Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20.
Wanita itu, Dorothy, Sekretaris Bastian, sangat tidak suka pada Carla, karena selalu menempel pada Bastian.
Dorothy ingin sekali mendepak jauh-jauh Carla, karena penghalang baginya untuk mendapatkan cinta Bastian.
Kalau Carla di dekat Bastian, Bosnya itu tidak menunjukkan rasa peduli pada Carla, yang selalu merecoki Bastian.
Tapi, begitu Carla pergi, Bastian langsung menasehati dirinya, harus menaruh rasa sopan pada Carla, karena Carla adalah Bosnya yang sebenarnya.
Dan, itu sangat menjengkelkan bagi Dorothy, karena memang Carla lah Bos yang sebenarnya.
Terkadang Dorothy ingin bicara dengan berani kepada Bastian, kalau Carla sebaiknya di asingkan saja, supaya tidak terlihat di sekitar Bastian.
Dan, saat ini mereka tanpa sengaja berpapasan, pesta pembukaan hotel baru hasil rancangan Bastian, mengundang banyak kolega, bahkan sampai dari luar negeri juga datang malam ini.
Dorothy awalnya sekilas tidak mengenali Carla.
Tapi, saat Bastian tiba-tiba menghampiri mereka, yang tengah saling memandang, dengan pandangan berbeda satu sama lain, Dorothy baru sadar, kalau gadis cantik yang berdiri di depannya, ternyata keponakan Bastian yang terkenal jelek dan norak.
"Carla, Ayo ikut dengan Paman sebentar!"
Carla yang sedang menatap Dorothy, melihat raut wajah Dorothy yang tiba-tiba berubah, saat mendengar Bastian memanggil namanya.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Bastian menatap curiga Dorothy.
"Ti.. tidak ada, Tuan!" Dorothy jadi gugup, karena Bastian mencurigai nya.
Bastian kemudian menatap dingin pada Dorothy, seakan Bastian tidak mempercayainya.
"Ayo!" Bastian merangkul bahu Carla.
Mata Dorothy mendadak terbelalak, memandang tangan Bastian merangkul bahu Carla.
Sebelumnya Bastian tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada Carla, karena Bastian sangat kesal Carla selalu mengganggunya.
Dorothy mengepalkan tangannya, merasa kesal dengan perlakuan Bastian, yang tidak seperti biasanya.
"Sialan! aku bisa-bisanya kalah dari anak ingusan! benar-benar menjengkelkan! sejak kapan dia mengubah dandanannya menjadi cantik seperti itu?" Dorothy memandang kepergian Carla dan Bastian.
Bastian terlihat penuh perhatian merangkul Carla.
Sementara itu, Carla dengan kesal menyingkirkan tangan Bastian dari bahunya.
"Aku tidak ingin jadi bahan gosip di media sosial, dan tivi, cara Paman merangkul bahuku, akan membuat banyak orang, jadi salah paham melihat kita berdua!" kata Carla dingin, lalu menjaga jarak langkahnya dengan Bastian.
"Bukankah kamu ingin Paman memperlakukan mu seperti ini? kenapa kamu jadi tidak suka?" tanya Bastian, seraya mengikuti langkah kaki Carla yang lambat.
Carla menghentikan langkahnya, dan menengadah memandang Bastian, yang berdiri menjulang di sampingnya.
Carla mendengus dingin, "Aku baru terbangun dari tidurku, ternyata selama ini aku begitu bodoh, bisa-bisanya menyukai lelaki tua seperti Paman!"
"A.. apa?" mata Bastian terbelalak, "Tua? aku tua?"
"Iya! tua! lihat di rambut Paman sudah ada uban, aku baru perhatikan beberapa hari yang lalu, jadi.. tiba-tiba aku tersadar, gadis muda dan secantik aku, ini bisa-bisanya jatuh cinta dengan pria tua seperti Paman, aku seharusnya jatuh cinta pada seorang pria yang masih muda!" kata Carla dengan tenangnya.
Tangan Bastian sontak menyentuh rambutnya, saat Carla mengatakan sudah ada uban di antara rambutnya.
Tapi, saat ia ingat kata terakhir Carla, membuat Bastian tidak suka, perasaannya tiba-tiba terasa tidak nyaman.
"A.. apa? tidak bisa! kamu tidak boleh sembarang jatuh cinta kepada seorang pria, Paman harus menyelidiki kepribadian lelaki itu! apakah dia baik padamu hanya karena kamu kaya!" Bastian semakin tidak senang mendengar apa yang di katakan Carla.
"Siapa yang kaya? aku tidak kaya! Paman tidak usah sok perhatian padaku!" Carla kembali melanjutkan langkahnya.
Pria tua? telinga Bastian memerah, menahan rasa kesal yang sangat dalam. Dia merasa belum tua, usianya baru tiga puluh dua tahun, ia seorang pria dewasa, bukan tua!
Bastian mengejar Carla yang telah berjalan kembali, dengan cepat tangan Bastian meraih tangan Carla.
"Ke sini!" ia menarik tangan Carla, menghampiri beberapa pria yang sedang mengobrol.
Mereka menoleh, memandang kedatangan Bastian dan Carla mendekat pada mereka. Dan lebih tepatnya, fokus memandang Carla.
"Apakah ini putri tunggal Tuan Miller?" salah satu pria itu bertanya, saat Carla dan Bastian telah berdiri di antara mereka.
"Iya, benar sekali, Carla Magdalena Miller, putri kak Frederick!" jawab Bastian merangkul bahu Carla.
"Dia terlihat mirip dengan Nyonya Miller!" sahut pria lainnya, memandang Carla sembari tersenyum.
"Ini Tuan Jimmy, dia Direktur cabang grup Miller di luar negeri, ini Tuan Edison, Direktur cabang grup Miller juga di luar negeri, dan ini Tuan Lionel dan Tuan Nicky, mereka ingin bekerja sama dengan cabang grup Miller di luar negeri!" Bastian mengenalkan empat pria beda usia, dan peran mereka bagi grup Miller.
Carla hanya mendengarkan saja, tidak terlalu menyimak apa yang di katakan Bastian.
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Bersambung.....