NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Ummi

Jodoh Jalur Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.

Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.

Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.

Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Ketika Senja Menghadapi Hati yang Tak Bisa Dibohongi

Hari itu, suasana di rumah Ummi Ratna terasa lebih hangat dari biasanya. Mungkin karena sudah sering mampir ke sini, aku merasa rumahnya sudah seperti rumah sendiri. Ummi Ratna selalu menyambutku dengan senyuman hangat, seperti ibu kandungku sendiri. Aku tahu dia sangat baik hati, dan setiap kali aku datang, ada rasa nyaman yang sulit aku ungkapkan. Kami duduk di ruang tamu, diselingi obrolan ringan tentang banyak hal—tentang pekerjaan, tentang kehidupanku, bahkan tentang kebun kecilnya yang selalu ia rawat dengan penuh kasih.

Aku tak merasa canggung sama sekali. Bahkan, aku bisa menganggap Ummi Ratna seperti ibu kandungku sendiri. Dia tak pernah menghakimi, selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberiku nasihat bijak yang kadang tak pernah aku dengar dari orang lain. Sungguh, aku merasa beruntung bisa mengenalnya, terutama setelah kehadirannya yang mendalam dalam hidupku.

Hari itu, setelah beberapa saat ngobrol, Ummi Ratna tiba-tiba menatapku dengan mata yang lembut. "Senja," katanya pelan, namun suaranya tetap penuh ketegasan yang lembut. "Boleh Ummi tanya sesuatu?"

Aku mengangguk, meski sedikit curiga, namun rasa nyaman ini menghapus rasa was-wasku. "Tanya apa, Ummi?"

"Tentang Galaksi," jawab Ummi Ratna, sambil tersenyum tipis. "Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa dia itu anak yang sangat ummi sayangi, dan Ummi berharap Kamu bisa mengerti dia, Senja. Aku juga lihat, selama beberapa waktu ini, ada sesuatu yang berbeda antara kalian berdua."

Tiba-tiba hatiku terasa berat. Aku tahu apa yang akan dia tanyakan, dan jujur, aku tak tahu harus menjawab apa. Perasaan yang selama ini aku simpan di dalam hati mulai terasa menyesakkan. Ummi Ratna menunggu jawabanku dengan penuh kesabaran. Aku terdiam sejenak, mencoba menyusun kata-kata. Namun, yang bisa kuucapkan hanyalah kejujuran yang sudah terlalu lama kutahan. Apalagi aku tahu, ummi memang ingin aku mengenal putranya sejak awal.

"Ummi," suaraku hampir bergetar. "Aku... aku suka sama Galaksi." Aku berhenti sejenak, merasakan jantungku berdetak kencang. "Tapi aku takut. Aku takut hubungan kami enggak berjalan dengan baik. Aku takut kalau aku nggak bisa memenuhi harapannya, atau kalau suatu saat aku bakal kecewain dia. Ummi tahu aku berbeda dari gadis lainnya. Aku bukan gadis Sholehah yang berpenampilan tertutup seperti ummi."

Ummi Ratna tersenyum lembut, seolah sudah menunggu jawaban itu. "Ummi sudah tahu, Senja. Ummi tahu kamu lebih dari sekadar teman bagi Galaksi. Tapi kamu nggak perlu takut. Kalian punya jalan kalian sendiri. Jangan terlalu khawatir dengan masa depan, yang penting kalian berdua jujur dengan perasaan masing-masing. Dan soal penampilan, semua orang bisa berubah, perlahan dan semuanya berproses. Ummi dulu juga tidak langsung seperti ini."

Aku tak bisa menahan senyum. Kata-kata Ummi Ratna benar-benar menguatkanku. Meskipun aku masih merasa ragu, aku tahu bahwa untuk pertama kalinya, aku tak perlu menyembunyikan perasaan ini lagi.

Namun, saat aku tengah menyadari apa yang baru saja kututurkan, terdengar suara pintu yang terbuka pelan. Tiba-tiba, aku melihat sosok Galaksi masuk ke rumah Ummi Ratna, matanya langsung tertuju ke kami yang sedang duduk di ruang tamu.

Dia terhenti sejenak di pintu, mendengar percakapan kami yang baru saja terjadi. Jantungku seakan melompat ke tenggorokan. Aku bisa merasakan tatapannya yang tiba-tiba berubah serius, dan itu membuatku merasa seperti waktu berhenti. Galaksi memang tak bermaksud menguping pembicaraan kami berdua, ia kebetulan akan memasuki rumah dan mendengar semua obrolan aku dan umminya. Aku gak tahu apa yang sedang ia pikirkan sekarang.

"Senja..." suara Galaksi terdengar rendah, hampir tak bisa kupercaya.

Aku memandangnya dengan cemas. Di satu sisi, aku ingin lari dari kenyataan bahwa dia mendengar percakapan kami, tetapi di sisi lain, aku merasa lega. Lega karena akhirnya dia tahu bahwa perasaan yang selama ini aku coba sembunyikan, sebenarnya sudah lama ada.

Ummi Ratna tersenyum lagi, seolah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. "Galaksi, kamu dengar kan? Kalau Senja sudah jujur sama perasaannya."

Galaksi hanya mengangguk pelan, namun ada kilatan sesuatu di matanya,entah kebingungan, atau mungkin sedikit cemas. "Gue... Gue nggak nyangka bakal denger ini dari lo, Senja."

Aku terdiam sejenak, lalu Galaksi perlahan berjalan menuju kami. Matanya menatapku dengan intens, namun kali ini, ada sedikit senyum di wajahnya yang membuat hatiku sedikit lebih tenang. "Lo nggak perlu takut, Senja. Gue juga nggak pernah minta Lo buat jadi sempurna. Yang gue butuh cuma lo yang jadi diri lo sendiri."

Perasaan yang tadi sempat gelisah, kini mulai terasa lebih ringan. Aku akhirnya mengakui, bahwa perasaan itu memang ada, dan tak perlu lagi disembunyikan. Galaksi sudah mendengar semuanya, dan entah kenapa, itu justru membuat hatiku lebih tenang. Mungkin ini adalah langkah awal untuk menjalani sesuatu yang lebih berarti, meskipun penuh dengan keraguan dan ketakutan.

Ummi Ratna melihat kami dengan senyum yang sangat mengerti. "Kalian berdua sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang terbaik buat kalian. Jangan ragu lagi, Senja. Ummi yakin kalian bisa melaluinya bersama."

Galaksi sebenarnya ingin mengulurkan tangannya, namun tak enak di sana ada Ummi terus mengawasi interaksi kami berdua. Dan ada dorongan di hatiku juga ingin menggenggam tangan yang selama ini selalu membantuku, dan aku benar-benar lega, merasa seolah ada sesuatu yang tak perlu lagi disembunyikan. Meski langkah ini terasa berat, aku tahu ini adalah langkah yang benar.

Aku tersenyum, akhirnya merasa bahwa aku telah menemukan jalan yang selama ini aku cari.

To Be Continued...

1
Siti Faridla Nuryani
ribet
rina Rismayanti
Luar biasa
Amin Srgfoo
menarik
Nanik Arifin
lari dari masalah, bukan sesuatu yg baik senja.
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah orang orang disekitarmu mereka orang yang baik, Assyifa
Nurgusnawati Nunung
Hayooo semangat..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah ada teman untuk berbagi. semangat thor
Nurgusnawati Nunung
menarik ceritanya. semangat thor
Musim_Salju: Terimakasih kak selalu hadir di setiap karya author 😘🤗
total 1 replies
Nunuy
Dapat notif langsung cuss baca..ternyata bagus dan buat penasaran,lanjutttt 💪💪
Musim_Salju: Alhamdulillah, semoga menghibur kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!