Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malaikat Tanpa Sayap
"Astaga! Apa yang sedang kau pikirkan, Ferdi?" gumam Ferdi yang barusaja sadar dari lamunannya setelah memandang kepergian Delisa.
Sontak dia melangkahkan kakinya kembali menaiki anak tangga menuju ruang kerja Albert.
"Buang jauh-jauh makanan itu dari hadapanku!" titah Albert saat Ferdi memasuki ruang kerjanya yang tengah membawa Gyoza buatan Delisa.
"Membuangnya? Apa kau tak salah kak, bukannya ini makanan favorit mu dari kecil," kata Ferdi mengingatkan Albert.
"Tidak, aku tidak menyukainya!" jawab Albert ketus sambil mengkroscek beberapa berkas yang ada di meja kerjanya.
"Hmmm, ini enak sekali kak. Apa kau yakin tak ingin mencobanya?" tanya Ferdi yang tengah menikmati Gyoza buatan Delisa, sambil di cocol dengan Chilli oil.
Telinga Albert yang sudah panas mendengar ocehan Ferdi sontak menatap tajam ke arah Ferdi. Namun, Ferdi sama sekali tak mengindahkan tatapan itu, dia terus memakan nya dan menikmati setiap sensasi dari Chili oil tersebut.
Setelah selesai menyantap habis makanan itu, lalu Ferdi mendongakkan wajahnya mengambil sebotol air yang ada di hadapannya.
"Hei ... kenapa wajahmu murung sekali, apa yang kau pikirkan?" tanya Ferdi mengerutkan keningnya menatap intens wajah Albert yang tengah di tekuk seperti benang kusut.
"Jangan bilang kau masih mencari gadis itu?" tebak Ferdi, namun Albert masih bergeming tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut pedasnya.
"Hei ayolah, kakak jangan terlalu fokus dengan gadis yang belum jelas asal-usulnya itu? Ingat gadis manapun bisa kau dapatkan. Apa kakak lupa kalau kakak pria berkuasa di kota ini, semua wanita mendambakan mu!"
Albert menghela nafas berat lalu menghembuskan nya secara kasar. "Aku tidak bisa melupakannya. Dan asal kau tahu, dia seperti malaikat tanpa sayap bagiku! Gadis itu telah menyelamatkanku dari serangan orang jahat yang ingin mencelakai ku."
"Ayolah Kak mana sosok Kak Albert yang tangguh, lagi pula kejadian itu sudah terjadi belasan tahun. Bagaimana kalau gadis itu tumbuh jadi jelek, pendek atau dia sudah menikah. Apa kakak yakin masih ingin bersamanya?" tanya Ferdi kembali menatap intens Albert yang masih bergeming duduk di tempatnya.
"Aku yakin Fer, aku tidak akan melihat fisiknya. Apapun yang terjadi perasaanku tetap sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sama sekali. Dan aku sangat yakin kalau dia belum menikah!" tegas Albert yang tekadnya sudah bulat.
"Bagaimana pun dia telah menyelamatkan ku Fer, aku tidak akan melupakan hal itu. Aku sudah berjanji kepadanya bahwa aku akan menikahinya saat dewasa nanti," sambung Albert mengungkapkan segala apa yang ada di benaknya.
"Hahahaha ... kau ini konyol sekali kak. Ingin menikah dengan gadis yang bahkan tidak kau tahu namanya. Kau tahu bukan kalau itu adalah cinta monyet, jadi lebih baik kakak tidak usah terlalu serius menanggapinya."
"Ya itu menurutmu, tapi menurutku lain. Sudahlah lebih baik kau pergi dari sini, aku pusing mendengar ocehan mu!" ucap Albert ketus.
🌷🌷🌷
Di sebuah ruangan tampak dua orang wanita yang berbeda usia tengah sibuk bergelut dengan alat dapur nya. Wanita itu adalah Delisa yang sedang membantu Bi Mimi di dapur untuk menyiapkan makan malam. Delisa sengaja melakukan itu karena jika di dalam kamar terus akan membuatnya merasa pusing. Jadi Delisa memutuskan untuk menikmati hidupnya di dalam mansion, walaupun penuh dengan siksaan.
"Non Delisa, lebih baik Non ke kamar. Nanti Non capek jika membantu Bibi terus," ucap Bi Mimi merasa tidak enak, terlebih Delisa adalah istri dari Majikannya.
"Sudahlah Bi, tidak apa-apa. Ini hanya pekerjaan mudah saja, lagian aku bosan jika di kamar terus," balas Delisa tersenyum yang kemudian melanjutkan pekerjaan nya kembali.
"Baiklah, tapi ingat Non Delisa tidak boleh bertindak konyol lagi saat melihat benda tajam," kata Bi Mimi memperingati Delisa.
"Siap Bi. Aku janji tidak akan melakukannya lagi," ucap Delisa tersenyum menatap Bi Mimi.
Di dalam hatinya Delisa bersorak gembira bisa keluar dari kamarnya dan melakukan hal yang selama ini dia kerjakan. Walaupun Delisa anak dari keluarga yang berada tapi dia sama sekali tidak manja, tidak seperti anak orang kaya lainnya yang selalu di layani oleh pelayan di mansion nya.
"Semoga Non Delisa betah tinggal disini, dan bisa merubah sikap kasar Tuan Albert," kata Bi Mimi yang menaruh harapan pada Delisa selaku istri dari Tuan Mudanya.
"Hahahaha ...."
Delisa tertawa mendengar ucapan Bi Mimi yang baginya hal mustahil bagi sosok Albert berubah jadi pria baik. Mengingat sikap dan perlakuan Albert yang sangat kejam pada dirinya rasanya sulit untuk Albert melakukan hal itu.
"Manusia iblis seperti dia tidak akan bisa berubah jadi baik Bi. Selamanya dia akan terus berbuat jahat dan bertindak semaunya," sambung Delisa.
"Hussh, Non Delisa tidak boleh bicara seperti itu. Kalau Tuan Albert tau nanti dia akan marah," kata Bi Mimi memperingati Delisa.
🌷🌷🌷
Tepat pukul 22.00 malam Delisa keluar dari kamarnya, berjalan menuruni anak tangga menuju ke taman belakang yang ada di mansion tersebut. Kini Delisa sedang duduk di taman sambil membaca buku. Tanpa Delisa sadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan dirinya dari kejauhan, siapa lagi kalau bukan Albert pria kejam bak seperti monster.
Dengan langkah lebar Albert berjalan menghampiri Delisa yang sedang asyik membaca buku. Sontak membuat Delisa terkejut kala Albert merampas buku yang ada di genggaman Delisa.
"T- tuan Albert ...!" ucap Delisa terbata.
"Apa yang kau lakukan disini? Atau jangan-jangan kau berniat kabur dariku," tanya Albert penuh intimidasi menatap Delisa.
"T- tidak Tuan. Saya hanya ingin ..."
Delisa yang belum selesai bicara tiba-tiba dia mendapatkan sebuah tamparan keras di wajah nya.
PLAK!
"Jangan harap kau bisa lepas dariku! Dan ingat kemana pun kau pergi aku akan menemukanmu, bahkan ke neraka pun kau akan ku temukan!" tegas Albert menyorot tajam ke arah Delisa.
"Jelas saja kau akan menemukan ku di neraka secara kau kan manusia berwujud iblis!" ucap Delisa yang tak ingin kalah.
"Kau ... berani sekali melawanku? Dan bilang jika aku pria berwujud iblis," Albert tak menyangka jika wanita yang ada di hadapannya berani mengatainya seperti itu. Seketika dada Albert bergemuruh hebat menahan sebuah amarah yang membuncah di dalam sana.
"Ya, aku berani melawan mu! Kenapa? Apa kau takut denganku," tantang Delisa tersenyum mengejek menatap Albert yang amarahnya semakin mendidih.
Mendengar kalimat yang keluar dari bibir Delisa sontak Albert mencengkeram kuat tangan Delisa dan menariknya hingga membuat Delisa meringis kesakitan.
"Auuuuww, lepaskan!" teriak Delisa mencoba lepas dari genggaman tangan kekar Albert.
"Diam kau!" bentak Albert yang terus menyeret Delisa menuju ke area kolam.
Tampak Delisa terseok-seok berusaha menyamakan langkahnya dengan Albert, dan kini Albert tampak murka dan ingin memberikan pelajaran pada Delisa akibat telah melawannya.
"Rasakan ini wanita bodoh!" ucap Albert sambil memasukkan kepala Delisa ke dalam kolam.
Albert tersenyum puas melihat Delisa yang tersiksa seperti itu, dia ingin melihat Delisa mati secara perlahan di tangannya. Albert terus menekan kepala Delisa ke dalam kolam, namun tak menyurutkan niat Delisa yang berusaha melawan Albert tapi dia kalah dengan tenaga yang di miliki oleh Albert.
Beberapa detik kemudian Albert menarik kuat rambut Delisa membuat wanita itu mendongak menatap wajah Albert.
"Apa kau masih berani melawanku hah?" tanya Albert dengan sorot tajam.
Delisa tersenyum sinis menatap Albert membuat pria itu semakin murka dan kembali memasukkan kepala Delisa ke dalam kolam tanpa ampun. Albert sangat geram melihat sikap Delisa yang sama sekali tidak takut kepadanya, dan baru kali ini ada seorang wanita yang berani melawan nya.
Setelah puas dengan aksinya, Albert melangkahkan kakinya meninggalkan Delisa sendirian di kolam. Sementara Delisa terus menatap kepergian Albert hingga hilang dari pandangannya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂