita harus pergi sekarang atau kita akan terlambat.”
Jeslyn berjalan mengikuti langkah Dave yang terlihat menuruni tangga. Jeslyn berusaha mengimbangi langkah Dave yang cepat. Untung saja Jeslyn memakai dress di atas lutut sehingg tidak menyulitkannya untuk berjalan cepat.
Terdengar nyaring suara hentakan sepatu heels yang digunakan oleh jeslyn. Mobil melaju setelah Dave dan Jeslyn masuk ke dalam mobil. Dave mengendarai mobil itu sendiri, tanpa bantuan supir menuju rumah orang tuanya.
Mobil Dave terlihat memasuki sebuah mansion besar dan mewah. Dave dan Jeslyn turun saat mobil sudah berhenti tepat di depan mansion orang tuanya. Jesyn mengaitkan tangannya di lengan Dave, saat memasuki mansion orang tua Dave. Mereka selalu berpura-pura sebagai sepasang suami istri yang bahagia saat berada di depan orang yang mereka kenal ataupun orang tua mereka.
Dave dan Jeslyn langsung menuju meja makan, karena malam ini memang ibunya mengundang mereka untuk makam malam bersama di mansionnya. Dave dan Jeslyn jarang sekali berkunjung ke rumah orang tua Dave, karena ke sibukan mereka berdua.
“Kalian sudah datang?" ujar ayah Dave saat melihat anak dan menantunya memasuki ruang makan.
“Selamat malam, Ma, Pa,” sapa Jeslyn sopan sambil duduk di samping Dave dan berhadapan langsung dengan kedua orang tua Dave.
Ayah Dave mengangguk sambil tersenyum, sementara ibu Dave hanya diam, dia berpura-pura sedang sibuk mengambilkan makanan untuk suaminya.
“Bagaimana kabarmu Jeslyn?” Ayah Dave membuka suara untuk memecahkan kehening di meja makan.
Jeslyn tersenyum. “ Baik, Pa.”
“Bagaimana pekerjaanmu?”
“Aku sedang banyak jadwal operasi Pa, jadi tidak bisa sering-sering ke sini.”
Ibu Dave tampak tidak memperdulikan kehadiran Jeslyn, begitupun dengan Dave yang sedari tadi hanya diam saja. Dia tampak tidak berminat untuk bergabung dengan pembicaraan Jeslyn dan ayahnya.
Ayah Dave mengangguk-angguk. “Tidak apa-apa, papa mengerti.”
“Kamu itu seorang istri, seharusnya kamu fokus mengurus suamimu, bukannya sibuk mengurus orang lain,” ucap Ibu Dave dengan ketus.
Jeslyn menunduk. “Maaf, Ma.”
“Mamaa, tugas dokter itukan tugas mulia. Dia menyelamatkan nyawa banyak orang, bagaimana bisa mama mengatakan hal seperti itu kepada Jeslyn,” ucap ayah Dave dengan suara keras.
Ibu Dave tampak kesal karena suaminya malah membela menantunya. “Tetapi dia itu seorang istri Pa, kewajiban utamanya adalah mengurus suaminya dulu. Sudah setahun menikah, tapi dia bahkan belum hamil juga.”
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Lisa Icha
Aku mampir thor 👋
2023-07-05
0
Hanny Hartoko
boleh gak ibu mertua kyak gitu di loak kan aja .. tuker krupuk aj
2023-04-14
0
Ukhty Nur Siahaan
Nyimak dl
2022-07-02
1