NovelToon NovelToon
Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Nandana Panesthi, seorang istri yang sempurna di mata orang-orang, terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan Dimas Larung Mahdiva, pria ambisius yang lebih mencintai kekuasaan daripada dirinya. Kehidupan rumah tangga mereka yang tampak harmonis hanyalah topeng dari kebekuan yang semakin menusuk hati Nanda.
Hingga suatu hari, Sanjana Binar Rimbawa hadir seperti badai di tengah gurun kehidupan Nanda. Seorang pria dengan tatapan yang dalam dan kata-kata yang mampu menghidupkan kembali jiwa yang hampir mati. Sanjana bukan sekadar selingkuhan dia adalah pria yang menempatkan Nanda di singgasana yang seharusnya, memperlakukannya bak ratu yang selama ini diabaikan oleh suaminya.
Namun, cinta terlarang ini tak semudah kelihatannya. Di balik kelembutan Sanjana, tersimpan rahasia yang mengancam segalanya. Sementara Dimas mulai mencurigai perubahan sikap Nanda dan bertekad untuk mengungkap siapa pria yang berani merebut perhatian istrinya.
Akankah Nanda menemukan kebahagiaan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

San Selama ini....

"Apa?" Nanda tercengang mendengar perkataan Sanjana. Tatapan matanya dipenuhi keterkejutan, tak pernah menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut San.

"Ya, Nanda," Sanjana menundukkan kepala, jemarinya meremas ujung kursi kayu tempat ia duduk. "Aku mencintaimu sejak dulu. Tapi aku hanya bisa diam… menyaksikanmu dari jauh."

Nanda terpaku. Hatinya berdebar tak karuan. Selama ini, ia mengira Sanjana hanyalah sahabat yang peduli, seseorang yang selalu ada saat ia merasa terpuruk. Namun, kini semuanya berubah. Kata-kata itu menghentak batinnya.

"San… kenapa kamu tidak pernah mengatakan apa-apa?" suara Nanda bergetar, campuran antara rasa bersalah dan bingung.

Sanjana mengangkat wajahnya, menatap Nanda dengan sorot mata yang dalam dan penuh luka. "Karena aku tahu kamu bahagia dengan hidupmu… atau setidaknya, aku berharap begitu. Aku ingin kamu bahagia, Nanda, meskipun itu berarti aku harus melihatmu bersama orang lain."

Nanda menggeleng pelan, matanya mulai basah. "Kamu tahu aku tidak pernah mencintai Dimas… pernikahan itu… bukan keinginanku."

"Aku tahu," Sanjana menyela dengan suara rendah. "Dan itulah yang membuat semuanya terasa lebih menyakitkan. Melihatmu terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, sementara aku di sini, hanya bisa menunggu."

Nanda menutup wajahnya dengan kedua tangan, menahan tangis yang nyaris pecah. "San, aku tidak tahu… aku tidak pernah tahu kamu merasakan ini."

Sanjana bangkit dari kursinya, mendekat ke arah Nanda. "Aku tidak butuh kamu tahu, Nanda. Yang kubutuhkan hanya satu melihatmu bahagia. Tapi ketika kebahagiaan itu direnggut darimu, aku tidak bisa lagi diam."

Nanda mendongak, matanya bertemu dengan tatapan Sanjana yang penuh ketulusan. "Lalu… sekarang apa yang akan kamu lakukan, San?" suaranya berbisik pelan.

"Kita akan pergi dari sini," jawab Sanjana dengan tegas. "Jauh dari Dimas, jauh dari semuanya. Aku akan membawamu ke tempat di mana kamu bisa menemukan kebebasan dan kebahagiaanmu sendiri."

Nanda terdiam sejenak, merasakan kehangatan yang menjalar di hatinya. Untuk pertama kali dalam waktu yang lama, ada seseorang yang benar-benar ingin melindunginya, tanpa syarat, tanpa pamrih.

"Aku ingin percaya padamu, San," gumam Nanda akhirnya. "Bawa aku pergi… jauh dari semua ini." Gumam hatinya. Tapi, itu tidak akan mungkin Dimas tidak akan membiarkannya.

"Maaf, San. Aku ingin, tapi itu tidak akan terjadi," ucap Nanda lirih, matanya menunduk, menghindari tatapan Sanjana yang penuh harap.

Sanjana terdiam, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja didengarnya. "Nanda, kenapa? Apa kamu masih ingin bertahan dengan Dimas?" suaranya serak, menyembunyikan rasa kecewa yang mulai menyeruak di dadanya.

Nanda menggeleng pelan, air matanya mulai menggenang di pelupuk mata. "Bukan begitu, San. Aku… aku tidak ingin kamu terlibat lebih jauh. Aku tahu Dimas. Dia tidak akan tinggal diam jika tahu aku pergi bersamamu. Aku tidak bisa membiarkanmu terluka karena aku."

"Jadi kamu lebih memilih bertahan dalam pernikahan yang menyiksamu? Nanda, ini bukan tentang Dimas saja. Ini tentang kamu. Tentang kita," ujar Sanjana dengan nada yang semakin tegas.

"Aku tahu, San… Aku tahu," suara Nanda bergetar, seolah setiap kata adalah duri yang menusuk hatinya sendiri. "Tapi sekarang aku tidak bisa lagi kamu miliki. Aku istri Dimas, dan meski aku tidak mencintainya, ada ikatan yang tidak bisa kulepas begitu saja."

Sanjana mengepalkan tangannya, menahan luapan emosi yang berkecamuk. "Nanda, ikatan itu hanya di atas kertas. Hati dan kebahagiaanmu lebih dari sekadar janji yang tidak pernah dia jaga. Kau berhak untuk bebas."

Nanda menatap Sanjana dengan mata penuh luka. "Aku ingin bebas, San. Aku ingin bersama seseorang yang mencintaiku dengan tulus… seperti kamu. Tapi dunia ini tidak sesederhana itu. Ada keluargaku, ada tuntutan, ada segalanya yang mengikatku."

Sanjana mendekat, menggenggam tangan Nanda dengan lembut. "Kita bisa melewati semua itu bersama. Aku akan melindungimu, Nanda. Aku tidak peduli dengan Dimas atau siapa pun. Aku hanya peduli padamu."

Nanda menghela napas panjang, menatap jari-jemarinya yang bertaut dengan Sanjana. Kehangatan yang ia rindukan, yang membuat hatinya ingin menyerah pada rasa. Namun, kenyataan kembali menariknya.

"San, jangan buat ini lebih sulit. Aku mencintaimu… tapi aku tidak bisa bersamamu," bisik Nanda dengan suara bergetar.

Sanjana menatapnya dalam-dalam, lalu perlahan melepaskan genggamannya. "Kalau begitu… aku akan tetap di sini. Menunggumu. Sampai kamu siap untuk memilih kebahagiaanmu sendiri."

"Aku tidak akan menyerah, Nanda. Tapi jika ini yang kamu inginkan, aku akan menghormati keputusanmu. Namun, aku hanya ingin kamu tahu, bahwa pintu ini akan selalu terbuka untukmu."

Nanda menatap San dengan penuh rasa terima kasih yang dalam, tetapi juga rasa bersalah. "Terima kasih, San. Kamu terlalu baik untukku, tapi aku harus melanjutkan hidupku, apapun yang terjadi."

San mengangguk, walaupun rasa sakit masih menggelayuti hatinya. "Aku akan ada di sini, Nanda. Apa pun yang terjadi."

Setelah beberapa saat, mereka berdua berdiri dalam keheningan, menyadari bahwa perpisahan itu mungkin tidak dapat dihindari. Tetapi meskipun Nanda merasa harus melanjutkan perjalanannya sendiri, di dalam hatinya, dia tahu bahwa suatu saat, perasaan ini mungkin akan membawanya kembali kepada San. Namun untuk saat ini, dia harus menghadapi hidup yang sudah dia pilih meskipun itu penuh dengan derita dan kepahitan.

Walau hati San terasa berat, dia mengantar Nanda keluar dari gedung kosong itu, langkahnya terasa lambat, seakan ada beban yang tak bisa dia lepaskan. Selama beberapa detik, mereka hanya berjalan bersama dalam keheningan yang penuh dengan pertanyaan tak terucapkan. Nanda menundukkan kepala, matanya yang kosong menggambarkan perasaan yang saling bertolak belakang—rindu, kesedihan, dan penyesalan.

"Nanda, aku…" San mulai, suaranya serak, ingin mengungkapkan semua perasaannya, namun Nanda mengangkat tangannya, menghentikan kalimat itu.

"San, aku bisa pulang sendiri." Ucap Nanda dengan lembut, mencoba menyembunyikan luka di balik kata-katanya. "Terima kasih sudah menemaniku, tapi ini sudah cukup."

San memandang Nanda dengan tatapan penuh penyesalan, jantungnya terasa nyeri mendengar kata-kata itu. Walaupun dia tahu, ini adalah keputusan yang harus dihormati, hatinya tetap tidak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. "Nanda, kamu tahu aku tidak akan pernah bisa membiarkanmu pergi begitu saja, bukan?"

Tapi Nanda hanya tersenyum samar, sebuah senyuman yang lebih mirip dengan rasa terpaksa. "Aku harus pulang, San." Nanda melanjutkan, suaranya tegas meskipun ada gemetar di ujung kalimatnya. "Kehidupanku ada di sana. Aku tidak bisa terus menghindar."

San mengangguk pelan, tahu bahwa tak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah keputusan Nanda. Meskipun hatinya ingin sekali memeluk Nanda dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, dia tahu itu bukan jalan yang bisa mereka tempuh.

"Jika suatu saat kamu butuh aku, aku akan ada di sini, Nanda. Aku janji." San berkata dengan keyakinan yang tulus, meskipun dia tahu bahwa perasaan itu bisa saja bertepuk sebelah tangan.

Nanda mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. "Terima kasih, San. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kamu sudah cukup membuat aku merasa tidak sendirian malam ini." Nanda berbalik dan mulai melangkah menjauh. Setiap langkah yang diambil terasa semakin berat, namun dia tahu bahwa langkah ini adalah yang terbaik untuk saat ini.

San berdiri di sana, menatap Nanda yang berjalan menjauh, dan dalam diam dia berdoa agar suatu saat mereka bisa bertemu lagi di dunia yang lebih baik, jauh dari segala penderitaan yang kini membelenggu Nanda.

Sebelum Nanda hilang dari pandangannya, dia menoleh untuk memberi senyuman terakhir pada San. Senyum yang penuh dengan kesedihan, tapi juga harapan. Setelah itu, Nanda melangkah pergi, meninggalkan San dengan hatinya yang hancur dan tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

1
Dian
Semangat Thor, ayo saling dukung❤️
merry jen
jg mau nan balik sm dims tu buknny kdrt tp dh selingkhh jgg
merry jen
Bu Bu Nanda dan ankmu dh ceraii gk perlu imt cmpurr lgg x ,,klo san pyn niat jhtt terhdp Nanda biarinn itu urssn Nanda dan san ,,ursin ajj hdpmu dan ankmu yg kacau balau ituu Bu ,,cari selingkuh Dimas kmn pergi yaa
merry jen
San bukn org y kaya perushnn mntn suami Nanda ajj udd di tangan sann,,apa dan pura pura spy bs dptin Nanda atau ada niat terselubung gt sm nanda
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
merry jen
jgn smpai Dimas bundir lgg biar kn Dimas nikmatin penyesalan hdpyy
merry jen
Bu Bu cb ank cwe mu di perlakukan sm laki y gmn cbb kmu sbgaii ibu pstii minta keadilan buat ank kmuu
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚.
Menarik ceritanya/Smile/Saya suka story' perselingkuhan/Slight/.
NinLugas: terimakasih kka
total 1 replies
merry jen
mau sekaya apa pun klo tindkkn yg Dimas lakukan bklnn menghancurkan hdpp yaa Dimas
NinLugas: betul kk terimakasih sdh mampir
total 1 replies
merry jen
mata mmu buta dayuu jdii bgtu lahh gk pdlii anky mati di tangan mantu yaa sndrii
NinLugas: krna 10m kk 😭
total 1 replies
angel
Nextt!
NinLugas: siap kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!